TEMPO.CO, Jakarta - Pernah membayangkan dunia game muncul di dunia nyata? Itulah tren yang sedang terjadi di Angkor Wat, Kamboja. Banyak wisatawan asing yang mengunjungi situs warisan dunia UNESCO itu terinspirasi game populer Temple Run mencoba pengalaman di game di sana lalu membagikannya di media sosial.
Tren baru ini meningkatkan promosi industri pariwisata negara tersebut. Selain menyoroti warisan budayanya yang kaya, tren ini menawarkan cara yang mendebarkan untuk menjelajahi situs-situs bersejarahnya.
Temple Run
Temple Run, yang dikembangkan oleh Imangi Studios, adalah game di mana pemain mengendalikan seorang penjelajah yang harus menghindari berbagai rintangan di kuil kuno, terinspirasi film-film petualangan seperti Indiana Jones dan Tomb Raider.Game ini dirilis pada 2011 dan saat ini sudah mencapai lebih dari satu miliar unduhan.
Temple Run di dunia nyata dapat dibayangkan dengan jelas di kuil-kuil kuno yang dikelilingi oleh hutan lebat di negara itu. Perjalanan unik memamerkan keindahan kuil dan menekankan pentingnya melestarikan harta karun tersebut.
Konten viral di TikTok
Salah satu konten kreator yang ikut tren ini adalah @emiliabfantoni, yang videonya telah ditonton jutaan kali di TikTok.
Video yang diberi judul “Temple Run in real life in Angkor Wat” memperlihatkan seseorang berlari melalui jalan setapak di situs bersejarah tersebut. Musik latar yang mendebarkan dari permainan tersebut juga disisipkan dalam video tersebut. Bahkan suara gerutuan penjelajah Temple Run saat mereka melompati rintangan dan suara-suara saat mengumpulkan koin juga disisipkan dalam banyak klip yang mengikuti tren viral ini.
Angelina Dougherty, yang dinobatkan sebagai Pacific Miss Asian American 2023, baru-baru ini ikut serta dalam tren tersebut, menarik lebih dari 34.000 penayangan lewat unggahan daringnya.
Dougherty yang merupakan keturunan Kamboja aktif mempromosikan warisan budayanya dan menampilkan tarian tradisional Apsara. Partisipasinya dalam tren ini semakin menonjolkan keindahan dan signifikansi budaya kuil-kuil Kamboja.
Promosi situs wisata
Tren TikTok ini menguntungkan industri pariwisata Kamboja karena peningkatan eksposur situs wisatanya kepada pengunjung internasional.
Karena situs bersejarah ini memiliki signifikansi budaya dan agama yang penting bagi penduduk setempat, beberapa kreator konten juga menunjukkan diri mereka memberikan penghormatan di akhir video Temple Run mereka.
Meski menjadi tren di media sosial, saat ini tidak ada acara Temple Run resmi di Angkor Wat. Tidak dijelaskan juga apakah tren ini telah melanggar salah satu kebijakan kunjungan situs tersebut.
THE PHNOM PENH POST | CHINA DAILY
Pilihan Editor: Tiktoker Vietnam yang Sebut Angkor Wat berada di Thailand Didenda Rp4,6 Juta