TEMPO.CO, Yogyakarta - Suhu udara terendah di wilayah Yogyakarta mencapai 16,6 derajat Celcius pekan ini. Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, suhu terendah itu terjadi pada 11 Agustus 2024 lalu. Pada awal Agustus lalu, suhu terendah di Yogya masih terpantau di kisaran 19-20 derajat celcius.
"Suhu 16,6 derajat itu terpantau alat deteksi di Kabupaten Bantul Yogyakarta," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas di Yogyakarta, Jumat, 16 Agustus 2024.
BMKG Yogyakarta menyatakan, fenomena bediding atau turunnya suhu secara drastis saat musim kemarau di Yogyakarta ini sebenarnya sudah terjadi dalam 11 hari terakhir, dengan fluktuasi berbeda beda. BMKG Yogya mewanti-wanti suhu terendah, terutama saat malam hingga dini hari, itu masih berpotensi untuk beranjak lebih rendah atau lebih dingin lagi.
Reni mengatakan, pemicu penurunan suhu di Yogyakarta dan daerah Indonesia lain saat ini karena adanya pergerakan massa udara dari Australia yang membawa massa udara dingin dan kering melewati wilayah Indonesia atau disebut dengan Monsoon Dingin Australia.
"Selain itu pada puncak kemarau ini kandungan air di dalam tanah menipis, kandungan uap air di udara juga rendah, yang dibuktikan dengan rendahnya kelembaban udara," kata dia.
Fenomena bediding tersebut juga dipicu kemarau yang membuat tutupan awan relatif sedikit dan pantulan panas dari bumi yang diterima dari sinar matahari tidak tertahan oleh awan, tetapi langsung terlepas dan hilang ke angkasa.
"Bediding dapat terjadi selama periode musim kemarau. Suhu terdingin akan terjadi pada bulan Agustus saat memasuki puncak musim kemarau," kata Reni.
Untuk menghadapi fenomena bediding saat puncak kemarau ini, BMKG mengimbau masyarakat memperhatikan pola tidur dan konsumsi vitamin untuk tetap menjaga tubuh hangat.
"Perlu menjaga asupan makan sehat dan konsumsi air dalam jumlah yang
cukup serta rutin berolahraga," kata dia.
Warga yang berpergian terutama saat malam hari di Yogyakarta juga diimbau menggunakan pakaian yang tebal dan hangat.
Pilihan Editor: Musim Dingin, 7 Negara Ini Hampir Tak Mengalami Siang Hari