Saat rombongan tiba, daging yang sudah dipotong siap dimarinasi dengan paket bumbu giling dan bumbu iris. Azhar menjelaskan, garam tak sekaligus dimasukkan ke dalam daging yang dimarinasi tadi, tapi dimasukkan secara bertahap. Baru setelahnya kelapa sangrai dimasukkan dan diberi air untuk mengempukkan daging. Setelah daging empuk, nangka dan pisang dimasukkan dan ditambahkan garam dan daun kari.
Masakan ini sering kali disajikan saat hari besar Idulfitri dan Iduladha, pesta perkawinan, peringatan, atau selamatan orang meninggal atau tasyakuran.
Dimasak oleh Kelompok Laki-laki
Memasak kuah beulangong biasanya dilakukan para laki-laki di kampung-kampung. Mereka mempelajari cara memasak dari tetua atau senior mereka.
“Kalau ada acara, ada panitia memasak, biasanya kami ditunjuk atau dipanggil,” ujarnya kepada Tempo.
Mereka berasal dari Desa Bada, Kecamatan Inginjaya, Kabupaten Aceh Besar. Begitu mendapatkan pesanan atau diminta untuk memasak kuah beulangong, mereka segera ke pasar Lambaro untuk berbelanja.
“Tinggal pesan atau bilang ke pedagang langganan kami, misalnya untuk daging 20 kilogram, mereka akan menyiapkan aneka bumbu mentahnya,” ujar Azhar.
Mereka berbelanja daging khusus untuk masakan tersebut, yakni daging sapi kualitas nomor dua, di bagian paha. Mereka juga menyertakan tetelan dan tulang rusuk. Sejumlah bumbu, rempah menjadi pelezat daging tersebut. Selain daging juga disiapkan nangka muda dan pisang kepok yang masih belum terlalu matang.
Baru setelahnya mereka akan mengolahnya. Untuk memasaknya, disiapkan belanga yang cukup besar. Diameternya hampir satu meter.
Azhar dan Ibnu menyebutkan sejumlah bumbu dapur dan rempah-rempah yang cukup kompit seperti bawang merah, bawang putih, cabe rawit, cabe besar, bubuk cabe (cabe kreng), jahe, kunyit, lengkuas, kaskas, garam, asam jawa, anak ganja (biji ganja), ketumbar, kelapa giling, lada hitam. Bumbu-bumbu itu akan diiris dan digiling.
Kuah beulangong ini disajikan bersama-sama beberapa jenis lauk lain dalam tradisi Idang Meulapeh. Tradisi ini biasanya ditemui pada upacara pernikahan di Aceh untuk menjamu keluarga besan atau untuk tamu undangan di acara Maulid Nabi dan acara adat lainnya. Hidangan ini bercita rasa tinggi dan tidak akan disantap oleh tamu biasa.
Idang Meulapeh disajikan untuk tamu khusus sebagai bentuk penghormatan dari tuan rumah. Menunya istimewa, seperti masakan daging, gulai Aceh, gulai masak puitih, dendeng, acar, beberapa sayur, dan sambal.
Hidangan dimasukkan dan ditata berlapis dalam wadah yang terdiri dari talam, dalung dan tudung saji (sangee), tempat yang dilapis dengan kain merah dan kuning berhias ornamen warna emas.