Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyusuri Oba Kami, Pasar Kerbau di Tana Humba

Pasar hewan Oba Kami menjual kerbau, babi, dan sapi untuk kebutuhan acara adat pernikahan dan penguburan orang meninggal di Desa Pogo Tena, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Kamis, 25 Mei 2023 (TEMPO/Shinta Maharani)
Pasar hewan Oba Kami menjual kerbau, babi, dan sapi untuk kebutuhan acara adat pernikahan dan penguburan orang meninggal di Desa Pogo Tena, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Kamis, 25 Mei 2023 (TEMPO/Shinta Maharani)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Cahaya matahari menyepuh tubuh gempal sekawanan kerbau berpayung hijau dedaunan jambu mete. Binatang memamah biak itu sedang goleran, ada yang mengunyah rumput, dan berak pada  jerami yang mengepung pohon. Sebagian blantik meriung di atas bambu, bermain catur dalam embusan angin Tana Humba, sebutan Pulau Sumba pada Kamis, 25 Mei 2023. Penjual lainnya di pasar kerbau itu menambatkan tali kekang hewan itu pada pohon jambu monyet. 

Pasar Oba Kami Jantung Ekonomi Warga

Oba Kami, pasar hewan di Desa Pogo Tena, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur  penuh puluhan kerbau yang didatangkan dari  Sumba Timur. Pasar Oba Kami menjadi jantung ekonomi warga setempat. Kerbau merupakan satu di antara hewan ternak penting dalam kehidupan masyarakat Sumba. Hewan ini dibawa dalam pesta adat pernikahan maupun penguburan orang meninggal. 

Mei menjadi bulan pembuka maraknya pesta adat. "Harga kerbau sedang bagus," kata salah satu penjual kerbau, Lexi Ate ditemui di Pasar Oba Kami. 

Menurut Lexi, harga kerbau bisa mencapai 40 juta per ekor. Harga kerbau tergantung pada postur tubuh dan tanduk. Semakin besar tubuh dengan tanduk yang besar, maka harganya semakin mahal. Setiap tahun harga kerbau tinggi pada Juni hingga September karena penduduk Sumba banyak yang punya hajatan, yakni pernikahan. 

Di Sumba, orang mengenal  belis, tradisi seserahan dalam pernikahan masyarakat Sumba. Lelaki yang ingin meminang perempuan Sumba wajib memberikan sejumlah hewan ternak sebagai mas kawin, di antaranya kerbau dan kuda. 

Pasar hewan Oba Kami menjual kerbau, babi, dan sapi untuk kebutuhan acara adat pernikahan dan penguburan orang meninggal di Desa Pogo Tena, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Kamis, 25 Mei 2023 (TEMPO/Shinta Maharani)

Kerbau Simbol Kesakralan Laki-laki dan Perempuan

Kerbau menyimbolkan kesakralan hubungan laki-laki dan perempuan. Status sosial bisa dilihat dari jumlah kerbau yang diberikan kepada keluarga perempuan. Adapun dalam upacara penguburan punya arti kerbau melindungi ruh orang yang meninggal. Makam orang Sumba ditutup dengan batu di atasnya yang dihiasi dengan ukiran kepala kerbau atau tanduk. Ritual pemakaman dikenal dengan tarik batu, jenazah dikuburkan di bawah batu besar keluarga.

Warga Desa Pogo Tena, Elton Mada Kaka menyebutkan dalam adat budaya Sumba, banyaknya belis yang diberikan kepada keluarga perempuan bergantung pada kesepakatan dan status sosial pihak keluarga laki-laki. Jika perempuan yang ingin dinikahinya punya status sosial tinggi, maka pemberian belis bisa mencapai puluhan hingga ratusan ekor. 

Elton yang merupakan keturunan rato atau tokoh adat penghayat Marapu menyebutkan belis seperti kuda dan kerbau menggambarkan Sumba menjunjung tinggi perempuan. "Sebagai upaya penghormatan terhadap keluarga perempuan. Jadi laki-laki yang akan meminang harus bekerja keras," tutur dia.

Warga Sumba taat menjalankan adat secara turun temurun. Hukum adat berlaku bila dilanggar.  Keluarga yang punya kedudukan sosial tinggi dan  tak menjalankan tradisi belis harus menanggung sanksi adat dan sosial. "Bisa dikucilkan dan dimusuhi," kata Elton. 

Pasar hewan Oba Kami menjual kerbau, babi, dan sapi untuk kebutuhan acara adat pernikahan dan penguburan orang meninggal di Desa Pogo Tena, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Kamis, 25 Mei 2023 (TEMPO/Shinta Maharani)

Siang itu Lexi kedatangan seorang mama (panggilan akrab untuk perempuan Sumba) yang sedang melihat-lihat dan menawar kerbau. Dia datang bersama empat orang laki-laki. 

Menyusuri Pasar Kerbau Oba Kami

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di bawah langit biru dan sengatan panas matahari, saya menyusuri pasar hewan itu bersama Ganda Kristianto, pegiat organisasi non-pemerintah, Yayasan Satunama. Sudah dua bulan Ganda ditugaskan di Sumba Barat Daya.

Kami mengelilingi setiap sudut pasar hewan itu hingga ke kandang babi dan sapi di belakang hutan kecil jambu mete. Di kandang-kandang itu terdapat babi berwarna hitam yang mendominasi dan sapi. Babi-babi hitam berdiri di pojokan kandang, sebagian tertidur. 

Penjaga babi menabok tubuh binatang itu agar berdiri saat pembeli datang melihat-lihat. Buruh-buruh kandang babi terlihat sedang membersihkan kandang. Ada juga yang lalu lalang mengangkut babi dan sapi. 

Kami tak melihat papan pasar di sana. Yang terlihat justru sampah yang berserakan, mengganggu mata dan hidung karena bau. Pasar hewan di jantung Desa Pogo Tena itu berjarak 500 meter dari pasar tradisional yang menjual barang kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, sirih pinang, bumbu dapur, beras, ikan, daging, dan baju. Segala jenis sampah, di antaranya plastik terlihat menumpuk di pinggir jalan sekitar pasar.  

Kepala Desa Pogo Tena, Yohanes Adolf menyebutkan pemerintah desa telah berupaya membersihkan sampah-sampah itu setiap pekan. Tapi, sampah kiriman dari sejumlah desa tetangga datang lagi. 

Menurut Yohanes, pengelolaan pasar itu bertumpu pada Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya. Retribusi pasar masuk ke pemkab. Masalahnya, pemerintah setempat belum menyediakan tempat pembungan sampah akhir. "Kami berharap pemkab melalui dinas lingkungan hidup memperhatikan sampah yang jadi masalah laten," kata dia. 

Saya dan Ganda menggerutu karena sampah yang menggunung di sekitar pasar hewan. Tapi, saya juga menikmati sensasi sesaat bercengkerama dengan kerbau, menginjak feses hewan itu, mengobrol dengan blantik, dan menyaksikan mereka menikmati permainan catur. Tana Marapu yang puitik dan kental adat membuat saya sulit berpaling.  

Pilihan Editor: Wisata Kerbau Rawa di Kalsel, Melihat Kerbau Berenang di Tengah Sunset

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Menyesap Susu Kacang Mete Khas Sumba

5 hari lalu

 Susu kacang mete khas Sumba di Kafe Talasi, Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Senin, 22 Mei 2023 (TEMPO/Shinta Maharani)
Menyesap Susu Kacang Mete Khas Sumba

Di Kabupaten Sumba Barat Daya, pengelola kafe mengajari petani cara merawat jambu mete dan memanennya yang diolah menjadi susu kacang meter.


Penerbangan Terganggu Kerbau, Ada Kandang Ternak di Bandara Internasional Lombok

21 hari lalu

Scoot di Bandara International Lombok. Dok. PT AP I - Bandara Internasional Lombok
Penerbangan Terganggu Kerbau, Ada Kandang Ternak di Bandara Internasional Lombok

PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok mengatakan keberadaan kerbau warga di area terlarang Bandara berpotensi mengganggu penerbangan.


Segera Hadir, Sima Sumba Dengan Konsep Modern Ethnic dari Tanah Sumba

24 Juli 2022

Sima Sumba Hotel
Segera Hadir, Sima Sumba Dengan Konsep Modern Ethnic dari Tanah Sumba

Hotel ini akan menjadi satu-satunya hotel bintang empat di Tambolaka Sumbayang menawarkan desain kamar terkini, beberapa outlet makanan dan minuman, serta fasilitas pertemuan hingga 300 orang


Seperti Apa Pencernaan Binatang Memamah Biak?

15 Juli 2022

Seokor kerbau belang yang dijual di Ketekesu, Sulawesi Selatan, Toraja Utara, (18/12). Kerbau yang biasa disebut Tedong Bonga dan dipakai pada upacara-upacara adat ini harganya berkisar Rp.40 juta sampai Rp. 200 juta per ekornya TEMPO/Iqbal Lubis
Seperti Apa Pencernaan Binatang Memamah Biak?

Hewan ruminansia atau binatang memamah biak, spesies yang perutnya memiliki beberapa bagian terpisah


Mengapa Warga Kudus Berkurban Kerbau Bukan Sapi?

8 Juli 2022

Peternak menberi makan kerbaunya di pasar Bolu Rantepao, Toraja Utara, Sulsel, 29 Agustus 2017. Pasar Bolu atau pasar hewan merupakan pusat penjulan kerbau terbesar di Toraja. TEMPO/Sakti Karuru
Mengapa Warga Kudus Berkurban Kerbau Bukan Sapi?

Warga Kudus, Jawa Tengah, memiliki tradisi berkurban kerbau untuk Idul Adha. Mengapa begitu?


Kerbau Belang, Kereta Kencana Masyarakat Tana Toraja Menuju Nirwana

16 Juni 2022

Seeokor kerbau belang atau tedong bonga yang dijual di pasar Bolu Rantepao, Toraja Utara, Sulsel, 29 Agustus 2017. Bagi masyarakat Tana Toraja kerbau, khususnya kerbau belang, dijadikan hewan sakral dan menjadi simbol status sosial sehingga harganya mencapai ratusan juta rupiah. TEMPO/Sakti Karuru
Kerbau Belang, Kereta Kencana Masyarakat Tana Toraja Menuju Nirwana

Kerbau belang merupakan kendaraan yang diyakini masyarakat Tana Toraja untuk menuju nirwana untuk memulai kehidupan baru dengan roh para leluhur.


221 Hewan Ternak di Kabupaten Tangerang Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku

14 Juni 2022

Petugas Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang memeriksa mulut sapi di salah satu lokasi peternakan di Periuk, Kota Tangerang, Banten, Selasa 14 Juni 2022. Pemerintah Kota Tangerang melarang hewan kurban luar daerah masuk ke wilayah Kota Tangerang pada 14 hari sebelum Idul Adha guna mencegah penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). ANTARA FOTO/Fauzan
221 Hewan Ternak di Kabupaten Tangerang Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku

Kabupaten Tangerang menemukan 221 hewan ternak berupa sapi, kerbau, kambing, dan domba di wilayah itu terpapar penyakit mulut dan kuku.


Impor Daging Kerbau, Bulog Yakin Kebutuhan Daging Tercukupi

5 Juni 2022

Pekerja menunjukkan daging beku impor asal India yang tiba di New Priok Container Terminal One (NCPT1), Jakarta, Sabtu 5 Maret 2022. Menurut data dari BULOG, sekitar 60 persen dari jumlah total kontrak tahap pertama yang berjumlah 20 ribu ton daging kerbau beku asal India tersebut didatangkan untuk memenuhi kenaikan permintaan menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2022. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Impor Daging Kerbau, Bulog Yakin Kebutuhan Daging Tercukupi

Perum Bulog memastikan daging kerbau beku impor yang dilakukan bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)


Kerbau Suka Berendam dalam Lumpur, Kenapa?

6 Mei 2022

Ilustrasi Kerbau. shutterstock.com
Kerbau Suka Berendam dalam Lumpur, Kenapa?

Kerbau punya kebiasaan berkubang atau berendam lumpur untuk mengendalikan suhu tubuhnya


Menjelang Lebaran, Buwas Sebut 36 Ribu Ton Daging Kerbau Impor Akan Masuk RI

14 April 2022

Kiri ke kanan: Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad, Sekjen Kementerian Sosial Hartono Laras, Direktur Utama Bulog Budi Waseso, dan CEO DNR Corporstion Rudy Tanoesudibjo dalam konferensi pers di kantor Bulog, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis, 12 Agustus 2021. TEMPO/Francisca
Menjelang Lebaran, Buwas Sebut 36 Ribu Ton Daging Kerbau Impor Akan Masuk RI

Sebanyak 36 ribu ton daging kerbau impor akan masuk ke Indonesia hingga Lebaran mendatang. Ini adalah impor tahap kedua dari kontrak Bulog.