Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Maen Jaran, Tradisi Pacuan Kuda di Pulau Sumbawa

image-gnews
Atraksi budaya pacuan kuda di NTB. Dok. BPPD NTB
Atraksi budaya pacuan kuda di NTB. Dok. BPPD NTB
Iklan

TEMPO.CO, Mataram - Pulau Sumbawa tak hanya dikenal dengan beragam poteni wisata alamnya yang indah. Pulau terbesar kedua di Nusa Tenggara Barat itu juga identik dengan kuda.

Segala hal yang berkaitan dengan kuda bisa jadi ada di sana, mulai dari peternakan kuda, susu kuda, kuliner berbahan daging kuda hingga pacuan kuda. Untuk pacuan kuda, ini tak sekadar balapan, melainkan ada nilai tradisi di dalamnya.

Tradisi ketangkasan pemuda

Seperti halnya suku Sasak di pulau Lombok yang terkenal dengan tradisi Peresean sebagai simbol ketangkasan para pemudanya, masyarakat Samawa di Sumbawa, dan Mbojo di Bima memiliki tradisi serupa. Tradisi itu juga biasanya untuk meraih status sosial tinggi di masyarakat.

Bagi masyarakat Sumbawa, ada tradisi Maen Jaran yang berarti pacuan kuda. Di Bima juga ada tradisi Pacoa Jara serupa pacuan kuda.

Direktur Marketing Communication Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB Adit R Alfath menjelaskan bahwa Maen Jaran bagi masyarakat Sumbawa lebih dari pada sekedar olah raga berkuda. Kegiatan ini merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sumbawa dan telah menjadi sebuah tradisi turun temurun selama berabad abad.

"Kedekatan masyarakat Sumbawa  dengan kuda telah berlangsung sejak zaman kerajaan sebagai sarana transportasi, berburu dan bahkan untuk mendukung kegiatan pertanian," kata Adit.

Maen Jaran biasanya diadakan pada saat musim tanam tiba. Semua kuda terbaik dari seluruh penjuru pulau dikumpulkan dan para pemuda atau joki dipersiapkan untuk beradu kecepatan dalam menunggangi kuda kuda tersebut.

"Kuda-kuda yang dilibatkan dalam kegiatan ini tidak boleh sembarangan, semuanya harus merupakan kuda asli Sumbawa,’’ kata Adit..

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu ciri khas yang menarik dari Maen Jaran adalah adanya pelantunan Lawas (pantun khas Sumbawa) yang disebut Ngumang. Ngumang merupakan sesumbar kemenangan untuk menyemangati para joki dan menghibur penonton yang hadir. 

Pelestarian tradisi pacuan kuda

Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui ajang Gubernur Cup berusaha memperkenalkan olah raga pacuan kuda ini kepada dunia dengan menjadikan Maen Jaran sebagai salah satu Side Event utama dari event internasional MXGP Indonesia 2023.

Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan bahwa pacuan Kuda merupakan salah satu warisan budaya dan tradisi di NTB. Menurut dia, penyelenggaraan ajang pacuan kuda setiap tahun merupakan ajang silaturahmi untuk mempererat persahabatan.

"Dan salah satu cara yang tepat untuk membangun semangat kebersamaan dalam menjaga warisan kekayaan budaya bangsa agar terus lestari dan diminati oleh tiap generasi," kata Zulkieflimansyah.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB Baiq Ika Wahyu Wardhani mengatakan Maen Jaran merupakan salah satu akar budaya masyarakat Samawa (suku di Sumbawa) yang harus dijaga kelestariannya dengan cara memperkenalkannya kepada masyarakat luas. "Bahkan tidak menutup kemungkinan, Gubernur Cup - Maen Jaran atau Pacuan Kuda di NTB, khususnya di Sumbawa bisa menjadi event besar internasional sekelas Melbourne Cup di Australia," kata dia.

Pilihan Editor: Gubernur Gorontalo Minta Lomba Pacuan Kuda dan Sapi Lestari Jadi Ikon Wisata

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

3 hari lalu

Kapal kajang terparkir di Sungai Mahat Gunung Malintang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra barat. Kapal ini disiapkan untuk perhelatan Alek Bakajang pada 13-17 April 2024. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

Alek Bakajang diyakini masyarakat sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu, biasanya dilaksanakan tiga hari setelah Idulfitri.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

5 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

6 hari lalu

Penari Seblang mengenakan omprok (hiasan kepala) dari janur, daun pisang muda, dan hiasan bunga segar untuk menutup kepala dan wajah. Tradisi ini digelar 15-21 April 2024 (Diskominfo Kabupaten Banyuwangi)
Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

Seblang merupakan salah satu tradisi adat suku Osing di Banyuwangi dalam mengejawantahkan rasa syukurnya.


Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

6 hari lalu

Gunungan sayur-mayur dan ketupat menjadi bagian dari rangkaian acara Bakdo Sapi yang diadakan di Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 17 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

Tradisi Bakdo Sapi digelar di akhir perayaan Lebaran, bertepatan dengan kupatan atau syawalan


Lebaran Topat Lombok Barat Akan Diadakan di Pantai Tanjung Bias

12 hari lalu

Lebaran Topat di Lombok Barat 2023 (dok. Dinas Pariwisata Lombok Barat)
Lebaran Topat Lombok Barat Akan Diadakan di Pantai Tanjung Bias

Lebaran Topat tahun ini akan digelar pada hari Rabu, 17 April 2024


Berbagai Tradisi Lebaran di Luar Negeri, dari Arab Saudi hingga Senegal

14 hari lalu

Warga Saudi menyambut penetapan Hari Raya Idul Fitri pada hari Selasa dengan antusias.[Saudi Gazette]
Berbagai Tradisi Lebaran di Luar Negeri, dari Arab Saudi hingga Senegal

Setiap negara punya tradisi unik dalam merayakan hari raya Idulfitri atau Lebaran. Di Indonesia, Lebaran dirayakan pada 10 April 2024.


Asal-Usul Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

26 hari lalu

Sejumlah pemuda memukul bekas tong plastik sambil menyanyikan lagu-lagu religi saat berkeliling pemukiman untuk membangunkan sahur di Balakong, Malaysia, 26 Maret 2023. Sejumlah pemuda berkeliling pemukiman warga sembari memainkan musik dengan bekas tong plastik dan menyanyikan lagu religi untuk membangunkan sahur pada bulan Ramadan. REUTERS/Hasnoor Hussain
Asal-Usul Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

Asal-usul tradisi membangunkan sahur di Indonesia diyakini telah eksis sejak Islam masuk ke Tanah Air dan memiliki sebutan berbeda di setiap daerah.


Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

32 hari lalu

Senja di desa adat Waerebo, 28 April 2017. Desa adat Waerebo terletak di atas ketinggian 1200 Mdpl di Kabupaten Manggarai, NTT. ANTARA FOTO
Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

Wae Rebo, desa di perbukitan Pulau Flores, NTT dinobatkan sebagai salah satu kota kecil tercantik di dunia oleh The Spector Index, serta diakui UNESCO


PLN Sukses Sambung Listrik dari Sumbawa ke Bajo Pulau

35 hari lalu

PLN Sukses Sambung Listrik dari Sumbawa ke Bajo Pulau

Kelistrikan di Bajo Pulau menyetop operasi PLTD. Listrik ada 24 jam dan lebih ramah lingkungan.


Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

39 hari lalu

Pemantauan daging segar oleh Pemkot Yogyakarta di pasar rakyat saat Ramadhan. (Dok. Istimewa)
Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

Kasus suspek antraks di Sleman dan Gunungkidul, Yogyakarta, itu diduga kembali terjadi karena adanya tradisi purak atau brandu yang berbahaya.