TEMPO.CO, Jakarta - Maha Or, seorang bhante atau biksu dari Malaysia telah menempuh ribuan kilometer berjalan kaki untuk menuju Candi Borobudur. Pada Rabu, 17 Mei 2023, Maha Or bersama 31 bhante lainnya telah tiba di Kabupaten Cirebon Jawa Barat.
Rombongan bhante dari sejumlah negara itu sedang melakukan thudong. Secara sederhana, thudong merupakan perjalanan ritual para bhante yang dilakukan dengan berjalan kaki ribuan kilometer.
Maha Or mengatakan setiap hari, rombongannya berjalan kaki sepanjang 30 kilometer. "Perjalanan dari Thailand pada 27 Maret, selama perjalanan kami istirahat berhenti setelah berjalan 15 sampai 20 kilometer, dan setiap hari perjalanan ditempuh 30 kilometer," kata dia, Rabu.
Saat melalui Cirebon, Maha Or mengatakan ia dan puluhan bhante lainnya mendapat sambutan hangat dan antusias dari warga setempat. Mereka berjejer untuk menyambut ke-32 bhante di jalur Pantura Cirebon.
Maha Or mengatakan selama perjalanan menuju Candi Borobudur, para bhante akan beristirahat untuk menginap setelah menempuh 30 kilometer. Mereka biasanya menginap di vihara umat Buddha maupun warga keturunan Tionghoa.
"Kita jalan sampai destinasi (lokasi) yang kita rehat, untuk mencuci jubah dan istirahat satu malam, rata-rata satu hari 30 kilometer," kata Maha Or.
Sejumlah biksu berjalan kaki saat melakukan ritual thudong di jalur Pantura, Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Senin 15 Mei 2023. Sebanyak 32 biksu dari dari berbagai negara melakukan perjalanan ritual thudong dari Nakhon Si Thammarat, Thailand menuju Candi Borobudur dalam rangka menyambut hari raya Waisak pada 4 Juni 2023. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Selama menempuh perjalanan yang sudah melalui tiga negara, yaitu Thailand, Malaysia dan kini Indonesia, Maha Or mengapresiasi masyarakat Indonesia. Sebab, toleransi di Indonesia lebih baik dibandingkan di negara lainnya yang sudah dilalui.
"Yang paling bagus di Indonesia, umatnya bertoleransi, menunggu kedatangan kita masyarakatnya menyambut, masyarakat Indonesia sangat luar biasa, dari segi toleransinya, seperti menyambut kedatangan sanak saudara," kata Maha Or.
Menurut informasi, rombongan bhante ini akan berada di Cirebon hingga 20 Mei dan akan melakukan berbagai kegiatan. Diantaranya mengikuti perayaan penyerahan tanah dan blessing Sekretariat Yayasan Maha Kassapa Thera. Selanjutnya mereka akan melanjutkan perjalanan pada 22 Mei menuju Losari.
Dari Losari, mereka akan melalui Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Semarang hingga Magelang. Rombongan bhante akan mengikuti perayaan Waisak pada 4 Juni mendatang di Candi Borobudur.
Perwakilan Manajemen PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Emilia Eny Utari mengatakan perayaan Waisak tahun ini menjadi berbeda seiring kegiatan spiritual Thudong yang baru pertama kali. Pengelola pun menjanjikan akan menyambut secara khusus rombongan bhante itu begitu tiba di Magelang, termasuk untuk naik ke Candi Borobudur.
“Nanti kita akan atur. Mudah-mudahan semua apa yang menjadi harapan bhante peserta Thudong bisa mendapatkan kelancaran tiba dengan selamat, sehat selalu,” kata Emilia.
Tentang ritual thudong
Thudong merupakan ritual yang kerap dilakukan oleh para bhante. Thudong berasal dari bahasa Pali, dhutanga yang berarti latihan keras. Tudhong diartikan sebagai kehidupan mengembara, bertapa, menyendiri, dan meditatif dari beberapa bhikhu.
Dalam praktik thudong, para biksu melakukan perjalanan jauh tanpa membawa banyak perbekalan atau uang, dan mereka harus bergantung pada dukungan masyarakat dan umat Buddha di sepanjang perjalanan mereka. Tujuan utama dari thudong adalah untuk mencari pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran Buddha, membersihkan pikiran dan hati dari hambatan, dan mencapai keadaan meditasi yang lebih dalam.
Pilihan Editor: Ritual Thudong, Puluhan Bhante Berjalan Kaki Menuju Candi Borobudur untuk Rayakan Waisak
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.