Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Pantai Melayu Pulau Rempang, Pasir Putih dan Warga Lokal yang Menolak Relokasi

image-gnews
Beberapa warga bermain di Pantai Melayu, Pulau Rempang, Kota Batam, Kamis, 11 Mei 2023. TEMPO/ Yogi Eka sahputra
Beberapa warga bermain di Pantai Melayu, Pulau Rempang, Kota Batam, Kamis, 11 Mei 2023. TEMPO/ Yogi Eka sahputra
Iklan

TEMPO.CO, Batam - Kota Batam memiliki banyak pantai yang indah, apalagi sepanjang jalan lintas Barelang, Kota Batam. Salah satunya Pantai Melayu, Kecamatan Rempang, Cate, Kota Batam.

Pantai ini terdapat disebelah kanan ruas Jalan Trans Barelang, Kota Batam, tepatnya di Pulau Rempang, pertengahan antara jembatan empat dan jembatan lima Barelang.

Dari jalan utama Trans Barelang itu pengunjung bisa melihat langsung ke sebelah kanan yang terdapat plang bertuliskan 'selamat  datang di Pantai Melayu'. Butuh perjalanan sekitar 1,5 jam dari pusat pemerintah Batam Center menuju ke Pantai Melayu menggunakan kedaraaan roda dua.

Sepanjang perjalanan, pengunjung juga bisa menikmati rindangnya pohon mangrove dan birunya hamparan laut. Selain itu, tentunya terdapat beberapa jembatan penghubung pulau yang menjadi lokasi spot pengunjung berfoto.

Pantai Panjang dan Pasir Putih

Dari simpang trans Barelang, pengunjung harus menempuh jalan aspal lagi untuk sampai ke Pantai Melayu. Tidak sampai 15 menit, perjalanan pengunjung langsung disuguhkan pemandangan pesisir pantai yang luas. 

Biasanya pada pagi menjelang siang, air laut di pesisir Pantai Melayu ini surut. Siang hari menuju malam akan mengalami pasang. 

Tidak kalah menarik, suasana siang hari menawan di Pantai Melayu, seperti yang tampak pada Kamis, 11 Mei 2023. Hamparan pasir putih sangat jelas tampak di mata. Laut juga membiru.

Satu unit mobil keluar dari Gerbang Pantai Melayu, Kota Batam, Kamis, 11 Mei 2023. TEMPO/ Yogi Eka Sahputra

Beberapa pengunjung tetap berenang meskipun cahaya terik matahari sangat menyengat siang itu. "Kalau sudah masuk ke laut, segar aja," kata Ajang Nurdin, seorang wisatawan yang berenang siang itu. 

Salah seorang warga Pantai Melayu, Bobi Bani mengatakan pasir Pantai Melayu memang bersih, apalagi pada musim tertentu. "Sekarang inilah, bersih sekali, karena lagi pada musimnya," kata dia. 

Selain pasir pantai yang bersih, kawasan ini bisa disebut salah satu pantai terpanjang di Kota Batam. "Bisa jadi, ini pantai terpanjang," kata Bobi. 

Sejauh mata memandang, di seberang pantai mata dimanjakan pemandangan pulau-pulau kecil. Sesekali kapal tanker melintas di seberang pulau. Begitu juga terlihat kapal kecil nelayan bersama pantulan bayangannya di laut biru. Pemandangan ini bak lukisan di atas kanvas. 

Omset ketika Lebaran tembus 50 juta

Pantai Melayu sepenuhnya dikelola oleh masyarakat lokal Melayu. Tidak hanya menyajikan pemandangan asri, tetapi terdapat beberapa permainan di kawasan ini, seperti permainan kano, banana boad, dan lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sepanjang pantai juga sudah tersedia pondok-pondok besar yang disiapkan untuk para pengunjung bersantai. Jika pengunjung tidak ingin menyewa pondok, pohon-pohon rindang masih terjaga di sepanjang pantai untuk berteduh. 

Pantai ini bisa disebut salah satu pantai pertama yang dibuka untuk umum di kawasan Barelang. Maka, bagi masyarakat Batam, Pantai Melayu sudah tidak asing lagi menjadi salah satu pantai pilihan untuk berwisata pantai. 

Pada momen libur Lebaran beberapa waktu lalu, pengelola bisa mendapatkan omzet Rp 20-50 juta dalam sehari. Untuk satu orang pengunjung harus membayar uang masuk Rp 10 ribu.

"Sudah biasa momen Lebaran ramai, apalagi hari ke tiga, bisa sampai Rp 50 juta satu hari," ujar Hengki, salah seorang penjaga pos pintu masuk Pantai Melayu. 

Pantai Melayu terancam pembangunan

Pantai Melayu termasuk kampung warga yang tergabung dalam Kerabat Masyarakat Adat Tempatan (Keramat). Setidaknya ada 16 kampung warga asli yang tergabung dalam perkumpulan itu. Keramat terbentuk untuk warga yang menyuarakan untuk tidak direlokasi akibat proses pembangunan pulau oleh perusahaan.

Pantai Melayu sudah buka sejak 2004 untuk umum. Masyarakat lokal bersama-sama mengelola pantai satu ini.

Pantai Melayu juga kerap dijadikan warga Rempang untuk berkumpul dan bersilaturahmi, seperti yang dilaksanakan warga sekitar, Kamis. Setidaknya 16 kampung tua yang terdapat di Rempang berkumpul di Pantai Melayu. Mereka melaksanakan Halal Bi Halal sekaligus menyampaikan aspirasi penolakan relokasi tersebut.

Beberapa pekan belakangan, warga Rempang kaget ketika BP Batam menyerahkan pengelolaan Pulau Rempang ke perusahaan swasta PT Megah Elok Graha (MEG). Perusaan ini akan mengembangkan Pulau Remang, termasuk pantai menjadi kawasan industri, pariwisata, perumahan dan lainnya. Total investasinya mencapat Rp 300 triliun untuk jangka waktu sampai 2080. Pembangunan mengancam kampung-kampung warga tersebut. 

Penolakan relokasi atau pengusuran itu disampaikan warga kepada perusahaan dan pemerintah. Warga tidak melarang pembangunan, tetapi kampung mereka, salah satunya Pantai Melayu, tidak diganggu.

"Karena di sini ada nilai sejarah, makam orang tua dan sumber kehidupan kami, jadi kami menolak untuk relokasi, silakan lakukan pembangunan tetapi di luar kampung kami," kata Gerisman Ahmad, Ketua Kerabat Masyarakat Adat Tempatan (Keramat).

Pilihan Editor: Pencemaran Limbah Minyak di Batam, Pariwisata Pantai Lumpuh

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


H-4 Pengosongan Pulau Rempang: Jokowi Kirim 3 Menteri, BP Batam Minta Tambah Anggaran Rp 758,99 miliar

4 menit lalu

Polisi lengkap dengan peralatan anti huru hara menjaga aksi unjuk rasa warga Pulau Rempang di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Batam, Kepulauan Riau,  Senin, 11 September 2023. Aksi yang menolak rencana pemerintah merelokasi mereka tersebut berakhir ricuh. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
H-4 Pengosongan Pulau Rempang: Jokowi Kirim 3 Menteri, BP Batam Minta Tambah Anggaran Rp 758,99 miliar

Berdasarkan tenggat pemerintah, pengosongan Pulau Rempang pada 28 September 2023. Jokowi sudah kirim 3 menteri, BP Batam sudah minta tambah anggaran.


Temuan Komnas HAM Soal Bentrok di Pulau Rempang, Ada Selongsong Gas Air Mata dan Warga Terintimidasi

22 jam lalu

Polisi menembakkan gas air mata saat membubarkan unjuk rasa warga Pulau Rempang di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Batam, Kepulauan Riau, Senin, 11 September 2023. Aksi yang menolak rencana pemerintah merelokasi mereka tersebut berakhir ricuh. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Temuan Komnas HAM Soal Bentrok di Pulau Rempang, Ada Selongsong Gas Air Mata dan Warga Terintimidasi

Selongsong gas air mata ditemukan di atap sekolah, sebelumnya polisi sebut karena terbawa angin. Berikut sederet temuan Komnas HAM di Pulau Rempang.


Kepala BP Batam Minta Warga Pulau Rempang Tak Khawatir Target Waktu Penggusuran 28 September

1 hari lalu

Kepala BP Batam saat melakukan sosialisasi kepada warga Pasir Panjang, Pulau Rempang, Batam, Kamis (21/9/2023). TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Kepala BP Batam Minta Warga Pulau Rempang Tak Khawatir Target Waktu Penggusuran 28 September

Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan akan turun sendiri ke lapangan untuk melakukan pendekatan kepada warga di Pulau Rempang.


H-5 Pengosongan Pulau Rempang, Jokowi sampai Ustad Abdul Somad Bicara Begini

1 hari lalu

Ustad Abdul Somad. Instagram/@ustadzabdulsomad_official
H-5 Pengosongan Pulau Rempang, Jokowi sampai Ustad Abdul Somad Bicara Begini

Lima hari menjelang pengosongan Pulau Rempang, begini respons beberapa tokoh dari Jokowi sampai Ustad Abdul Somad.


Masih Ada Warga Rempang Tak Mau Pindah, Kepala BP Batam: Kita Dekati Terus

2 hari lalu

Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam Muhammad Rudi ketika ditemui di Komplek DPR RI, Rabu, 13 September 2023. TEMPO/Riri Rahayu
Masih Ada Warga Rempang Tak Mau Pindah, Kepala BP Batam: Kita Dekati Terus

Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan masih akan melakukan pendekatan kepada warga Rempang yang masih tidak mau pindah


Eks Warga Kampung Bayam bakal Dikumpulkan Bahas Tawaran DKI Pindah ke Rusun Nagrak

2 hari lalu

Eks warga Kampung Bayam yang tinggal di tenda di depan Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Rabu 20 September 2023. Pemda DKI meminta Eks warga Kampung Bayam pindah sebelum Piala Dunia U-17 2023 dihelat pada 10 November-2 Desember. Eks warga Kampung Bayam memilih tinggal di tenda-tenda yang dipasang di depan JIS sebagai bentuk protes terhadap Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Warga yang huniannya digusur demi pembangunan JIS ini belum bisa menempati Kampung Susun Bayam karena belum sepakat soal harga sewa. TEMPO/Subekti.
Eks Warga Kampung Bayam bakal Dikumpulkan Bahas Tawaran DKI Pindah ke Rusun Nagrak

Eks warga Kampung Bayam belum memutuskan tawaran pindah ke Rusun Nagrak. Mereka akan mendiskusikannya terlebih dulu.


Tolak Relokasi, Warga Rempang Sampaikan 10 Tuntutan di Depan Kepala BP Batam

3 hari lalu

Kepala BP Batam saat melakukan sosialisasi kepada warga Pasir Panjang, Pulau Rempang, Batam, Kamis (21/9/2023). TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Tolak Relokasi, Warga Rempang Sampaikan 10 Tuntutan di Depan Kepala BP Batam

Surat pernyataan tersebut membuat Kepala BP Batam bereaksi. "Yang kamu bacakan ini siapa yang bertanggung jawab," kata Rudi kepada warga Rempang itu.


Komnas HAM Duga Ada Penggunaan Kekuatan Berlebihan di Konflik Pulau Rempang

3 hari lalu

Mobil polisi melintas di permukiman warga Kampung Sembulang, Pulau Rempang, Batam, Kamis 14 September 2023. TEMPO/YOGI EKA SAHPUTRA
Komnas HAM Duga Ada Penggunaan Kekuatan Berlebihan di Konflik Pulau Rempang

Komnas HAM masih was-was dengan adanya ancaman eskalasi yang jauh lebih besar di Pulau Rempang pada 28 September 2023.


Warga Pulau Rempang Pertanyakan Kejelasan Ganti Rugi ke Kepala BP Batam

3 hari lalu

Kepala BP Batam saat melakukan sosialisasi kepada warga Pasir Panjang, Pulau Rempang, Batam, Kamis (21/9/2023). TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Warga Pulau Rempang Pertanyakan Kejelasan Ganti Rugi ke Kepala BP Batam

Warga Pulau Rempang menyatakan sejumlah lahan mereka tak masuk dalam perhitungan ganti rugi. Ada juga yang tak sesuai nilainya.


3 Langkah Pemerintah dan Polri Selesaikan Konflik di Pulau Rempang

3 hari lalu

Masyarakat Melayu Bersatu menggelar demonstrasi di depan Kantor BP Batam pada Rabu, 23 Agustus 2023. Mereka menolak rencana relokasi 16 kampung adat di Pulau Rempang dan Pulau Galang. TEMPO/YOGI EKA SAHPUTRA
3 Langkah Pemerintah dan Polri Selesaikan Konflik di Pulau Rempang

Kapolri Listyo Sigit mengatakan Polri memperkuat sosialisasi ke masyarakat sebagai prioritas utama dalam menyelesaikan konflik di Pulau Rempang.