TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi jalanan yang lancar tiba-tiba terhambat tak jelas penyebabnya hingga berakibat kemacetan menandakan phantom traffic. Mengutip publikasi Economic Implications of Phantom Traffic Jams: Evidence from Traffic Experiments, dari sudut pandang pengemudi, ketakstabilan arus lalu lintas muncul secara stokastik atau kebolehjadian.
Mengutip Live Science, phantom traffic atau disebut juga sebagai traffic jam ghost (macet hantu) kemacetan yang terjadi di jalan raya tanpa adanya penyebab jelas seperti kecelakaan atau kendaraan mogok. Kemacetan lalu lintas karena interaksi kendaraan di jalan raya.
Antisipasi kemacetan hantu
1. Menjaga jarak
Menurut profesor ilmu komputer Massachusetts Institute of Technology (MIT) Berthold Horn, menjaga jarak yang sama antar kendaraan salah satu solusi phantom traffic. "Jarak mobil dalam arus lalu lintas berfungsi sebagai peredam phantom traffic. Artinya, bisa mencegah efek slow-down diperparah oleh mobil-mobil yang mengikuti di belakang," kata Horn dikutip dari Live Science.
Intinya, setiap pengemudi akan terus-menerus melakukan penyesuaian agar mobilnya berada di tengah-tengah. Itu antara kendaraan di depan dan mobil di belakang. Menurut Horn, metode kontrol bilateral jarak kendaraan itu dicapai dengan modifikasi yang cenderung sederhana di kontrol jelajah adaptif.
2. Tidak menguntit
Riset Horn dan MIT postdoctoral associate Liang Wang, diterbitkan 6 Desember 2017, dalam jurnal IEEE Transactions on Intelligent Transportation Systems itu menunjukkan kontrol bilateral berguna mengatasi masalah tersebut. Para peneliti membuat model komputer dari kondisi lalu lintas dunia nyata memanfaatkan mobil menggunakan kontrol bilateral.
Sebab, Horn menjelaskan, jika meningkatkan lalu lintas per lajur dengan membangun banyak jalan raya baru sangat mahal.
3. Strategi jarak
Kontrol bilateral menekan kemacetan hantu. Meningkatkan jarak kendaraan meredam efek mobil melambat di depan kendaraan. Horn telah mencoba mempelajari kumpulan ikan dan kawanan burung, kelelawar. Strategi jarak hewan itu serupa untuk menghindari saling bertabrakan saat berenang atau terbang dalam kelompok yang padat.
"Setiap kelelawar menggunakan bentuk kontrol bilateral untuk mengurangi kemungkinan tabrakan dengan kawanan yang padat," kata Horn.
Namun, memang tidak sama kelelawar, burung, dan ikan, manusia kesulitan menilai jarak di belakangnya. Horn pernah bekerja sama dengan perusahaan mobil untuk mengaktifkan bentuk kontrol bilateral melalui modifikasi sistem kontrol jelajah adaptif yang ada. Sensor yang menghadap ke depan untuk menilai jarak ke kendaraan di depan. Pendekatan kontrol bilateral penambahan sensor menghadap ke belakang untuk menentukan jarak kendaraan yang mengikuti di belakang mobil. Salah satu kiat untuk mengurangi kecenderungan phantom traffic.
Pilihan Editor: Apa Itu Phantom Traffic yang Disebut juga Kemacetan Hantu?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.