Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pencemaran Limbah Minyak di Batam, Pariwisata Pantai Lumpuh

image-gnews
Suasana sepi pengunjung pasca limbah minyak hitam cemari pantai di pesisir Kampung Melayu Nongsa Batam, Senin, 8 Mei 2023. TEMPO/ Yogi Eka Sahputra
Suasana sepi pengunjung pasca limbah minyak hitam cemari pantai di pesisir Kampung Melayu Nongsa Batam, Senin, 8 Mei 2023. TEMPO/ Yogi Eka Sahputra
Iklan

TEMPO.CO, Batam - Kawasan destinasi pantai di Kampung Melayu, Batu Besar, Kecamatan Nongsa Batam tidak lagi dikunjungi wisatawan sejak tercemar limbah minyak hitam. Para pelaku pariwisata di lokasi pun merugi hingga puluhan juta.

Limbah minyak hitam berjenis limbah B3 itu setidaknya mencemari 1,5 kilometer kawasan pesisir di Kampung Melayu, Nongsa. Sepanjang pesisir ini merupakan destinasi pantai favorit wisatawan di Batam.

Selain memiliki pasir putih dan air jernih, kawasan ini mempunyai teluk yang luas. Tak heran menjadi spot wisatawan mencari kerang atau seafood di pesisir kampung. 

Namun, Rabu pagi, 3 Mei lalu, pantai ini berubah menjadi lautan minyak hitam. Air pasang membawa minyak hitam tersebut ke pesisir. Tidak hanya mengotori pantai, minyak hitam mengeluarkan bau tidak sedap.

Pengelola pantai terpaksa menelan pil pahit. Sejak kejadian itu, pantai mereka tak lagi dikunjungi wisatawan. Rata-rata untuk menikmati pantai di kawasan ini wisatawan mengocek kantong Rp 5.000-10.000 satu orang.

"Karena tumpahan minyak itu, mana mau orang masuk ke pantai lagi," kata Andi Saputra, pengelola Pantai Lagorap, Kampung Melayu, Selasa, 9 Mei 2023.

Setidaknya terdapat hampir 10 pantai di sepanjang lokasi tercemar. Salah satu yang terparah Pantai Lagorap. 

Andi mengatakan setelah kejadian tidak ada satupun wisatawan yang berkunjung ke pantainya. Ia tidak menutup total pantai, sebab masih berharap wisatawan datang meskipun hanya sekadar duduk di pelantar.

"Tetapi tidak ada yang berani masuk, karena bau minyak itu pekat," kata Andi.

Seorang anak anak bermain di pantai yang masih tercemari minyak hitam, di kawasan pesisir Kampung Melayu Nongsa Batam, Senin, 8 Mei 2023. TEMPO/ Yogi Eka Sahputra

Beberapa wisatawan terpaksa balik badan dan mencari pantai yang jauh dari kawasan tercemar. Sejak kejadian sampai Senin, 8 Mei kemarin pengunjung masih sepi datang ke Pantai Lagorap. "Hanya satu, dua orang," kata Andi.

Pengunjung yang datang itu pun adalah mereka yang tidak mengetahui informasi adanya tumpahan minyak di pantai tersebut. "Saya dari Selat Panjang, salah satunya untuk ngajak anak main pantai ini, karena di Selat Panjang tidak ada pantai putih gini," kata Rio, salah seorang wisatawan yang baru sadar pantai tujuan destinasinya itu tercemar limbah minyak hitam.

Biasanya dalam satu hari Andi bisa meraup keuntungan kotor Rp 1 juta hingga Rp 2 juta dari semua aktivitas pantai yang dikelolanya. "Tetapi ini sudah hampir satu minggu, pengunjung sepi karena minyak hitam ini," ujarnya.

Sampai saat ini, Andi belum menerima bantuan apapun dari pemerintah. "Katanya ada, tetapi sampai sekarang belum turun," ujarnya yang masih setia berjaga di pintu masuk pantai 

Menurut Andi, pemerintah harus mencari penyebab pencemaran ini. Sebab, selain merugikan masyarakat, ekosistem laut rusak.

"Dulu pernah juga kejadian, pelakunya ditangkap, minyak hitam waktu itu berasal dari bibir pantai, minyak ditanam di pantai ketika surut, jadi waktu ombak besar, terkikis, makanya limbahnya keluar, kalau ini tidak tahu kita dari mana,” kata Andi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dampak pencemaran laut juga dirasakan Jurip (40), juru parkir yang berada di area Pantai Tok Anjang. Dalam sehari, biasanya Jurip bisa mendapatkan duit Rp 200-300 ribu per hari.

"Sekarang kosong, inilah baru datang satu dua orang," kata Jurip.

Pemerintah buru pelaku

Pengamat pariwisata menilai pencemaran limbah minyak hitam di pantai-pantai Pulau Batam dan Bintan sangat berdampak kepada sektor pariwisata daerah. Apalagi wilayah Kepulauan Riau terkenal dengan wisata yang menjual kealamian lingkungannya. 

"Ini masalah serius kalau di dunia pariwisata, yang dijual (di pariwisata Bintan) nature-nya," ujar Siska Mandalia, pengamat pariwisata Kepulauan Riau, belum lama ini. 

Pelaku pencemaran harus diberikan sanksi tegas. Sebab, tidak hanya merugikan dunia pariwisata tetapi juga lingkungan alam di Kepri.

“Kalau sudah terjadi berulang, seperti ini, tentu harus ada pihak yang bertanggung jawab, pemerintah harus sama-sama menelusuri sumber minyak hitam itu dan mencari solusinya,” kata Siska.

Apalagi, menurut Siska, minyak hitam itu sangat sulit dihilangkan. Ia khawatir pantai-pantai yang memiliki pasir putih yang indah dan alami susah kembali ke sedia kalanya.

Kepala Bidang Pengolahan Sampah 53 dan Kajian Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kepulauan Riau Edison mengatakan sampai saat ini pembersihan sudah dilakukan di sepanjang pantai. Dalam kurun waktu yang sama, pencemaran limbah B3 jenis 1 (paling berbahaya) juga terjadi di beberapa resort, yaitu di Turri Beach Resort, Nongsa Resort sampai di pesisir Bintan.

Pemerintah bersama tim terpadu dari berbagai instansi akan menyelidikan sumber minyak hitam tersebut. "Banyak yang dirugikan, nelayan, wisatawan, pelaku pariwisata dan lainnya, mudah-mudahan ini tidak terjadi lagi," kata Edison.

Kasus berulang, pelaku menghilang

Pencemaran limbah minyak hitam sudah sering terjadi di pesisir Kepulauan Riau. Kali ini, arus membawa limbah ke pesisir Kampung Melayu Nongsa. Sebelumnya kejadian sama juga terjadi di Bintan. 

Meskipun sudah terjadi berulang kali, pemerintah tak kunjung menangkap pelaku. Selain alasan perairan Batam dan Bintan merupakan daerah perbatasan laut internasional, sulitnya mengejar kapal pelaku pembuangan limbah juga menjadi masalah tersendiri.

Pilihan Editor: Destinasi Pantai di Batam Tercemari Limbah B3, Pemulihan Bisa Makan Waktu Satu Bulan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Tipe Turis dari Si Tepat Waktu hingga Pemburu Makan, Kamu Termasuk yang Mana?

9 jam lalu

Ilustrasi Turis Milenial
10 Tipe Turis dari Si Tepat Waktu hingga Pemburu Makan, Kamu Termasuk yang Mana?

Selalu ada sifat-sifat tertentu yang diwarisi turis ketika mereka pergi berlibur ke kota, bergantung pada tipe kepribadian mereka.


Kepala BP Batam Minta Warga Pulau Rempang Tak Khawatir Target Waktu Penggusuran 28 September

14 jam lalu

Kepala BP Batam saat melakukan sosialisasi kepada warga Pasir Panjang, Pulau Rempang, Batam, Kamis (21/9/2023). TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Kepala BP Batam Minta Warga Pulau Rempang Tak Khawatir Target Waktu Penggusuran 28 September

Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan akan turun sendiri ke lapangan untuk melakukan pendekatan kepada warga di Pulau Rempang.


Kawasan Bromo Ditutup, PHRI Sebut Wisata Dialihkan ke Perkotaan: Tidak Berpengaruh

18 jam lalu

Pengunjung memotret kondisi padang rumput pasca kebakaran di Blok Watugede Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Kamis, 21 September 2023. Kebakaran besar terjadi sejak 6 September hingga berhasil padam pada 14 September 2023. TEMPO/Abdi Purmono
Kawasan Bromo Ditutup, PHRI Sebut Wisata Dialihkan ke Perkotaan: Tidak Berpengaruh

PHRI mencatat penutupan kawasan Gunung Bromo tidak mengganggu kunjungan wisata di Kota Malang.


Masih Ada Warga Rempang Tak Mau Pindah, Kepala BP Batam: Kita Dekati Terus

2 hari lalu

Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam Muhammad Rudi ketika ditemui di Komplek DPR RI, Rabu, 13 September 2023. TEMPO/Riri Rahayu
Masih Ada Warga Rempang Tak Mau Pindah, Kepala BP Batam: Kita Dekati Terus

Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan masih akan melakukan pendekatan kepada warga Rempang yang masih tidak mau pindah


8 Objek Wisata Paling Random di Dunia, Ada Dinding Dipenuhi Permen Karet Bekas

2 hari lalu

Carhenge di Nebraska, Amerika Serikat (Instagram/@carhenge)
8 Objek Wisata Paling Random di Dunia, Ada Dinding Dipenuhi Permen Karet Bekas

Siapa sangka, ternyata di dunia ini ada objek wisata random yang menarik perhatian wisatawan.


Phuket di Thailand jadi Destinasi Wisata Terpadat di Dunia, Ini 7 Pantai Paling Indah

2 hari lalu

Seorang pria berjalan di pantai Karon saat Phuket bersiap-siap untuk dibuka untuk turis asing mulai 1 Juli yang mengizinkan orang asing yang divaksinasi penuh untuk mengunjungi pulau resor tanpa karantina, Phuket, Thailand 29 Juni 2021. Berdasarkan keterangan resmi dari Tourism Authority of Thailand (TAT), wisatawan yang diizinkan masuk ke Phuket hanya mereka yang berasal dari negara dan wilayah yang telah disetujui oleh Badan Penanggulangan Covid-19 Thailand (Centre for Covid-19 Situation Administration atau CCSA). REUTERS/Jorge Silva
Phuket di Thailand jadi Destinasi Wisata Terpadat di Dunia, Ini 7 Pantai Paling Indah

Alasan Phuket di Thailand begitu populer di kalangan pengunjung adalah pantainya yang indah dan pulau-pulau menakjubkan.


Tolak Relokasi, Warga Rempang Sampaikan 10 Tuntutan di Depan Kepala BP Batam

2 hari lalu

Kepala BP Batam saat melakukan sosialisasi kepada warga Pasir Panjang, Pulau Rempang, Batam, Kamis (21/9/2023). TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Tolak Relokasi, Warga Rempang Sampaikan 10 Tuntutan di Depan Kepala BP Batam

Surat pernyataan tersebut membuat Kepala BP Batam bereaksi. "Yang kamu bacakan ini siapa yang bertanggung jawab," kata Rudi kepada warga Rempang itu.


Komnas HAM Duga Ada Penggunaan Kekuatan Berlebihan di Konflik Pulau Rempang

3 hari lalu

Mobil polisi melintas di permukiman warga Kampung Sembulang, Pulau Rempang, Batam, Kamis 14 September 2023. TEMPO/YOGI EKA SAHPUTRA
Komnas HAM Duga Ada Penggunaan Kekuatan Berlebihan di Konflik Pulau Rempang

Komnas HAM masih was-was dengan adanya ancaman eskalasi yang jauh lebih besar di Pulau Rempang pada 28 September 2023.


Warga Pulau Rempang Pertanyakan Kejelasan Ganti Rugi ke Kepala BP Batam

3 hari lalu

Kepala BP Batam saat melakukan sosialisasi kepada warga Pasir Panjang, Pulau Rempang, Batam, Kamis (21/9/2023). TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Warga Pulau Rempang Pertanyakan Kejelasan Ganti Rugi ke Kepala BP Batam

Warga Pulau Rempang menyatakan sejumlah lahan mereka tak masuk dalam perhitungan ganti rugi. Ada juga yang tak sesuai nilainya.


3 Langkah Pemerintah dan Polri Selesaikan Konflik di Pulau Rempang

3 hari lalu

Masyarakat Melayu Bersatu menggelar demonstrasi di depan Kantor BP Batam pada Rabu, 23 Agustus 2023. Mereka menolak rencana relokasi 16 kampung adat di Pulau Rempang dan Pulau Galang. TEMPO/YOGI EKA SAHPUTRA
3 Langkah Pemerintah dan Polri Selesaikan Konflik di Pulau Rempang

Kapolri Listyo Sigit mengatakan Polri memperkuat sosialisasi ke masyarakat sebagai prioritas utama dalam menyelesaikan konflik di Pulau Rempang.