Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tonton Karapan Sapi, Tradisi Unik di Madura yang Terdaftar sebagai Warisan Budaya

image-gnews
Joki memacu sapinya pada lomba karapan sapi di Stadion Karapan Sapi RP Moh Noer, Bangkalan, Jawa Timur, Ahad, 16 Oktober 2022. Lomba karapan sapi yang memperebutkan Piala Presiden itu diikuti 24 pasang sapi dari sejumlah daerah di Madura. ANTARA/Didik Suhartono
Joki memacu sapinya pada lomba karapan sapi di Stadion Karapan Sapi RP Moh Noer, Bangkalan, Jawa Timur, Ahad, 16 Oktober 2022. Lomba karapan sapi yang memperebutkan Piala Presiden itu diikuti 24 pasang sapi dari sejumlah daerah di Madura. ANTARA/Didik Suhartono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Karapan sapi merupakan jenis kesenian, olahraga, atau permainan yang dilakukan masyarakat Pulau Madura, Jawa Timur. Tradisi ini telah berlangsung selama ratusan tahun dan menjadi bagian penting dari budaya Madura. 

Seperti dilansir dari laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, kerapan atau karapan sapi merupakan istilah dalam bahasa Madura yang digunakan sebagai nama dalam perlombaan pacuan sapi. Terdapat dua versi mengenai asal-usul penamaan kerapan, versi pertama menyebut bahwa istilah kerapan berasal dari kata kerap atau kirap yang berarti berangkat dan dilepas secara bersamaan, versi kedua menyebut bahwa kerapan berasal dari bahasa Arab kirabah yang berarti persahabatan.

Karapan sapi pun telah terdaftar sebagai warisan budaya tradisi dan ekspresi lisan, yang telah terdaftar dengan nomor registrasi 201300029. Masih dilansir dari laman yang sama, karapan sapi dilakukan dengan sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu dan dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan sapi lainnya. 

Jalur pacuan yang ada biasanya memiliki panjang sekitar 100 meter dan satu pertandingan lomba dapat berlangsung sekitar 10 hingga 15 detik. Sebelum karapan sapi dimulai, biasanya terdapat ritual yang dilakukan, yakni ritual ubo rampeh, musik iringan saronen atau orkes gamelan khas Madura yang memiliki tujuan untuk melemaskan otot-otot sekaligus memamerkan keindahan pakaian (ambhin), setelah parade pakaian dan seluruh aksesoris dilepas, kecuali hiasan kepala atau obet yang memang sengaja dipasang untuk meningkatkan kepercayaan diri dan keperkasaan sapi.  

Pada awalnya, karapan sapi dimaksudkan sebagai hiburan rakyat biasa, namun seiring waktu, tradisi ini telah menjadi salah satu acara olahraga yang paling populer di Madura. Balap sapi ini sering diadakan pada saat-saat tertentu, seperti perayaan hari besar agama atau festival lokal, dan dihadiri oleh ribuan penonton yang memadati lapangan untuk menyaksikan balapan.

Namun demikian, seperti dilansir dari laman indonesiakaya.com, terdapat beberapa versi sejarah dari karapan sapi. Pertama, menyebut terdapat peranan Kyai Pratanu yang menyebarkan agama Islam dengan sarana karapan sapi. Selain itu, terdapat versi yang mengaitkan peran Syekh Ahmad Baidawi, seorang mubaligh dari Kudus yang mengajarkan cara bercocok tanam terhadap masyarakat Madura, sebagai bentuk syukur atas panen yang melimpah, diadakanlah hari persahabatan atau berkirabah dengan melaksanakan pacuan sapi. 

Meskipun demikian, karapan sapi bukan hanya sekadar ajang lomba, tetapi juga simbol budaya dan identitas Madura. Beberapa sapi yang digunakan untuk balapan bahkan memiliki nama-nama khusus dan dianggap sebagai bagian dari keluarga oleh pemiliknya. Selain itu, karapan sapi juga menjadi sumber penghasilan bagi banyak orang di Madura, termasuk para pebalap sapi dan pemilik sapi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mulai 1970-an, karapan sapi mengalami pergeseran fungsi, dari yang awalnya berfungsi sebagai alat hiburan, alat berkomunikasi, dan penanda awal masa tanam. Saat ini pelaksanaan karapan sapi mulai diorganisir dan kepemilikan sapi menjadi penanda status seseorang. 

Namun, seperti kegiatan olahraga lainnya, karapan sapi juga memiliki risiko yang cukup tinggi. Pebalap sapi dapat terluka jika terjatuh dari kereta yang berjalan dengan kecepatan tinggi, dan sapi juga dapat terluka atau bahkan mati selama balapan. Oleh karena itu, pihak-pihak yang terlibat dalam tradisi ini berusaha untuk memastikan keselamatan semua orang dan hewan yang terlibat.

Di tengah-tengah perkembangan teknologi yang semakin maju, tradisi karapan sapi ini tetap bertahan dan menjadi simbol kebanggaan bagi orang Madura. Karapan sapi telah menjadi bagian integral dari budaya Madura dan merupakan salah satu ciri khas dari keanekaragaman budaya Indonesia yang kaya.

Pilihan Editor: Serunya Lomba Karapan Sapi Piala Presiden di Madura

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.


Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


14 Senjata Tradisional Nusantara dan Keunikannya, dari Mandau, Badik hingga Celurit dan Rencong

7 jam lalu

Sejumlah sesepuh adat mencuci keris usai mengikuti Kirab Pusaka Tombak Abirawa di Pendopo Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa, 18 Juli 2023. Kirab Pusaka Tombak Abirawa yang diikuti para sesepuh adat Kabupaten Batang itu mengkirab sebanyak 70 pusaka dan 8 tombak mengelilingi pendopo kabupaten. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
14 Senjata Tradisional Nusantara dan Keunikannya, dari Mandau, Badik hingga Celurit dan Rencong

Banyaknya suku di Indonesia membuat senjata tradisional pun beragam. Selain keris, antara lain celurit, badik, rencong. mandau hingga terapang.


Gunung Semeru Meletus, Abu Meluncur Setinggi 700 Meter

2 hari lalu

Erupsi Gunung Semeru pada hari Minggu, 5 Februari 2023, pukul 12:42 WIB. Twitter/PVMBG
Gunung Semeru Meletus, Abu Meluncur Setinggi 700 Meter

PVMBG melaporkan telah terjadi letusan abu setinggi lebih kurang 700 meter di Gunung Semeru, Provinsi Jawa Timur.


Inilah 10 Provinsi di Indonesia dengan Jumlah PNS Terbanyak

2 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan akan mengubah formulasi pembayaran gaji pensiun PNS atau pegawai negeri sipil dari manfaat pasti atau pay as you go menjadi iuran pasti atau fully funded.
Inilah 10 Provinsi di Indonesia dengan Jumlah PNS Terbanyak

Jumlah PNS di setiap provinsi Indonesia berbeda-beda. Lantas, provinsi mana saja yang memiliki jumlah PNS terbanyak?


Binte Biluhuta Khas Gorontalo Jadi Warisan Budaya, Begini Nilai Sejarah dan Resepnya

3 hari lalu

Sajian binte biluhuta khas Gorontalo. Dok.indonesiakaya.com
Binte Biluhuta Khas Gorontalo Jadi Warisan Budaya, Begini Nilai Sejarah dan Resepnya

Binte Biluhuta bukan sekedar makanan, hidangan itu pernah jadi alat mendamaikan dua kerajaan yang berperang.


Ratusan Hektare Sawah di Kabupaten Lumajang Kekeringan, Ini Saran Khofifah Indar Parawansa

4 hari lalu

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 10 Agustus 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Ratusan Hektare Sawah di Kabupaten Lumajang Kekeringan, Ini Saran Khofifah Indar Parawansa

Gubernur Jawa Timur meminta para petani di Kabupaten Lumajang belajar ke para petani di daerah Mataraman untuk mengatasi masalah kekeringan.


AJI: Jawa Timur, Sumatera Utara dan Jawa Barat Terbanyak Kasus Kekerasan Terhadap Jurnalis

10 hari lalu

Kelompok Jurnalis saat melakukan aksi teatrikal kekerasan terhadap Jurnalis di Taman Aspirasi, Jakarta, Kamis, 26 September 2019. Dalam aksinya terdapat tiga tuntutan dari Kelompok Jurnalis yakni periksa dan adili pelaku pemukulan dan perampasan alat kerja wartawan, beri sanksi tegas agar bisa menimbulkan efek jera, dan perintahkan kepada seluruh jajaran Polri untuk mempelajari UU Pers. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
AJI: Jawa Timur, Sumatera Utara dan Jawa Barat Terbanyak Kasus Kekerasan Terhadap Jurnalis

Kasus kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia mengalami peningkatan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Berikut data AJI Indonesia.


Berikut Deretan Minuman Tradisional Jadi Warisan Budaya Indonesia

11 hari lalu

Harper MT Haryono by Aston  menghadirkan bir pletok saat HUT ke 496 Jakarta.
Berikut Deretan Minuman Tradisional Jadi Warisan Budaya Indonesia

Beberapa minuman tradisional khas Indonesia menjadi warisan budaya, seperti bir pletok, cendol, teh beras merah hingga arak Bali.


30 Universitas Terbaik di Jawa Timur Versi UniRank 2023

11 hari lalu

Universitas Airlangga. unair.ac.id
30 Universitas Terbaik di Jawa Timur Versi UniRank 2023

Daftar universitas terbaik di Jawa Timur versi UniRank 2023, di antaranya Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, dan ITS


Bea Cukai Musnahkan Barang Ilegal Hasil Penindakan di Jawa Timur, Rugikan Negara hingga Rp 10 Miliar

11 hari lalu

Bea Cukai musnahkan rokok dan minuman keras ilegal di DJBC Kanwil Jawa Timur I, Sidoarjo pada Rabu, 13 September 2023. TEMPO/Ami Heppy
Bea Cukai Musnahkan Barang Ilegal Hasil Penindakan di Jawa Timur, Rugikan Negara hingga Rp 10 Miliar

Bea Cukai melakukan pemusnahan terhadap barang kena cukai (BKC) hasil penindakan di wilayah Jawa Timur.


5 Jenis Sate ini Masuk Dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

12 hari lalu

Sate Maranggi. shutterstock.com
5 Jenis Sate ini Masuk Dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

sejumlah varian sate dari berbagai daerah di Indonesia telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda