TEMPO.CO, Jakarta - Bus pariwisata menjadi salah satu moda transportasi yang kerap dipilih masyarakat untuk berlibur atau mudik. Selain karena mampu menampung banyak orang sekaligus, bus itu biasanya bisa melayani perjalanan atau perhentian ke berbagai titik sesuai permintaan.
Meski begitu, bus pariwisata juga menjadi salah satu moda yang kerap terlibat kecelakaan dan bisa menyebabkan korban jiwa yang tak sedikit. Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan pun mengungkap mengenai dua karakteristik bus pariwisata yang kerap kali mengalami kecelakaan.
Baca Juga:
Dua karakteristik itu adalah bus memiliki rute dan waktu yang tidak diatur dengan baik. "Jadi memang kalau kita lakukan investigasi bus pariwisata, polanya ini selalu berulang dan itu-itu saja," kata Ahmad, Senin, 3 April 2023.
Dengan pengaturan rute dan waktu yang tidak baik, pengemudi bisa mengalami kelelahan akibat menyetir dalam kurun waktu berhari-hari. Pengemudi yang tidak menguasai rute perjalanan juga kerap berakibat fatal.
Di sisi lain, Ahmad menyebut adanya permasalahan teknis kendaraan juga bisa menjadi penyebab kecelakaan, seperti rem blong.
Mencegah kecelakaan bus pariwisata
Karena itu, KNKT bersama Jasa Marga, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membuat video kampanye keselamatan berlalu lintas. Ini juga untuk menjadi pengingat untuk menghindari kecelakaan bus pariwisata yang bisa menelan korban jiwa.
"Melalui video kampanye keselamatan lalu lintas, sasarannya adalah bagaimana para pengusaha atau bus pariwisata dan masyarakat itu bisa berwisata dengan tenang dengan nyaman dan bilamana terjadi suatu resiko kecelakaan, Jasa Raharja bisa memberikan kepastian jaminannya," kata Kepala Divisi Pelayanan PT Jasa Raharja Hervanka Tri Dianto.
Sementara itu, secara teknis Kementerian Perhubungan akan menggencarkan ramp chek bus pariwisata menjelang libur Lebaran 2023. Direktur Sarana Transportasi Jalan Kemenhub Danto Restyawan menargetkan setidaknya ramp check terhadap 16 ribu unit bus wisata sejak 28 Februari hingga 13 April 2023.
Menurut Danto, bus yang laik dan layak jalan bakal diumumkan Kemenhub, sedangkan yang tidak lolos ramp check tidak akan dirilis. "Jadi, masyarakat menggunakan yang laik dan layak saja," ujarnya.
Meski begitu, Kemenhub meminta operator bus untuk melakukan ramp check mandiri. Harapannya, agar kecelakaan bus wisata bisa ditekan, bahkan menjadi nihil. "Kami akan lakukan sidak di luar yang kami lakukan ramp check sekarang ini," kata Danto.
RIRI RAHAYU | ANTARA
Pilihan Editor: Pembatasan Bus Pariwisata Masuk Kota Yogyakarta, Pelaku Transportasi Desak Kesiapan Sarana
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.