TEMPO.CO, Yogyakarta - Keputusan pemerintah memajukan jadwal cuti bersama libur Lebaran pada 19 April mendatang direspons Pemerintah Kota Yogyakarta dengan mengantisipasi kepadatan yang diperkirakan meningkat dibandingkan Lebaran tahun lalu.
Majunya jadwal cuti bersama itu jiga diprediksi berimbas waktu libur lebih panjang dan berpotensi mendorong warga untuk memilih memakai kendaraan pribadi saat berpergian. "Volume kendaraan yang masuk Yogyakarta perkiraanya lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya dengan majunya jadwal cuti bersama itu," kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Windarto, Rabu, 29 Maret 2023.
Mengacu jadwal cuti bersama itu, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta bersiap jika harus menyiapkan rekayasa lalu lintas baru yang berbeda dengan masa libur Lebaran tahun sebelumnya. "Hitungan sementara kami, pada 19 April pagi hari nanti peningkatan volume kendaraan di jalanan Kota Yogyakarta sudah mulai tampak," kata dia.
"Dari tanggal 19 April itu lalu terus meningkat sampai puncaknya H-1 lebaran atau 21 April," kata Windarto lagi.
Pemerintah mengubah jadwal libur dan cuti bersama Lebaran 2023. Semula, cuti bersama dimulai pada 21-26 April 2023, lalu diubah menjadi 19-25 April 2023 untuk mengurangi kepadatan lalu lintas.
Untuk lokasi rekayasa lalu lintas yang disiapkan, tetap menyasar titik titik perkotaan Yogyakarta yang jadi lokasi favorit wisatawan berkumpul. Seperti sepanjang jalur sumbu filosofi meliputi Tugu Yogyakarta, Malioboro, Keraton dan Alun-Alun.
Hanya bedanya, dengan volume kendaraan yang meningkat, strategi rekayasanya akan turut dimodifikasi. Strateginya yaitu menyesuaikan lonjakan volume yang terjadi dan akses keluar masuk kawasan rawan kepadatan.
"Misalnya rekayasa akses masuk Malioboro, lalu lintas di seputaran Gardu Aniem diberlakukan sistem buka tutup, tapi tidak ditutup total sehingga arus kendaraan tetap mengalir untuk mengurai peningkatan volume kendaraan itu," kata Windarto.
Untuk memecah kepadatan di Malioboro, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta menyiapkan sistem kanalisasi atau pembagian jalur masuknya. Menurut Windarto, puncak keramaian kawasan pusat cinderamata Malioboro itu diprediksi baru terjadi beberapa hari selepas Lebaran, terutama pada H+1, H+2 dan H+3 lebaran.
"Di manapun wisatawan plesir di Yogya ini, biasanya tetap mampir Malioboro, itu yang membuatnya selalu padat," kata Windarto.
Dinas Perhubungan DIY sebelumnya memastikan belum akan memberlakukan kebijakan pelarangan bus wisata masuk kota pada libur Lebaran 2023. Sebab, kebijakan itu masih proses kajian antar pihak.
Di satu sisi, pekan ini Dinas Perhubungan DIY telah mulai menggencarkan ramp check atau inspeksi keselamatan kendaraan di sejumlah perusahaan bus pariwisata berbasis di Yogyakarta untuk memastikan kondisi angkutan umum itu layak dan aman digunakan. "Pekan ini ada empat perusahaan bus yang kendaraannya dicek kelaikan kondisinya," kata Kepala Seksi Pengendalian Operasional Angkutan Dinas Perhubungan DIY Sigit Wahyu Wibowo.
Pengecekan kelaikan kendaraan itu meliputi pemeriksaan rem, lampu dan fungsi pendukung keselamatan perjalanan kendaraan lain saat beroperasi. Setiap unit yang selesai diperiksa dan layak jalan diberi stiker tanda khusus.
Sedangkan mulai pekan depan, inspeksi kendaraan angkutan umum ini akan dilanjutkan ke sejumlah terminal Tipe B seperti Terminal Jombor di Kabupaten Sleman dan Terminal Wates di Kulon Progo Yogyakarta. "Pemeriksaan di terminal menyasar bus AKAP (Angkutan Antarkota Antarprovinsi) dan AKDP (Angkutan Antarkota Dalam Provinsi) yang singgah," kata Sigit.
Adapun inspeksi di terminal tipe A, yakni Terminal Induk Giwangan Yogyakarta akan melibatkan langsung Kementerian Perhubungan.
Pilihan Editor: Libur Lebaran 2023 Tol Yogyakarta-Solo Beroperasi, Jalur Prambanan Diprediksi Dipadati Pemudik
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.