Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banyak Wisman Nakal di Bali, Waktunya Lebih Selektif Memilih Tamu?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wisatawan asing Bali. Dok. Kemenpar
Ilustrasi wisatawan asing Bali. Dok. Kemenpar
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Harapan kebangkitan pariwisata Bali di 2023 menghadapi persoalan laten yang kerap terjadi. Wisatawan mancanegara (wisman) nakal dan melanggar peraturan keimigrasian kembali marak. Keresahan masyarakat akan perilaku tidak sopan dan melanggar etika serta adat istiadat Bali telah direspons oleh Gubernur Provinsi Bali dan Kementerian Pariwisata. 

Dewa Gde Satrya, dosen Bisnis Hotel dan Turisme, Fakultas Pariwisata Universitas Ciputra Surabaya memaparkan penegakan hukum dilakukan dengan memberi sanksi deportasi serta pencabutan visa on arrival bagi negara yang warganya kedapatan melanggar izin kunjungan di Bali. Di tataran praktis, pecalang (polisi adat) memberi inspirasi dan keteladanan tentang cara berkomunikasi dengan wisatawan asing yang nakal. Kesabaran dalam menyampaikan persuasi meskipun menghadapi sikap arogan wisman merupakan praktek keutamaan hidup berbicara dari hati.

Tampak arogansi wisatawan asing sebagai tamu terhadap warga lokal selaku tuan rumah dengan tidak mengindahkan peraturan lalu lintas, tidak menghargai ritual peribadatan yang dilakukan masyarakat, bertindak tidak pantas di tempat-tempat suci, hingga menjalankan pekerjaan atas inisiatif sendiri yang melanggar ketentuan visa. Padahal, sebagaimana dinyatakan oleh Organisasi Pariwisata Dunia, kerinduan umat manusia akan lalu lintas di muka bumi untuk kepentingan pariwisata merupakan sarana atau katalisator untuk membangun pemahaman dan meningkatkan kelayakan standar hidup.

Telah lama digagas pentingnya seleksi bagi wisatawan yang masuk ke Bali. Namun secara teknis hal tersebut belum diatur dan dipikirkan secara detail. Meski demikian, usaha untuk lebih selektif menerima tamu perlu dimulai. Dasarnya adalah semakin dibutuhkan wisman yang berkualitas, tidak lagi mengejar jumlah kunjungan, tetapi tingkat pengeluaran dan lama tinggal. 

Selektif terima wisatawan
Asumsinya, saat ini dengan tingkat kunjungan yang ada, selanjutnya perlu dipertimbangkan potensi tingkat konsumsi dan perilaku yang tidak merugikan kehidupan sosial di destinasi yang dikunjungi. Model wisata yang ditawarkan pun perlu semakin diprioritaskan pada segmentasi yang relevan dengan wisatawan yang berkualitas. 

Pertama, MICE (meeting, incentive, conference, exhibition). Segmentasi pasar MICE hampir dipastikan memiliki daya beli yang bagus dan kecenderungan perilaku yang adaptif dengan norma sosial di dalam negeri. Karena itu, segenap potensi yang dimiliki daerah dianjurkan untuk berbenah lebih serius untuk mendatangkan tamu dari segmentasi industri ini.

Ajang yang kerap mendatangkan wisatawan berkualitas misalnya budaya, olahraga, dan musik. Lombok, misalnya. Kehadiran Mandalika sebagai sirkuit MotoGP menarik minat kunjungan para pecinta olahraga tersebut. Sport tourism menjadi ajang berkualitas yang diharapakan juga akan mampu menarik segmen wisatawan yang memiliki motivasi yang baik untuk berkunjung. Bahkan, kabarnya potensi pasar internasional untuk olahraga itu diperkirakan tidak hanya disediakan akomodasi di Lombok, tetapi juga Bali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, segmentasi ekowisata. Jenis wisata yang menyelaraskan kelestarian alam dan budaya dengan kegiatan wisata berbasis masyarakat ini kurang tergarap dengan baik di Indonesia. Padahal, Indonesia memiliki 50 Taman Nasional (TN) yang tersebar di berbagai pulau, di antaranya Bali dan Nusa Tenggara (6 TN), Jawa (12), Kalimantan (8), Maluku dan Papua (5), Sulawesi (8), dan Sumatera (11). Enam di antara 50 TN tersebut diakui UNESCO sebagai situs warisan dunia, di antaranya TN Komodo dan Ujung Kulon (diakui 1991), TN Lorentz (1999), TN Gunung Leuser, TN Kerinci Seblat, TN Bukit Barisan Selatan (2004).

Segmentasi ekowisata, meski memiliki karakter selektif dalam kunjungan, diproyeksikan memiliki tingkat pengeluaran yang tinggi. Contohnya, pengeluaran per wisman untuk mendaki gunung di Indonesia di atas Rp 100 juta dengan durasi waktu seminggu. Turis ekowisata lebih serius dan niat dalam berwisata selain dipastikan mereka tidak akan mengganggu, apalagi merusak, tatanan nilai sosial budaya dan kelestarian alam. Mereka juga tak segan mengeluarkan dana besar sebagai apresiasi terhadap lingkungan hidup di negara yang dikunjungi.

Prinsip dan praktek wisata bertanggung jawab sebagai bagian dari gelombang baru new tourism menjadi pemimpin pasar, yang menjadi salah satu pertimbangan penting ketika orang melancong ke suatu daerah atau negara, layak diterapkan di Bali. Selain itu, berkah yang dimiliki bangsa Indonesia melalui TN yang eksoktik, unik, dan tiada duanya di dunia juga perlu dikelola untuk kepentingan pariwisata yang bertanggung jawab di satu sisi dan di sisi lain juga mengedepankan prinsip serta praktek konservasi di dalamnya.

Pilihan Editor: Turis Asing Langgar Izin Usaha Hingga Berkendara Ugal-ugalan, Bali Bentuk Satgas

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menilik Geliat Ekonomi di Libur Natal dan Tahun Baru

1 jam lalu

Pasar Beringharjo Yogyakarta masih menjadi primadona wisatawan berburu oleh-oleh batik dan kerajinan khas Yogya selama libur Nataru. Dok. Pemkot Yogya
Menilik Geliat Ekonomi di Libur Natal dan Tahun Baru

Sejumlah sektor pariwisata bergairah menjelang Natal dan Tahun Baru. Namun aktivitas ekonomi masih terhambat inflasi dan gejolak Pilpres.


Kapal Pesiar MS Westerdam Singgah ke Lombok Membawa Ribuan Wisman

1 hari lalu

Kapal pesiar asal Belanda MS Westerdam bersandar di Pelabuhan Gilimas, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 2 Desember 2023 (Dok.  Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat)
Kapal Pesiar MS Westerdam Singgah ke Lombok Membawa Ribuan Wisman

Kapal pesiar itu membawa 1.848 orang wisatawan mancanegara untuk berkeliling ke sejumlah destinasi wisata di Lombok.


Mengintip Kemewahan Amankila Bali, Resor Tempat Pernikahan BCL dan Tiko Aryawardhana

1 hari lalu

Amankila Resort Bali (aman.com)
Mengintip Kemewahan Amankila Bali, Resor Tempat Pernikahan BCL dan Tiko Aryawardhana

Resor tempat pernikahan BCL dan Tiko Aryawardhana berada di antara pantai di Selat Lombok dan Gunung Agung yang dianggap suci.


11 Oleh-oleh Bali yang Populer beserta Harganya

2 hari lalu

Pedangan menunggu pembeli di di kios UMKM kawasan Benoa, Kuta Selatan, Bali, Jumat, 18 November 2022. Pedagang aneka baju barong, kaus, hingga kain pantai, mengeluh jumlah pembeli di kiosnya melorot tajam sejak G20 berlangsung. TEMPO/Francisca Christy Rosana
11 Oleh-oleh Bali yang Populer beserta Harganya

Kebaya Bali sudah menjadi pakaian tradisional yang wajib digunakan saat acara perayaan keagamaan dan acara budaya.


Rekomendasi Waterpark atau Waterboom Bali yang Cocok untuk Liburan Keluarga

2 hari lalu

Splash Waterpark Kuta, Bali. Instagram.com/@splashwaterparkbali
Rekomendasi Waterpark atau Waterboom Bali yang Cocok untuk Liburan Keluarga

Nikmati liburan seru di Bali dengan mengunjungi 5 waterpark dan waterboom terbaik. Sensasi kegembiraan dan kesegaran air menanti Anda!


Kunjungan Wisman Hampir 9,5 Juta per Oktober 2023, BPS: Masih Lebih Rendah Dibandingkan sebelum Pandemi

2 hari lalu

Pengunjung melihat kawah dari kaldera Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Kunjungan Wisman Hampir 9,5 Juta per Oktober 2023, BPS: Masih Lebih Rendah Dibandingkan sebelum Pandemi

BPS mencatat jumlah kunjungan wisman berkebangsaan Malaysia menjadi yang terbanyak pada Oktober 2023 dengan 138,6 ribu kunjungan.


Menhub Prediksi 107 Juta Pergerakan saat Nataru, Wamenparekraf: Pariwisata Domestik Bergairah

2 hari lalu

Kendaraan mengantre di Gerbang Tol Cikampek Utama 1 di Karawang, Jawa Barat, Rabu, 23 Desember 2020. Arus mudik Natal dan Tahun Baru yang melewati gerbang tol tersebut hingga pukul 19.29 WIB terpantau lancar.  ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Menhub Prediksi 107 Juta Pergerakan saat Nataru, Wamenparekraf: Pariwisata Domestik Bergairah

Acara DIATF 2023 merupakan peluang untuk memenuhi prediksi 107 juta pergerakan pada saat Nataru.


Astindo Optimistis Pergerakan Wisatawan Lokal Mencapai 1,4 Miliar

2 hari lalu

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo dalam pembukaan Di Indonesia Aja Travel Fair (DIATF) 2023 di Terra Atrium, Lantai LG Mall Central Park, Jakarta Barat, pada Jumat, 1 Desember 2023. TEMPO/Defara Dhanya
Astindo Optimistis Pergerakan Wisatawan Lokal Mencapai 1,4 Miliar

Association Travel Agent Indonesia (Astindo) optimis pergerakan wisatawan lokal bisa mencapai 1,4 miliar.


Sandiaga Sebut Lebih Banyak Orang Indonesia Berwisata ke Korea Selatan daripada Sebaliknya, karena...

2 hari lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam acara Korea-Indonesia Economic Cooperation Forum in Commemoration of the 50Th Anniversary of Diplomatic Relations di Hotel Mulia Senayan, Jakarta pada Kamis, 30 November 2023. Tempo/Yohanes Maharso Joharsoyo
Sandiaga Sebut Lebih Banyak Orang Indonesia Berwisata ke Korea Selatan daripada Sebaliknya, karena...

Lebih banyak orang Indonesia ke Korea Selatan, daripada Korea Selatan ke Indonesia.


Libur Akhir Tahun, Yogyakarta Branding Semua Kawasan Agar Layak Jadi Tempat Destinasi

3 hari lalu

Rombongan wisatawan menyambangi kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta akhir November 2023. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Libur Akhir Tahun, Yogyakarta Branding Semua Kawasan Agar Layak Jadi Tempat Destinasi

Kota Yogyakarta pun menarget tren positif sektor wisata di penghujung tahun ini mampu mendulang sukses seperti 2022 silam.