TEMPO.CO, Yogyakarta - Pasca mulai meredanya aktivitas awan panas Gunung Merapi yang sempat terjadi pekan lalu, masyarakat yang hendak bepergian di berbagai destinasi lereng gunung itu diharapkan mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi di masa pancaroba ini.
Pada Senin sore, 20 Maret 2023, belasan rumah di kecamatan-kecamatan lereng Gunung Merapi rusak terdampak angin kencang yang melanda kawasan itu bersamaan hujan deras. Rumah-rumah warga itu atapnya mengalami kerusakan dan sebagian beterbangan tertiup angin.
"Rumah-rumah warga lereng Merapi yang terdampak terutama di Kecamatan Pakem dan Kecamatan Cangkringan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Sleman Makwan, Senin.
Di Kecamatan Pakem misalnya, kerusakan terparah terjadi di Dusun Boyong Desa Hargobinangun. Sedikitnya 18 rumah warga rusak atapnya disapu angin.
Jaringan listrik di kawasan Pakem dan Cangkringan sebagian juga terputus karena pohon tumbang menimpa tiang listrik. "Sampai saat ini tak ada korban luka maupun jiwa akibat peristiwa itu," kata Makwan.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menuturkan pasca rentetan awan panas yang terjadi 11 hingga 17 Maret lalu, aktivitas Merapi kini lebih banyak diwarnai dengan guguran lava pijar. Dalam satu hari, Merapi bisa memuntahkan belasan hingga puluhan kali lava pijar, seperti yang terjadi pada Sabtu dan Ahad, 18-19 Maret 2023.
Pada Sabtu lalu, Merapi dalam sehari memuntahkan 38 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.700 meter ke arah barat daya. Lalu pada Ahad kemarin, teramati ada 14 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.700 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
Ancaman bencana di seputaran Gunung Merapi pasca rentetan awan panas, terutama meningkatnya potensi banjir lahar dingin. Sebab, volume kubah barat daya yang gugur saat erupsi 11-12 Maret diperkirakan sebesar 1.072.800 meter kubik yang kini memenuhi sungai-sungai berhulu gunung itu.
Saat terjadi hujan deras di puncak, material itu akan turut terbawa ke bawah dan menjadi ancaman banjir lahar dingin. Status Gunung Merapi sendiri tetap Siaga dan masyarakat diminta menjauhi zona bahaya yang telah ditetapkan.
Pilihan Editor: Gunung Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas, Masyarakat Diminta Waspadai Potensi Banjir Lahar Dingin
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.