TEMPO.CO, Yogyakarta - Upacara adat tradisi sudah berangsur normal sepenuhnya di Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini. Selain event yang gegap gempita digelar di berbagai kabupaten/kota, tradisi adat yang berhubungan dengan momen tertentu kembali marak. Salah satunya tradisi ruwahan dalam menyambut bulan Ramadan.
Tradisi ruwahan atau nyadran itu tak hanya digelar di desa-desa, tapi juga kawasan perkotaan Yogyakarta. Salah satu kawasan yang menggelar kembali tradisi ruwahan ini, yakni Kalurahan Suryatmajan, yang areanya berada di sisi timur Jalan Malioboro Kota Yogyakarta.
Ratusan warga dari enam kampung Suryatmajan itu pada Selasa, 7 Maret 2023 menggelar ruwahan untuk menyambut bulan Ramadan 1444 Hijriyah. "Warga yang terlibat ruwahan ini dari kampung Cokrodirjan, Gemblakan Bawah, Gemblakan Atas, Ledok Macanan, Sosrokusuman dan Suryatmajan," kata Lurah Suryatmajan Weda Satriya Negara di sela acara tradisi itu.
Dalam tradisi ruwahan digelar kirab dengan rute Jalan Perwakilan, melewati jalan Malioboro, mengarah ke Jalan Suryatmajan dan berakhir di Kantor Kelurahan Suryatmajan. Masyarakat yang kirab mengenakan pakaian adat Jawa sambil membawa sajian apem yang disusun menjadi gunungan, serta sajian ketan dan kolak.
Apem selalu menjadi sajian khas dalam ruwahan. "Apem berasal dari Bahasa Arab afuum yang berati ampunan, sehingga saling memaafkan dan bisa menjalankan ibadah ramadan dengan hati yang ikhlas," kata Weda.
Sesampai di Kantor Kelurahan Suryatmajan, dilakukan prosesi upacara serah terima sajian apem, ketan, kolak dan ulu bekti dari enam kampung kepada kelurahan Suryatmajan. "Jadi tradisi ini sebagai wujud rasa syukur masyarakat kepada penciptanya, karena bisa menjalani lagi ramadhan tahun ini" kata Weda.
Ruwahan juga menjadi bagian doa masyarakat agar ibadah puasa nanti berjalan lancar.
Weda mengatakan ruwahan dilaksanakan setiap tanggal 14 Ruwah atau Jawa untuk menyambut datangnya bulan Ramadan.
Mantri Pamong Praja (Camat) Kemantren Danurejan Yogyakarta Bambang Endro Wibowo mengatakan selain untuk melestarikan tradisi dan budaya, ruwahan bertujuan untuk menambah pengalaman atraksi serta wisata seni budaya, bagi pengunjung yang sedang berwisata di Kota Yogya. "Ruwahan juga menjadi daya tarik wisata berbasis budaya lokal," kata dia.
Pilihan Editor: Selain Nyadran, Berikut 6 Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan dari Berbagai Daerah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdateuntuk bergabung.