Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rasa Asli Ronde Jago Salatiga, Bertahan Lebih dari Setengah Abad

image-gnews
Pramusaji Warung Ronde Sekoteng Jago (Ronde Jago) sedang menyiapkan menu pesanan pembeli. Warung Ronde Jago berusia hampir 60 tahun dan jadi warung ronde paling terkenal di Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya di dalam kompleks pertokoan Pasaraya II, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Salatiga. TEMPO/Abdi Purmono
Pramusaji Warung Ronde Sekoteng Jago (Ronde Jago) sedang menyiapkan menu pesanan pembeli. Warung Ronde Jago berusia hampir 60 tahun dan jadi warung ronde paling terkenal di Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya di dalam kompleks pertokoan Pasaraya II, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Salatiga. TEMPO/Abdi Purmono
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Hujan baru saja turun saat Astaria Eka Santi alias Asta dan suami tiba di Warung Ronde Sekoteng Jago bersama 30 perempuan binaan PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang. Asta dan Firman Setyaji, sang suami, membuka usaha kerajinan eceng gondok sejak Januari 2019 di Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lokasi rumah sekaligus bengkel kerja pasangan muda ini berbatasan dengan wilayah Kota Salatiga. Cuma 10 menit berkendara dari rumah mereka ke Salatiga dan begitu sebaliknya.

Asta mengatakan seluruh perempuan dari Palembang itu adalah peserta pelatihan membuat kerajinan eceng gondok yang diadakan PT Pusri selama 23-26 Februari 2023 di Bengok Craft. Keberadaan eceng gondok pernah mengancam kelestarian Danau Rawapening sebelum dimanfaatkan jadi produk kreatif bernilai ekonomi tinggi. Begitu pula tujuan PT Pusri mengirim 30 perempuan binaan mereka ke Bengok Craft, yaitu mengolah sampah eceng gondok di perairan Sungai Musi jadi beragam produk kreatif seperti tas, sandal, dan topi. 

Menjelang hari terakhir pelatihan, Asta dan Firman membawa seluruh tamunya jalan-jalan menikmati kuliner legendaris di Salatiga. Asta dan Firman memilih Warung Ronde Sekoteng Jago yang berada di area pertokoan Pasaraya II, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 9, Kelurahan Kutowinangun Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.  

“Mereka kami bawa ke sini karena minumannya cocok dengan hawa sejuk Salatiga. Apalagi pas hujan begini, enaknya minum minuman penghangat badan seperti wedang ronde,” kata Asta kepada Tempo, Sabtu malam, 25 Februari 2023.

Asta memberikan dua alasan memilih Warung Ronde Sekoteng Jago, yang populer dengan sebutan Ronde Jago. Di sepanjang Jalan Sudirman, banyak penjual wedang ronde yang dapat menghangatkan badan sekaligus menghilangkan masuk angin. Tapi, Ronde Jago yang masih konsisten menjaga keaslian rasa dari semenjak berdiri hingga sekarang. Ini alasan pertama. 

Alasan kedua, lokasi Ronde Jago gampang dijangkau karena berada di pusat kota dan sudah sangat terkenal di Salatiga sehingga gampang dicari. “Kami pilihkan tempat ini karena rasanya tetap otentik dibanding tempat lain dan juga karena kemudahan akses. Jadi, pas balik ke Palembang, mereka bawa juga kenangan kuliner legendaris di sini,” ujar Asta.

Warung Ronde Sekoteng Jago berdiri pada 1964. Lokasinya persis di belakang Pos Polisi Pasar Raya dan warung sate Suruh yang juga terkenal. Arus lalu lintas di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman direkayasa satu arah sehingga para pengendara harus memarkirkan kendaraan searah di sisi kiri dan kanan jalan, lalu berjalan kaki sejauh 20-25 meter dari tepi jalan, tergantung posisi parkir kendaraan. 

Tempo mendapatkan tempat duduk tanpa antre karena tiba di sana saat suasana belum begitu ramai sehingga cepat pula mendapat suguhan semangkuk ronde sekoteng dan sepiring batagor bandung, serta berjumpa dengan Jhonny Indrayanto, selaku pemilik Ronde Jago yang duduk di kursi kasir. Harga total kedua menu Rp 37 ribu. 

Belum 30 menit duduk dan menikmati pesanan, banyak orang berdatangan, termasuk rombongan perempuan dari Palembang yang dibawa Asta dan Firman. Sebagian besar dari mereka terpaksa berdiri mengantre di gang sempit setelah memesan menu. 

Antrean terjadi karena memang ruangan warung yang kecil. Luas warung hanya sekitar 10 meter persegi, plus area teras warung dan sebagian jalan lorong pertokoan yang diberi bangku panjang. 

Menurut Jhonny, Warung Ronde Sekoteng Jago buka mulai pukul 13.00 dan tutup pukul 21.00 WIB. Di hari-hari biasa, pembeli tidak seramai di akhir pekan (Sabtu dan Ahad) serta pada masa libur nasional.

“Usahakan datangnya pas baru buka atau sorean sedikit karena biasanya menu kami masih lengkap. Kalau datangnya di atas jam 7 malam, ya beberapa menu biasanya sudah habis,” kata Jhonny. 

Mi kopyok adalah salah satu sajian favorit yang paling laris dan cepat ludes. Mi kopyok sejatinya makanan khas Semarang tapi juga populer di Salatiga. Makanan ini berbahan dasar mi dengan isian bayam, tauge, irisan daging ayam, bawang goreng dan disiram kuah kaldu ayam. 

Untungnya ronde sekoteng masih tersedia. Sesuai nama dan logo warungnya, ronde sekoteng jadi varian wedang ronde paling spesial.

Perlu diketahui, wedang ronde adalah minuman hangat berisi ronde yang berasal dari budaya Tionghoa. Ronde terbuat dari beras ketan (pulut) dan air, dibentuk bulat, yang direbus sampai matang dan mengapung. Ronde biasa disajikan dalam rendaman kuah jahe hangat dan campuran gula. 

Racikan ronde sekoteng di Warung Ronde Sekoteng Jago menggunakan resep keluarga mencakup 11 ramuan berkhasiat bagi kesehatan lambung dan meningkatkan daya tahan tubuh. 

Konsumen yang kebagian tempat duduk di dalam warung bisa langsung melihat pramusaji ligat menyiapkan sejumlah porsi pesanan pembeli. Terlihat tangan kiri pramusaji tangkas menggenggam lima cangkir kaleng kecil dan memasukkan bahan-bahan minuman ke masing-masing cangkir dengan memakai tangan kanan. Semua bahan minuman dalam cangkir dituang ke mangkuk-mangkuk porselin, baru disiram kuah.  

Sambil menanti pesanan jadi, para pembeli bisa memandangi pigura-pigura yang menghiasi dinding warung. Pigura-pigura ini berisi foto, komentar maupun tanda tangan pesohor Indonesia yang pernah ke sana. Contohnya, aktor  Deddy Mizwar dan Rudy Sutantio Abdul Salam alias Rudy Salam, model Olivia Lubis Jensen, pelawak kondang Sudarmadji alias Doyok, pakar kuliner Bondan Winarno serta Swasti Sabdastantri alias Chua Kotak dan pemeran sekaligus model Zack Lee Jowono.

Pramusaji tidak hanya melayani pesanan ronde sekoteng. Ada juga pesanan berupa wedang kacang tanah, wedang campur kacang tanah atau wedang ronde biasa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Porsi ronde sekoteng yang Tempo nikmati lebih banyak dan komplet ketimbang jenis wedang lainnya. Ronde sekoteng berasa pedas jahe dengan isian atau topping ronde besar isi kacang, ronde kecil, sagu delima, kolang kaling, kacang, agar-agar, rumput laut, manisan tangkwe dan manisan jeruk. 

Total, kata Jhonny, ada 11 topping pada ronde sekoteng dan empat di antaranya jadi bahan dasar atau ciri khas ronde sekoteng, yaitu manisan tangkwe, manisan kulit jeruk, agar-agar hunkwe dan rumput laut. “Boleh dibilang, ronde sekoteng itu paket lengkapnya,” ujarnya.

Suasana di dalam dan di luar Warung Ronde Sekoteng Jago (Ronde Jago) di kompleks pertokoan Pasaraya II, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Warung wedang ronde ini berdiri pada 1964 dan sempat vakum hampir tiga tahun pasca-tragedi politik 1965. TEMPO/Abdi Purmono

Karena memakai kuah jahe, pembeli boleh memesan kepada pramusaji untuk mengatur tingkat kepedasan pada ronde sekoteng, wedang campur kacang tanah dan wedang ronde biasa. 

Sedangkan wedang kacang tanah nihil kuah jahe. Wedang kacang tanah diramu memakai gula, ronde besar isi kacang, kacang tanah, dan ketan. Semua ramuan dijadikan satu dan disiram kuah sari kacang. Sajian ini cocok bagi konsumen yang doyan wedang ronde tapi enggak suka pedas kuah jahe. 

Jhonny Indra mengatakan, pengelolaan Ronde Jago sudah sampai pada generasi keempat. Jhonny adalah generasi ketiga dan pengelolaan Ronde Jago sekarang dipegang putranya yang bernama Airlangga Setia Dharma Putra alias Angga. 

Warung Ronde Jago berusia hampir 60 tahun. Selama itu pula Ronde Jago menggunakan resep turun-temurun, diracik dari bahan-bahan dan menggunakan cara yang sama sejak awal berdiri sehingga citarasa asli wedang rondenya terjaga sampai kini. 

Angga mengatakan bisa saja menu ditambah supaya kian variatif dan sesuai dengan selera generasi milenial tanpa mengubah keaslian rasa. 

Rasa Ronde Jago yang otentik sudah identik sebagai wedang ronde legendaris penghangat tubuh warga Salatiga dan sekitarnya. Bahkan, pada Maret 2022, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga menobatkan Ronde Jago bersama sembilan usaha kuliner tua lainnya sebagai “10 Kuliner Bersejarah Salatiga” atau “10 Culinary Heritage Salatiga”.

Menurut Angga, penggunaan logo ayam jago dilatarbelakangi sejarah pekerjaan kakeknya, Budi Christiono. Dulu, Budi jadi distributor Jamu Jago di Salatiga. Jualan jamu ini dibarengi sama jualan ronde.

“Tapi pada saat itu masih menggunakan nama Ronde Sekoteng dan Wedang Kacang Salatiga. Gitu aja namanya dulu,” kata Angga. 

Penggunaan nama Ronde Jago justru berasal dari pelanggan sekitar awal 2000-an. Pelafalan nama ini juga merujuk pada dagangan jamu jago yang dirintis sang kakek. 

Bisnis Ronde Jago sempat vakum pasca prahara politik 1965. Ronde Jago kembali melayani pembeli mulai 1968 dan tetap laris hingga sekarang.

Angga mengatakan tidak ada resep khusus supaya pelanggan kembali ke Ronde Jago karena resepnya tetap sama, warisan dari sang kakek. Yang jelas, Ronde Jago selalu menyuguhkan minuman hangat nan segar yang dibuat langsung di tempat. Proses pembuatannya pun boleh dilihat langsung oleh para pembeli yang duduk di dalam warung. Ronde Jago pantang menyetok wedang ronde. 

“Kami tidak pernah menyetok wedang ronde. Wedang ronde buatan kami selalu dalam kondisi fresh, sesuai dengan pesanan pembeli. Sudah dari dulu begitu itu cara jualan kakek saya,” ujar Angga.

Ronde Sekoteng Jago sudah punya tiga cabang di luar Salatiga sejak 2018. Dua cabang ada di Kota Semarang, masing-masing berlokasi di Jalan Ki Mangunsarkoro dan di Restoran Monggo Dahar, kawasan Kota Lama, Jalan Letnan Jenderal Suprapto. Satu cabang lagi berada di lantai 2 rest area Kilometer 456 Jalan Tol Bawen.

Semua cabang Ronde Jago dikelola keluarga besar Jhonny Indrayanto dan tetap menggunakan resep asli keluarga. Maka, khasiat dalam secawan wedang Ronde Jago pun makin bisa dirasakan orang-orang di luar Salatiga.

Pilihan Editor: 12 Makanan Khas Semarang yang Patut Dicoba

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

5 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

7 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

8 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

8 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

11 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.


5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

13 hari lalu

Biryani, Hyderabad. Unsplash.com/Shreyak Singh
5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri


Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

21 hari lalu

Mi lethek khas Bantul, Yogyakarta. Dok. Visiting Jogja
Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.


Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

23 hari lalu

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.


Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

26 hari lalu

Bebek Songkem. (dok. Indonesia Kaya)
Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

Ada tiga episode web series dalam format dokumenter membahas tentang filosofi, cara hingga tips memasak kuliner setiap daerah


5 Kreasi Resep Pisang Ijo untuk Berbuka Puasa yang Enak

26 hari lalu

Bahan makanan pisang ijo bisa dikreasikan menjadi beragam jenis hidangan menarik. Berikut 5 kreasi resep pisang ijo yang bisa Anda recook. Foto: Canva
5 Kreasi Resep Pisang Ijo untuk Berbuka Puasa yang Enak

Bahan makanan pisang ijo bisa dikreasikan menjadi beragam jenis hidangan menarik. Berikut 5 kreasi resep pisang ijo yang bisa Anda recook.