TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Warjono menuturkan sedikitnya ada empat area di DIY yang berpotensi tinggi dilanda cuaca ekstrem mulai Jumat hingga Ahad, 3-5 Maret 2023. Empat wilayah itu yakni Kabupaten Sleman, Kulon Progo, Bantul bagian selatan dan Gunungkidul bagian selatan.
"Pola angin Baratan saat ini cukup mempengaruhi pola cuaca di sebagian besar wilayah Jawa termasuk wilayah Yogyakarta, yang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan," kata Warjono, Sabtu, 4 Maret 2023.
Cuaca Teridentifikasi Curah Hujan Berpotensi Berkurang
Di sisi lain, mengacu hasil analisis dinamika atmosfer terkini BMKG Yogyakarta, Warjono mengungkap sebenarnya awal Maret ini juga mulai teridentifikasi tanda-tanda berkurangnya potensi curah hujan. Kondisi ini dipicu adanya pusat tekanan rendah di utara Australia dan di Samudera Hindia sebelah barat perairan Australia serta sirkulasi siklonik di sekitar perairan Natuna yang berpotensi menghambat aliran udara basah dari Asia.
"Namun dengan kondisi yang ada, dalam periode 1-2 hari ke depan potensi cuaca ekstrem masih sangat mungkin terjadi," kata dia.
Potensi cuaca ekstrem di beberapa area yang ditandai di Yogyakarta itu berupa curah hujan dengan intensitas sedang-lebat bahkan dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang. "Kami mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi," kata dia.
Bencana yang sangat memungkinkan terjadi berkaitan curah hujan tinggi antara lain banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan puting beliung. "Terutama untuk yang sedang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," kata dia.
Aktivitas Gunung Merapi
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas Gunung Merapi periode 24 Februari – 2 Maret 2023 mencatatkan cuaca di sekitar gunung itu umumnya cerah pada pagi hari. "Sedangkan saat siang hingga malam hari berkabut," kata Agus.
Gunung Merapi, kata Agus, sempat terpantau mengeluarkan asap putih, ketebalan tipis hingga tebal yang teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Ngepos pada periode sepekan lalu. "Pada minggu ini guguran lava masih teramati sebanyak dua kali ke arah barat daya (hulu Kali Boyong dan Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter," ujar Agus. Suara guguran aktivitas Merapi sempat terdengar dari Pos Babadan sebanyak dua kali dengan intensitas kecil hingga sedang.
Pada pekan ini juga terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 114 mm/jam selama 40 menit di Pos Kaliurang. Namun tidak sampai membuat adanya penambahan aliran maupun lahar dari sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Pilihan Editor: Pesan Sandiaga Uno untuk Wisatawan yang Akan Liburan: Hati-hati Cuaca Ekstrem.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.