Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Lumba-Lumba Vaquita yang Terancam Punah

Reporter

image-gnews
Vaquita, lumba-lumba kecil dari Teluk Meksiko. (naturalhistorymag.com)
Vaquita, lumba-lumba kecil dari Teluk Meksiko. (naturalhistorymag.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai hewan endemik yang ada di dunia mengalami ancaman kepunahan karena jumlahnya yang semakin sedikit. Di Indonesia, ada orang utan, badak bercula satu hingga harimau Sumatera yang termasuk hewan langka dan terancam punah. Sedangkan, di Meksiko ada lumba-lumba Vaquita yang juga terancam punah.

Lumba-lumba Vaquita adalah mamalia laut yang paling langka di dunia yang merupakan hewan endemik dari Teluk California. Bahkan saking langkanya, banyak orang yang mengira jika hewan yang bernama latin Phocoena sinus ini adalah makhluk mitos karena hanya sedikit orang yang pernah melihatnya langsung.

Berdasarkan data World Wide Fund for Nature (WWF), saat ini spesies mamalia laut langka ini hanya tinggal tersisa 10 ekor saja di dunia. Lantas, seperti apa lumba-lumba Vaquita itu? Simak informasinya berikut ini. 

Mengenal Lumba-Lumba Vaquita

Lumba-lumba Vaquita memiliki julukan ‘Smiling Panda’ karena mempunyai lingkaran hitam di sekitar matanya dan garis tipis yang berada di mulut hingga ke arah insang. Mamalia yang satu ini dapat ditemukan di perairan dangkal Teluk California, Meksiko, tetapi kerap berenang menjauh ketika ada kapal yang mendekat. 

Jenis lumba-lumba ini pertama kali ditemukan pada 1958. Sejak saat itu, lumba-lumba ini pun kerap ditangkap karena jaring insang yang dipakai oleh penangkap ilegal.

Penelitian dari ahli biologi Autonomous University of South California, Jorge Urban Ramirez, mengatakan jika ancaman kepunahan ini disebabkan karena penangkapan ilegal yang merusak biodiversitas laut. Hal inilah yang membuat Vaquita hanya tersisa kurang lebih 10 ekor saja setelah setengah abad ditemukan.

Hal yang menyebabkan Lumba-lumba Vaquita terancam punah

Lumba-lumba Vaquita yang berada di kawasan lindung laut Teluk California, Meksiko, kerap menjadi sasaran penangkapan ikan ilegal dengan menggunakan jaring insang. Inilah yang membuat populasi Vaquita semakin menurun setiap harinya yang juga membuatnya menjadi spesies terancam punah.

Tercatat hampir satu dari lima vaquita sering terjerat pada jaring insang yang sebenarnya ditunjukkan untuk spesies laut lain, seperti ikan totoaba. Ikan totoaba ini pernah ditangkap secara berlebihan pada pertengahan 1970-an dan membuatnya menjadi ikan yang terancam punah juga.

Melalui kesepakatan global, perdagangan ikan totoaba secara internasional sebenarnya sudah dilarang. Namun karena permintaan yang tinggi, nelayan pun akhirnya melakukan penangkapan ilegal yang ternyata juga berdampak pada penurunan jumlah spesies lumba-lumba Vaquita.

Fakta Mengenai Lumba-Lumba Vaquita

1. Memiliki wajah seperti tersenyum

Untuk mengenali lumba-lumba Vaquita cukup mudah, sebab mereka memiliki bercak hitam berupa garis lurus di sekitar mulutnya yang mengarah ke insang yang terlihat seperti sedang tersenyum. Selain itu, lumba-lumba Vaquita mempunyai bercak hitam di sekitar matanya seperti panda.

2. Hidup di daerah yang lebih hangat

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lumba-lumba Vaquita hidup di perairan dangkal Teluk California, Meksiko. Hal inilah yang membuat Vaquita memiliki sirip punggung yang lebih besar karena untuk membantu menghilangkan panas di tubuhnya karena kawasan tempat hidupnya yang lebih hangat dibandingkan lumba-lumba lain.

3. Hidup di kawasan yang berbahaya

Kawasan hidup lumba-lumba Vaquita cukup berbahaya karena berisiko membuatnya tersandung jaring ikan yang dilepaskan oleh para nelayan ilegal. Jaring ikan ini akan menjeratnya sehingga tidak bisa naik ke permukaan untuk bernapas dan berujung mati. Diketahui, pada 1997 jumlah mamalia laut yang satu ini masih ada sekitar 600 ekor. Namun, sekarang jumlahnya dilaporkan tinggal 10 ekor saja.

4. Makanannya seperti lumba-lumba lain

Sama seperti lumba-lumba lain, lumba-lumba Vaquita juga memakan ikan, cumi-cumi, kepiting dan lobster. Mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di bawah air sehingga jarang bisa dilihat oleh manusia.

5. Habitat asli lumba-lumba Vaquita

Dilansir dari laman WWF, Lumba-lumba Vaquita hanya tinggal di daerah utara Teluk California atau Laut Cortez di lepas pantai Meksiko. Mereka hanya tinggal di satu daerah itu saja dan tidak ada ditempat lainnya. Teluk California ini merupakan habitat yang luar biasa sehingga banyak keanekaragaman laut yang hidup disana seperti paus, penyu laut, ikan karang, hiu dan lainnya. 

Itulah informasi mengenai lumba-lumba Vaquita yang terancam punah. Semoga bermanfaat.

RADEN PUTRI (CW)

Pilihan Editor: Harga Tiket Solo Safari Zoo, Jam Buka, dan Fasilitas untuk Pengunjung

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Alasan Hiu Takut dengan Lumba-lumba

50 hari lalu

Ilustrasi Hiu mako. Southwest Fisheries Science Center
5 Alasan Hiu Takut dengan Lumba-lumba

Berikut beberapa alasan hiu lebih memilih untuk menghindari pertemuan dengan lumba-lumba.


Bangkai Lumba-lumba Sepanjang Dua Meter Ditemukan di Pantai Gunungkidul Yogyakarta

30 Juli 2024

Temuan bangkai ikan diduga lumba-lumba di pantai Gunungkidul Yogyakarta Selasa (30/7). Dok.istimewa
Bangkai Lumba-lumba Sepanjang Dua Meter Ditemukan di Pantai Gunungkidul Yogyakarta

Terdamparnya ikan tersebut ke Pantai Sepanjang Yogyakarta bisa dipicu sejumlah faktor, antara lain usianya tua, sakit, atau terpisah dari kelompoknya


Berenang Bersama dengan Lumba-Lumba Liar di Perairan Rockingham Australia

1 Mei 2024

Suasana wisatawan berenang bersama lumba-lumba liar di perairan Rockingham Perth, Australia Barat, Minggu 28 April 2024. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Berenang Bersama dengan Lumba-Lumba Liar di Perairan Rockingham Australia

Kalau traveling ke Rockingham, Australia, jangan lewatkan sensasi berenang bersama lumba-lumba liar


Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

1 Mei 2024

Sejumlah komodo berkumpul dalam kunjungan di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Ahad, 14 Oktober 2018. Pulau Rinca yang merupakan zona inti Taman Nasional Komodo, dihuni lebih dari 1.500 ekor komodo. TEMPO/Tony Hartawan
Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

Setidaknya ada 612 hewan endemik asal Indonesia dari berbagai jenis, seperti mamalia, burung, reptil, hingga amfibi. Berikut lima di antaranya.


Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

25 April 2024

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) berhasil diabadikan menggunakan camera trap saat berkubang di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. TNUK adalah salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1992 dan merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa bagian barat.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

Badak ditembak di bokong lalu disembelih dan diambil culanya terekam camera trap di dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Kamera juga dicuri.


Rumah Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar Dimasuki Biawak, Seliar Apakah Hewan Ini?

27 Maret 2024

Seekor biawak di Pulau Biawak, Indramayu, Jawa Barat, 26 Juni 2014. Pada sore hari, biawak-biawak berenang di tepi pantai untuk memangsa ikan. TEMPO/Aditya Herlambang
Rumah Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar Dimasuki Biawak, Seliar Apakah Hewan Ini?

Rumah artis Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar dimasuki biawak belum lama ini. Hewan apakah ini? Ada sekitar 80 jenis biawak di seluruh dunia,


Jalan-jalan ke Kampung Halaman Ellyas Pical, Banyak yang Indah di Saparua Maluku Tengah

17 Maret 2024

Ellyas Pical. TEMPO
Jalan-jalan ke Kampung Halaman Ellyas Pical, Banyak yang Indah di Saparua Maluku Tengah

Kampung halaman petinju legendaris Ellyas Pical di Saparua, Maluku Tengah memiliki beragam destinasi wisata unggulan. Apa saja?


Risiko Kerusakan Habitat Burung Endemik di Sulawesi dan Maluku

7 Februari 2024

Burung nuri kabare (Psittrichas fulgidus) (kanan) dan kakatua raja (Probosciger aterrimus) (kiri) bertengger di kayu saat dilepasliarkan di Hutan Adat Isyo, Kampung Rhepang Muaif, Distrik Nimbokrang, Jayapura, Papua, Sabtu 20 Agustus 2022. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua melepasliarkan 17 satwa jenis aves yaitu dua ekor nuri kabare (Psittrichas fulgidus), tiga ekor kakatua raja (Probosciger aterrimus), delapan ekor kasturi kepala hitam (Lorius lory), tiga ekor nuri bayan (Eclectus roratus), dan seekor kakatua koki (Cacatua galerita). ANTARA FOTO/Sakti Karuru
Risiko Kerusakan Habitat Burung Endemik di Sulawesi dan Maluku

Sulawesi dan Maluku termasuk lokasi penambangan nikel yang paling berpotensi mengusik habitat burung endemik.


Kala Burung Endemik Indonesia Terancam Pembukaan Tambang

30 Januari 2024

Petugas mengangkut peti berisi burung endemik Indonesia di Pusat penyelamatan dan rehabilitasi satwa liar Tasikoki, Bitung, Sulawesi Utara, Kamis 19 Oktober 2023. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara berhasil memulangkan (repatriasi) sebanyak 73 ekor burung endemik yang terdiri dari jenis kakaktua jambul kuning, kakaktua raja, kakatua Maluku dan nuri kepala hitam yang merupakan hasil tindak pidana penyelundupan satwa liar di Filipina, selanjutnya seluruh hewan endemik tersebut akan melewati proses pemeriksaan serta rehabilitasi di pusat penyelamatan dan rehabilitasi satwa liar Tasikoki di Bitung sebelum dilepaskan ke habitat asalnya. ANTARA FOTO/Adwit Pramono
Kala Burung Endemik Indonesia Terancam Pembukaan Tambang

Burung termasuk hewan endemik di Indonesia yang habitatnya berpotensi terganggu oleh pembukaan lahan tambang.


5 Fakta Celepuk Rinjani, Burung Hantu Terkecil di Dunia dari Lombok

17 Januari 2024

Seorang pengunjung berinteraksi dengan seekor burung hantu merah Red Owl, pada pameran Flora dan Fauna
5 Fakta Celepuk Rinjani, Burung Hantu Terkecil di Dunia dari Lombok

Burung hantu terkecil di dunia hanya ada di Lombok.