Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wawancara H. Apud, Pelopor Restoran Empal Gentong di Cirebon, Begini Jurus-jurusnya

image-gnews
Empal Gentong Haji Apud. Dok.Empal Gentong Haji Apud Cirebon
Empal Gentong Haji Apud. Dok.Empal Gentong Haji Apud Cirebon
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Empal gentong merupakan salah satu makanan khas dari kota di ujung Jawa Barat, yakni Cirebon. Berbahan dasar daging sapi dengan kuah kuning santan dan taburan kucai serta bawang goreng, empal memang paling nikmat disantap bersama lontong atau nasi panas.

Jika kurang suka dengan kuning yang gurih, ada satu lagi jenis empal yang karakternya sangat berbeda dengan empal gentong, yakni empal asem.

Sekilas empal asem mirip dengan sop sapi biasa, tapi bumbu-bumbu yang digunakan jelas berbeda. Yang paling utama dan tak boleh terlewatkan adalah asam jawa atau beliming wuluh, yang tentunya membuat empal asem terasa segar dan menggugah selera.

Di kota asalnya, Cirebon, Jawa Barat, dahulu pedagang empal menjajakan makanan ini secara berkeliling ke lingkungan rumah penduduk. Ada penjual yang membawanya dengan dipikul, ada pula yang memakai gerobak.

Selain itu, nama “gentong” memang berasal dari alat atau wadah yang digunakan pada proses memasaknya. Konon menggunakan gentong dan kayu bakar dapat membuat cita rasa empal menjadi lebih otentik.

Alat dan bahan yang sama masih terus dipakai dalam proses memasak empal di restoran H. Apud. Sekilas saja melewati kedai empal sudah tercium aroma daging yang gurih dengan kayu bakar yang khas, ditambah harum bakaran sate kambing yang tentu tak kalah menggelitik perut.

Kenapa Restoran Empal Gentong H. Apud Disebut Pelopor?

Dahulu, biasanya empal gentong dijual secara berkeliling, namun pria yang bernama asli Machfud ini berani mengusung konsep yang berbeda. Pada 1995, ia mendirikan tempat di pinggir jalan yang kemudian dijadikannya sebagai kedai yang dilabeli “Empal Gentong Pak Kumis”.

Nama ini mengadaptasi penampilan sang empunya kedai. Dahulu, Apud bercerita, ia memiliki kumis yang lebat dan berbadan tegap nan gagah. Pun hingga hampir menginjak usia 70 tahun kini, H. Apud masih terlihat bugar dan sehat.

Pada tahun 2009, ketika Apud memutuskan untuk berangkat haji, seketika tercetus dalam benaknya untuk mengganti nama restoran Pak Kumis menjadi H. Apud. Nama inilah yang kemudian dikenal khalayak.

Tak luput dari pasang dan surut berbisnis, lebih dari 12 tahun lamanya, Apud merasa restoran empal ini tidak mengalami perkembangan. Dalam satu minggu, ia mengaku, biasanya mendapat untung sebanyak 3 hari, dan rugi 4 hari, atau sebaliknya terus menerus selama dua belas tahun.

“Dua belas tahun itu luar biasa, itu bertahan, belum ada perkembangan,  belum kelihatan lah istilahnya. Tapi ya gimana lagi? Kan memang kalau kita usaha itu harus ulet, harus sabar, enggak ketinggalan doa sama Allah swt,” katanya kepada Tempo.co, Ahad, 29 Januari 2023 lalu di kediamannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apud sampai meminta bantuan sang istri untuk menambahkan modal kalau-kalau dagangannya terus merugi. Untunglah pada tahun 2003-2005 hasil dari kerja kerasnya kian terlihat.

Kedai yang dahulu berbentuk menyerupai Warung Tegal (Warteg), lambat laun diperbaharui agar pelanggan merasa nyaman untuk makan di tempat.

Hingga kini, telah memiliki tiga cabang, restoran empal ini masih tetap ramai diburu para pelanggan kelaparan yang ingin merasakan nikmatnya empal gentong.

Menu di restoran Empal Gentong H. Apud

Selain empal gentong dan empal asem, banyak makanan khas Cirebon lainnya yang tersedia di kedai ini. Sate kambing, nasi lengko, sop kambing, bahkan ada ayam goreng, tahu gejrot, es durian, dan berbagai hidangan lainnya.

Menurut Apud, menu-menu ini berasal dari pendapat dan saran konsumen. Ketika banyak yang menanyakan “Kok+ enggak ada nasi lengko?”, maka di situlah peluang melebarkan sayap datang.

“Tapi ya kita usahakan juga enggak asal-asalan. Kita cari orang yang ahli di bidang nasi lengko, karena dia pasti tahu bahan-bahan yang bagus belinya di mana, resepnya seperti apa. Jadi enggak asal-asalan,” kata Apud.

PUTRI SAFIRA PITALOKA 

Pilihan Editor: Wisata Cirebon, 5 Rumah Makan Menu Kuliner Cirebon dari Nasi Jamblang sampai Sate Kalong

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Toko Oleh-oleh Khas Cirebon Bersiap Sambut Pemudik

2 hari lalu

Warga luar daerah saat membeli kerupuk melarat di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (26/3/2022). (ANTARA/Khaerul Izan)
Toko Oleh-oleh Khas Cirebon Bersiap Sambut Pemudik

Pengelola toko oleh-oleh khas Cirebon telah memperbanyak stok oleh-oleh hingga tiga kali lipat.


Keunikan Azan Pitu di Masjid Agung Ciptarasa Cirebon, Begini Kisahnya

3 hari lalu

Tujuh orang muadzin melantunkan Adzan Pitu saat salat Jumat di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Cirebon, Jawa Barat, 25 Desember 2015. Tradisi Adzan Pitu menjadi tradisi unik yang dimulai sejak masa Wali Songo. TEMPO/Prima Mulia
Keunikan Azan Pitu di Masjid Agung Ciptarasa Cirebon, Begini Kisahnya

Masjid Agung Ciptarasa merupakan masjid tertua di Kota Cirebon. Masjid ini memiliki tradisi unik yaitu azan yang dilakukan 7 muazin atau azan pitu.


Rangkaian Tes Seleksi Menjadi Pilot, Apa Lagi Selain Tinggi Badan Minimal 160 Sentimeter?

16 hari lalu

Ilustrasi pilot. Shutterstock
Rangkaian Tes Seleksi Menjadi Pilot, Apa Lagi Selain Tinggi Badan Minimal 160 Sentimeter?

Ingin jadi pilot? Berikut alur proses seleksi sebelum menjadi pilot profesional, apa syarat yang harus dipenuhi?


Korban Kecelakaan Bus di Tol Cipali Dirujuk ke 3 Rumah Sakit Pemerintah Tangerang Selatan

23 hari lalu

Rombongan penziarah Tangerang Selatan mengalami kecelakaan di Tol Cipali-Palimanan, Minggu, 3 Maret 2024. (Dok Humas Tangsel)
Korban Kecelakaan Bus di Tol Cipali Dirujuk ke 3 Rumah Sakit Pemerintah Tangerang Selatan

Setelah terlibat kecelakaan di Tol Cipali-Palimanan, 11 pasien rombongan peziarah tiba di Tangerang Selatan.


Mahfud Md akan Keliling Cirebon Hari ini, Kunjungi Ponpes Babakan Ciwaringin dan Ujang Bustomi

58 hari lalu

Mahfud Md akan Keliling Cirebon Hari ini, Kunjungi Ponpes Babakan Ciwaringin dan Ujang Bustomi

Calon wakil presiden Mahfud Md akan berkampanye di Cirebon dan mengunjungi sejumlah pondok pesantren.


Ganjar Sebut Haram Hukumnya untuk Pejabat yang Salahgunakan Kekuasaan

27 Januari 2024

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat menghadiri Hajatan Rakyat Cirebon di Stadion Bima, Kota Cirebon, Jawa Barat, Sabtu 27 Januari 2024. ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas
Ganjar Sebut Haram Hukumnya untuk Pejabat yang Salahgunakan Kekuasaan

Ganjar Pranowo mengatakan bahwa haram hukumnya bagi pejabat yang menyalahgunaan kekuasaan.


Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

9 Januari 2024

Ruang pertemuan di bangunan utama Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat. Tempo/Francisca Christy Rosana
Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

Melalui hasil rapat panitia khusus disepakati ulang tahun Cirebon jatuh pada 1 Muharram 849 Hijriah


Rekomendasi 15 Kuliner Andalan di Cirebon: Empal Gentong, Nasi Jamblang dan Lainnya

3 Januari 2024

Empal Gentong. Shutterstock
Rekomendasi 15 Kuliner Andalan di Cirebon: Empal Gentong, Nasi Jamblang dan Lainnya

Liburan ke Cirebon tak lengkap rasanya jika tak berwisata kuliner. Berikut 15 rekomendasi kuliner Cirebon.


Sebanyak 65 Ribu Lebih Wisatawan Kunjungi Kota Cirebon saat Libur Nataru

2 Januari 2024

Bangunan Keraton Kasepuhan yang dibangun oleh Panembahan Pakungwati I tahun 1529 di Cirebon, Jawa Barat, (26/1). Keraton kerajaan Islam ini merupakan perluasan dari Keraton Pakungwati yang dibangun oleh Pangeran Cakrabuana. TEMPO/Prima Mulia
Sebanyak 65 Ribu Lebih Wisatawan Kunjungi Kota Cirebon saat Libur Nataru

Jumlah kunjungan wisatawan di Cirebon itu tercatat sejak Sabtu, 23 Desember 2023 hingga Senin, 1 Januari 2024.


Kaleidoskop 2023: Ragam Kecelakaan Laut, Termasuk Kapal Nelayan Karam di Cirebon

29 Desember 2023

Tangkapan layar video yang memperlihatkan Kapal wisata Tiana terbalik di Perairan Batu Tiga, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Sabtu, 21 Januari 2023. Foto ANTARA/HO-Tangkapan Layar
Kaleidoskop 2023: Ragam Kecelakaan Laut, Termasuk Kapal Nelayan Karam di Cirebon

Sepanjang 2023, kecelakaan laut terjadi di beberapa wilayah. Simak kaleidoskop kecelakaan laut selama tahun ini. Sekian banyak korban dari kapal karam