Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tren Wisata Sleep Tourism, Apa Itu dan Mengapa Diminati?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita tidur. Freepik.com/Tirachardz
Ilustrasi wanita tidur. Freepik.com/Tirachardz
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sleep tourism atau wisata tidur adalah salah satu tren wisata yang cukup berkembang pada 2022. Tren wisata ini pun diprediksi akan makin berkembang seiring makin banyaknya hotel yang menyediakan layanannya.

Apa itu wisata tidur?

Wisata tidur mungkin terdengar aneh saat orang pergi berlibur hanya untuk mendengkur. Tapi, tren wisata ini berfokus pada pengalaman tidur dan perbaikan pola tidur, yang akhirnya berdampak pada kesehatan.

Layanannya biasanya berupa penggabungan masa inap dengan layanan bertema tidur yang mencakup konsultasi dengan dokter, tempat tidur AI (Kecerdasan Buatan) yang membuat penyesuaian waktu nyata untuk tidur yang optimal dan bahkan suntikan suplemen berbasis melatonin. Semua dalam upaya untuk membantu tamu mendapatkan kembali siklus tidur untuk liburan restoratif terbaik.

Pengaruh Covid-19

Meskipun wisata tidur bukanlah hal baru, tidur telah menjadi kemewahan baru yang dicari para pelancong. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh pergeseran seismik dalam kesadaran kolektif dan prioritas pada kesehatan dan kesejahteraan, menurut Rebecca Robbins, peneliti tidur dan penulis Sleep for Succes!

Menurut Rebecca, industri perhotelan di masa lalu cenderung berfokus pada hal-hal yang mengurangi kualitas tidur yang baik, mulai dari makanan dekaden yang akan memperpanjang waktu tidur, atraksi dan aktivitas yang mengurangi waktu tidur. Namun, dengan Covid-19, perhatian terhadap tidur semakin meningkat karena banyak yang mengalami kesulitan tidur.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menemukan bahwa 40 persen dari lebih dari 2.500 orang dewasa yang ikut serta melaporkan penurunan kualitas tidur mereka sejak awal pandemi. CNA juga melaporkan bahwa hampir enam dari 10 orang Singapura tidak bisa tidur nyenyak karena Covid-19, sebuah temuan yang dihasilkan dari survei tidur global Philips yang dilakukan pada 2021.

Tidur juga terkait dengan umur panjang (penuaan dan degenerasi yang lebih lambat). Beristirahat dengan baik dapat menurunkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung atau gangguan metabolisme seperti resistensi insulin dan akibatnya diabetes, dan bahkan penurunan kognitif seperti demensia yang semuanya dapat memengaruhi kualitas hidup.

Pengalaman wisata tidur

Perancang web, Annie Theeng adalah salah satu yang melakoni wisata tidur ini pada awal 2022. “Itu adalah istirahat yang sangat kami butuhkan. Kami baru saja punya bayi tak lama setelah COVID dimulai," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Annie mengalami depresi pasca melahirkan yang juga membuat pernikahannya tegang. Mereka nyaris berpisah, tetapi untungnya suaminya sangat sabar dan mendukung. Bagaimana mereka akhirnya pergi melakukan wisata tidur pertama mereka adalah murni kebetulan.

"Suatu hari dia bertanya apa yang saya inginkan. Saya tidak mengatakan apa-apa selain tidur. Kami menertawakannya sekarang, tapi itu mungkin menyelamatkan pernikahan kami," kata Annie.

Mereka memesan wisata tidur di Thailand yang menawarkan program Sleep Enhanchement. Menginap selama sepekan, mereka mendapat layanan makan lengkap, transfer bandara, konsultasi kesehatan dan pemeriksaan kesehatan, termasuk mendapat penanganan dari naturopath, praktisi TCM dan bahkan pelatih kehidupan untuk menemukan mereka terapi tidur dan praktik gaya hidup yang dapat mengatasi insomnia. Annie dan suami mengaku merasakan kualitas tidur mereka membaik karena mereka mengikuti latihan dan menerapkannya ke dalam kehidupan mereka ketika mereka kembali dari wisata tidur.

CHANNEL NEWS ASIA

Baca juga: Tren Wisata 2022: Banyak Orang Lakukan Perjalanan Spontan, Destinasi Religi Diminati

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Hotel Terbesar di Dunia, Ada yang Punya Lebih dari 7.000 Kamar

1 hari lalu

Ilustrasi hotel terbesar di dunia. Foto: Canva
10 Hotel Terbesar di Dunia, Ada yang Punya Lebih dari 7.000 Kamar

Berikut ini deretan hotel terbesar di dunia, didominasi oleh kompleks mewah di Las Vegas, Amerika Serikat. Kamarnya capai lebih dari 7.000.


Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

3 hari lalu

Amsterdam, Belanda. Unsplash.com/Adrien Olichon
Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.


Jaga Kesehatan dengan Menerapkan Waktu Tidur Ideal

6 hari lalu

Ilustrasi perempuan tidur. Foto: Freepik.com
Jaga Kesehatan dengan Menerapkan Waktu Tidur Ideal

Berikut waktu tidur ideal agar kesehatan tubuh terus terjaga. Jangan tidur terlalu malam bila tak ada kepentingan khusus.


Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

6 hari lalu

Ilustrasi perempuan sedang berada di kamar hotel. Unsplash.com/Eunice Stahl
Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

Okupansi rata-rata hotel di Yogyakarta pada libur Lebaran ini meleset dari target 90 persen, hanya berkisar 80-an persen.


Libur Lebaran Usai, PHRI Yogyakarta Langsung Garap Paket Wisata Syawalan Hotel

8 hari lalu

Hotel Tentrem Yogyakarta. Foto: IG @hoteltentremyogyakarta.
Libur Lebaran Usai, PHRI Yogyakarta Langsung Garap Paket Wisata Syawalan Hotel

Paket syawalan usai libur Lebaran ini diharapkan menjadi satu pengobat melesetnya target okupansi hotel di Yogyakarta pada libur Lebaran ini.


Okupansi Hotel di Yogyakarta Meleset dari Target saat Libur Lebaran, Inikah Penyebabnya?

9 hari lalu

Ilustrasi interior hotel. Pixabay
Okupansi Hotel di Yogyakarta Meleset dari Target saat Libur Lebaran, Inikah Penyebabnya?

PHRI berharap tahun-tahun mendatang akan lebih banyak event untuk menjaring wisatawan datang ke Yogyakarta.


Okupansi Kamar Hotel di Solo Raya Musim Libur Lebaran 2024 Lebih dari 90 Persen

13 hari lalu

Solo Paragon Hotel & Residences
Okupansi Kamar Hotel di Solo Raya Musim Libur Lebaran 2024 Lebih dari 90 Persen

Tingkat hunian atau okupansi kamar hotel di wilayah Solo dan sekitarnya atau Solo Raya di musim libur Lebaran 2024 atau Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriyah ini rata-rata lebih dari 90 persen


4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

16 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Foto: Unsplash/Kevin Liang
4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.


Rekomendasi Tempat Staycation untuk Warga Jakarta yang Tidak Mudik Lebaran

21 hari lalu

The Lamandau (thelamandau.com)
Rekomendasi Tempat Staycation untuk Warga Jakarta yang Tidak Mudik Lebaran

Staycation di Ibu Kota sembari menikmati suasana yang bertolak belakang dengan Jakarta di hari kerja bisa jadi pilihan saat Libur Lebaran.


Cerita Pilu RM, Mahasiswi Universitas Jambi Kerja Paksa di Jerman dari Sortir Buah hingga Kuli Bangunan

24 hari lalu

Universitas Jambi. Dok. ANTARA
Cerita Pilu RM, Mahasiswi Universitas Jambi Kerja Paksa di Jerman dari Sortir Buah hingga Kuli Bangunan

Hingga detik ini, RM, mahasiswa Universitas Jambi itu menyimpan kisah pilu ferienjob dengan kedok magang mahasisw dengan tidak memberitahu keluarga.