TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia berupaya meningkatkan kualitas wisata halal untuk mengundang lebih banyak wisatawan muslim. Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan menyediakan layanan halal di lokasi-lokasi wisata.
"Dengan menyediakan layanan halal itu maka menarik banyak wisatawan muslim. Pihak Jepang, Korea, Cina, Taiwan juga melakukan itu," kata Ma'ruf di Istana Kepresidenan Yogyakarta pada Sabtu, 4 Februari 2023.
Layanan halal yang dimaksud dengan menyediakan berbagai kebutuhan wisatawan muslim, seperti ketersediaan tempat ibadah, restoran halal dan fasilitas lainnya. "Bukan hanya di negara-negara muslim bahkan di Cina pun ada. Misalnya di China, saya pernah ke sana ada restoran biasa tapi ada juga restoran halal, ada tempat salat, di Korea juga begitu," kata Ma'ruf.
Artinya, menurut Ma'ruf, wisata halal menunjukkan ketersediaan layanan halal di destinasi wisata itu. Bukan mengubah destinasi itu menjadi destinasi wisata halal sepenuhnya.
"Ini yang perlu diluruskan, dan bukan hanya di negara mayoritas muslim tetapi justru di Jepang, Cina, Eropa, Australia, di mana-mana begitu," kata Ma'ruf.
Ma'ruf pun mengungkap perbedaan antara wisata halal dan religi. Ia mencontohkan berkunjung ke masjid bukanlah termasuk wisata halal, melainkan wisata religi.
"Kalau wisata halal itu mengunjungi semua destinasi wisata yang ada, cuma di destinasi itu ada layanan halal," kata Ma'ruf.
Wisata halal di Indonesia
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ingin meningkatkan peringkat Indonesia dalam Global Travel Muslim Index. Indonesia meraih peringkat dua dari Global Travel Muslim Index 2022 dengan memperoleh poin sebanyak 70.
Sandiaga menargetkan Indonesia dapat mencapai angka 75 sebagai poin tertinggi dalam Global Muslim Travel Index pada 2023. Ia pun merancang sejumlah program, seperti menawarkan layanan tambahan bagi wisatawan atau experience of service, di antaranya halal package, halal food, halal hotel, halal finance dan transportasi.
Saat ini, beberapa provinsi sudah menyampaikan ketertarikan terhadap pengembangan wisata halal, seperti Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Barat dan Aceh. Hal tersebut ditujukan untuk menangkap peluang wisatawan nusantara, regional (tingkat Asia Tenggara) dan Timur Tengah.
Baca juga: 6 Restoran Bersertifikat Halal di Australia, Aman untuk Wisatawan Muslim
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu