TEMPO.CO, Jakarta - Kehidupan warga Desa Hong Guofang Kota Longguan Provinsi Zhejiang Cina berubah setelah hadirnya teknologi fotovoltaik. Kawasan perbukitan indah di Cina yang kini jadi desa wisata itu bisa makin dikenal wisatawan dan warganya memperoleh pendapatan yang tak sedikit.
Lewat teknologi fotovoltaik itu, warga bisa mendapatkan listrik gratis sekaligus pendapatan dari panel listrik tenaga surya itu. Menjelang Tahun Baru Imlek ini, pengurus Partai Komunis Cina (CPC) di desa membagikan hongbao kepada warga yang berisi uang hasil pendapatan itu.
"Saya tidak pernah berpikir atap rumah di desa ini bisa menghasilkan uang sungguhan," kata Cai Yinhua, warga Desa Hong Guofang.
Menurut Cai, semula rumah-rumah warga tampak bobrok. Namun sejak 2016, rumah-rumah disulap menjadi bangunan vila bertingkat dan megah ditambah panel surya diatasnya.
Cai menyebutkan sedikitnya 60 rumah di desanya yang peruntukannya telah berubah menjadi rumah singgah bagi wisatawan (homestay). Oleh karena sudah berubah menjadi desa wisata, maka penduduk lainnya juga sudah banyak yang membuka usaha, terutama toko kebutuhan logistik.
Teknologi fotovoltaik tidak saja mengubah energi sinar matahari menjadi energi listrik secara langsung, melainkan juga mengubah nasib warga desa itu. Setiap rumah di desa itu tidak saja mendapatkan pasokan listrik secara cuma-cuma setiap bulan hingga 50 kilowatt per jam (kWh), warganya juga mampu menghasilkan pendapatan secara kolektif lebih dari 600.000 Yuan atau sekitar Rp1,3 miliar.
Berkah dari teknologi fotovoltaik
Desa Hong Guofang membiarkan terik matahari menyinarinya sepanjang hari. Sinar matahari di desa lembah pegunungan di wilayah timur Cina itu bagaikan sumber penghidupan bagi warganya.
"Saya dulu memang pernah berpikir bahwa kehidupan di desa ini akan lebih baik. Namun saya tidak pernah berpikir bahwa kehidupan di desa ini akan sebaik ini," kata Wang Zhiguo, warga Desa Hong Guofang lainnya.
Warga desa pun tak akan melupakan Wang Guozhi, orang yang ada di balik perubahan desa Hong Guofang. Ia yang memelopori usaha di sektor pariwisata.
Atas prakarsanya, warga setempat mulai memanfaatkan kamar-kamar kosong di rumahnya sebagai homestay. Melalui bimbingan perusahaan pemasok listrik lokal, homestay tersebut menerapkan transformasi elektrifikasi yang tentu saja bernilai ekonomi.
"Pembangkit listrik fotovoltaik tidak saja ramah lingkungan dan bebas polusi, tapi juga menjadikan pemandangan desa ini sangat indah," kata Cai Yinhua.
Pada malam hari, jalanan di desa itu terang-benderang oleh lampu-lampu berteknologi fotovoltaik yang terpasang di 280 titik. Total kapasitas terpasang saat ini sebesar 2.885 kilowatt, sedangkan pembangkit listrik tenaga surya melalui teknologi fotovoltaik di atap rumah warga bisa menghasilkan 2,88 juta kWh per tahun. Pendapatan yang dihasilkan dari sektor ekonomi kreatif di desa kini telah mencapai 2 juta Yuan (Rp 4,5 miliar) per bulan sebagaimana data Pemkot Longguan.
Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Indonesia Siap Sambut Wisatawan Cina dengan Terbuka tapi Hati-hati
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.