TEMPO.CO, Yogyakarta - Tiga kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yakni Bantul, Gunungkidul dan Kulon Progo berbatasan langsung dengan pesisir pantai selatan yang diprediksi masih bakal menjadi destinasi favorit wisatawan saat libur akhir tahun ini. Namun, dari ratusan titik pantai yang tersebar di tiga kabupaten itu, belum semua memiliki pos pantau beserta petugas dari Search And Rescue (SAR) yang berjaga secara tetap.
"Wisatawan perlu tahu dan berhati hati karena masih banyak titik pantai yang belum memiliki pos pantau dan anggota SAR yang diterjunkan secara tetap memonitor semua kawasan pantai," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DIY Noviar Rahmad, Jumat, 18 November 2022.
Saat ini, Noviar mengatakan penempatan personel SAR itu baru tersebar di 33 pantai yang paling intens disambangi wisatawan. Diantaranya Pantai Baron di Kabupaten Gunungkidul, Pantai Parangtritis di Kabupaten Bantul dan Pantai Glagah di Kabupaten Kulon Progo. "Sedangkan di tiga kabupaten DIY itu ada 100 lebih pantai," kata dia.
Dengan situasi itu, Noviar meminta wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan Yogyakarta saat libur akhir tahun ini lebih waspada dengan mematuhi anjuran petugas serta rambu yang terpasang. Langkah itu dapat meminimalisir kejadian tak diinginkan seperti kecelakaan saat bermain di pantai selatan.
Tercatat pada awal hingga pertengahan November ini, setidaknya ada dua kecelakaan di pantai Gunungkidul yang masing-masing telah menelan satu korban jiwa. Dengan kasus sama, yakni terseret ombak dan hilang sampai akhirnya ditemukan tak bernyawa.
"Jika pantai yang dikunjungi kebetulan tidak ada pos pantau maupun petugas SAR, sebaiknya lebih waspada dan menjaga keselamatan, bisa juga pemberitahuan ke pokdarwis (kelompok sadar wisata)," kata Noviar.
Kasus terbaru wisatawan hilang terseret ombak menimpa seorang santri asal Pondok Pesantren Al Mukmin Sukoharjo. Korban hilang dan ditemukan meninggal setelah terseret arus di Pantai Seruni Gunungkidul pada Kamis, 17 November lalu.
Noviar mengatakan kasus itu menjadi perhatian, sebab kedatangan rombongan santri itu saat subuh tidak sempat diketahui petugas. "Petugas dan relawan baru dapat laporan insiden (santri hilang terseret ombak) itu dari masyarakat," kata dia.
Adapun menyambut momen libur akhir tahun ini, Noviar mengatakan telah mempersiapkan sarana dan fasilitas pendukung bagi relawan dan tim SAR yang bertugas, antara lain jetski dan perahu jukung. "Kami imbau juga wisatawan pahami karakteristik pantai yang dituju saat liburan agar bisa lebih berhati hati," kata dia.
Wisatawan yang akan mengunjungi pantai juga harus cermat melihat papan informasi di setiap pantai untuk melihat potensi bahaya dan imbauannya. "Misalnya jika berkunjung di Pantai Parangtritis, hati hati meski sepertinya datar, ombak relatif lebih tenang, padahal di bawahnya ada arusnya kencang karena ada palung," kata Noviar.
Baca juga: Libur Akhir Pekan di Yogyakarta, Waspada Hujan Lebat di Sejumlah Daerah Ini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.