TEMPO.CO, Batam - Pertama kalinya Pawai Tatung digelar di Kota Batam Kepulauan Riau (Kepri), Ahad, 13 November 2022. Tradisi Tatung merupakan sebuah tradisi menusuk badan yang berasal dari Kota Singkawang.
Pawai Tatung berlangsung di Kawasan Nagoya Kota Batam. Kawasan ini merupakan pusat perbelanjaan wisatawan Kota Batam.
Terlihat puluhan Tatung, sebutan bagi orang yang menusuk-nusukkan benda tajam ke tubuhnya, sudah berkumpul di depan Nagoya Mall. Setelah itu secara bersama-sama mereka berjalan menuju panggung utama Pawai Tatung yang terdapat di depan Martabak HAR.
Sesampai di depan panggung, tatung terlihat menyelenggarakan ritual sembahyang. Kegiatan mereka ini mengundang perhatian wisatawan yang kerap melintas di kawasan itu. Beberapa dari turis ini juga mengabadikan momen tersebut dengan smartphone mereka.
Tatung kemudian menunjukan aksi mereka di depan penonton yang sudah memadati lokasi acara. Tidak hanya peserta tatung beberapa paguyuban lain, seperti Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia, Paguyuban Warga Ponorogo Batam, dan Rumpun Dayak Banjar turut meramaikan acara tersebut.
Beberapa peserta pawai Tatung berjalan disepanjang kawasan Nagoya, Ahad, 13 November 2022. TEMPO/ Yogi Eka Sahputra
Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia menampilkan atraksi memecahkan batu dengan kepala, Paguyuban Warga Ponorogo Batam menampilkan atraksi Reog Ponorogo dan Rumpun Dayak Banjar menampilkan atraksi khas suku Dayak.
Ketua Majelis Agama Buddha Tridharma (Magabutri) Kepri Susanto mengatakan Pawai Tatung setidaknya diikuti 32 klenteng yang ada di Batam dengan total peserta 52 orang. "Kami bersyukur bisa menghibur warga Batam, acara ini sudah disiapkan sejak 2 bulan yang lalu," kata dia.
Susanto mengatakan terdapat 13 barongsai dan tiga naga ikut memeriahkan pawai Tatung tersebut. "Selain untuk menghibur acara ini juga bertujuan mempererat tali persaudaraan kelenteng yang ada di Batam," kata dia.
Menurut Susanto, acara tidak hanya dihadiri wisawatan lokal tetapi juga ada beberapa turis Malaysia dan Singapura yang ikut menyaksikan pawai ekstrim tersebut. "Ada vloger juga yang datang dari Malaysia dan Singapura tadi, ini magnet baru pariwisata Kepri," ujarnya.
Khairudin, salah seorang warga Batam yang antusias menyaksikan pawai Tatung ini mengaku terpukau. Ia melihat adegan ekstrem dari para peserta, salah satunya menusukkan besi ke bagian pipi mereka. "Ini seram, tetapi menarik," kata pria yang akrab disapa Udin.
Begitu juga yang disampaikan Yuli yang merasa terhibur karena pertunjukan seperti ini baru pertama kali ia saksikan. "Luar biasa, ini pertama kali saya lihat," kata wisatawan yang berasal dari Padang ini.
Beberapa penelitian menyebutkan Pawai Tatung berasal dari daerah Singkawang. Kegiatan menusuk badan dengan benda tajam ini digelar saat perayaan Cap Go Meh. Disebutkan perayaan Cap Go Meh di Singkawang berbeda dengan daerah lain, yaitu dengan tradisi Tatung.
Di Singkawang, perayaan Cap Go Meh memunculkan sebuah akulturasi budaya antara masyarakat Dayak dengan masyarakat Tionghoa. Hal ini dapat terlihat dalam pawai Tatung yang pesertanya tidak hanya dari etnis Tionghoa tetapi juga ada peserta Tatung yang berasal dari etnis Dayak. Tatung sendiri dalam bahasa Hakka berarti orang yang dirasuki roh dewa atau leluhur.
Baca juga: Mencoba One Day Trip ke Singapura, Kebiasaan Warga Batam Saat Akhir Pekan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu