Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Film Pariwisata Beberkan 150 Destinasi Yogya , Buka Referensi Turis Tempat Wisata Selain Candi Borobudur

image-gnews
Cuplikan film pariwisata berseri berjudul 'Jogja, Kamu, dan Rindu' yang diluncurkan Badan Otorita Borobudur di Yogyakarta Kamis (20/10). Tempo/Pribadi Wicaksono
Cuplikan film pariwisata berseri berjudul 'Jogja, Kamu, dan Rindu' yang diluncurkan Badan Otorita Borobudur di Yogyakarta Kamis (20/10). Tempo/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Otorita Borobudur atau BOB  meluncurkan film pariwisata berseri berjudul Jogja, Kamu, dan Rindu di Yogyakarta pada Kamis petang, 20 Oktober 2022. Film pendek lima seri yang penggarapannya menggandeng Fakultas Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu membidik tak kurang 150-an latar destinasi dari lima kabupaten/kota se DI Yogyakarta.

Dalam film itu dikisahkan dua traveler, masing-masing perempuan dan laki-laki, yang awalnya berwisata sendiri-sendiri namun secara kebetulan terus dipertemukan ketika mengunjungi destinasi yang sama. "Film ini untuk mendongkrak brand awareness wisatawan mancanegara juga lokal agar punya referensi jika di sekitar destinasi super prioritas Candi Borobudur Jawa Tengah,  banyak pula obyek wisata di Yogyakarta yang bisa disambangi," kata Direktur Utama BOB Indah Juanita di sela pemutaran film itu di Yogyakarta, kemarin. 

Targetnya Menaikkan Lama Tinggal di Yogyakarta

Dengan lengkapnya referensi wisatwan lewat film itu, ujar Indah, targetnya bisa menaikkan lama tinggal atau lenght of stay wisatawan. Mereka jauh jauh hari bisa lebih mempersiapkan jadwal perjalanannya.

Produser yang juga dosen Fakultas Seni Media Rekam ISI Yogyakarta Pamungkas Wahyu Setiyanto menuturkan film itu berhasil diselesaikan dalam waktu dua bulan saja. "80 persen kru film merupakan mahasiswa ISI Yogyakarta," kata Pamungkas. 

Cuplikan film pariwisata berseri berjudul 'Jogja, Kamu, dan Rindu' yang diluncurkan Badan Otorita Borobudur di Yogyakarta Kamis (20/10). Tempo/Pribadi Wicaksono

Untuk pengerjaannya, ujar Pamungkas, ia awalnya membagi peta Yogyakarta menjadi tujuh bagian besar. Setiap bagian lalu diberi tema dan diangkat potensi wisata masing-masing secara merata. 

Spot dari Kota Yogyakarta misalnya mengangkat tema Menikmati Harmoni Kota Jogja Melalui Lima Jalur Wisata Sepeda (MONALISA). Daya tarik wisata Kota Yogyakarta akan mempromosikan Sport-tourism melalui kegiatan wisata sepeda. Sedangkan di Kabupaten Sleman bertema Sport-tourism. Tema dari video yang meliputi Sleman adalah mengenalkan spot ideal untuk dikombinasikan dengan wisata olahraga Sport-Tourism.

Sedangkan dari Kabupaten Bantul bertema Bantul Bumi Mataram. Tema pembuatan video untuk wilayah Kabupaten Bantul ini akan mengangkat budaya dan sejarah. "Faktor kebudayaan di Kabupaten Bantul ini sangat kuat serta menjadi cikal bakal Keraton Yogyakarta atau Mataram tepatnya di Singosaren, Jagalan, Pleret, dan Kota Gede. Peristirahatan terakhir raja-raja juga bertempat di Imogiri," kata Pamungkas.

Untuk Kabupaten Kulon Progo mengusung tema Sambanggo. Videonya menampilkan wisata alam dan budaya yang mencakup sub tiga kategori, yakni Sambang Gisik yang berarti menata daerah di pesisir atau pantai, lalu ada pula Sambang Giri atau Sambang Gunung yaitu menata destinasi wisata di Pegunungan Menoreh. Selain itu ada juga Sambang Gawe yaitu menata ekonomi kreatif yang berada di Kulon Progo. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan di Kabupaten Gunungkidul film bertema Geo-Park lantaan daerah ini mempunyai nilai dengan banyaknya dimensi antara lain yaitu budaya, kuliner, geo-produk, ekosistem serta 13 GeoSite alam. 

Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Rahardjo mengatakan film pariwisata ini sudah cukup mewakili profil destinasi yang ada di Yogya meski belum seluruhnya. "Kami harap ada seri-seri lain selanjutnya, karena yang belum terekspos dari film ini terutama tradisi lokal yang selama ini juga jadi daya tarik wisata, bukan sekadar destinasinya," kata Singgih.

Singgih optimistis, promosi wisata dalam bentuk film berseri ini bisa perlahan berkontribusi menaikkan lama tinggal wisatawan jika dilakukan secara gencar. "Saat ini lama tinggal wisatawan lokal di Yogya masih 1,5 sedangkan wisatawan manca sudah 2,4," kata dia.

Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul Arif Aldian menuturkan potensi wisata yang dikemas secara visual lalu disebarluaskan ke berbagai platform, selama ini menjadi sarana efektif promosi. Khususnya bagi Gunungkidul yang lokasinya paling jauh dari pusat Kota Yogya. "Dari narasi film seperti ini potensi wisata bisa terekam lebih utuh dan dekat sehingga wisatawan tertarik untuk mengalaminya langsung," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Baca juga: Borobudur, Prambanan, Yogyakarta Jadi Sumbu Pengungkit Wisata 35 Kabupaten

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


TWC Catat Kunjungan 243.821 Wisatawan selama Libur Lebaran, Candi Borobudur Paling Banyak

1 hari lalu

Zona II Candi Borobudur. Dok. PT TWC
TWC Catat Kunjungan 243.821 Wisatawan selama Libur Lebaran, Candi Borobudur Paling Banyak

Jumlah kunjungan wisatawan di Candi Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, plus Teater Pentas Ramayana dan TMII sebanyak 243.821 orang.


Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

1 hari lalu

Charlie Chaplin di Garut (Youtube)
Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.


Wisatawan Asal Sragen Nyaris Hilang Terseret Arus Balik Pantai Gunungkidul

4 hari lalu

Petugas Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron Gunungkidul berhasil menyelamatkan wisatawan asal Sragen yang terseret arus balik di Pantai Drini Gunungkidul Senin 15 April 2024. Dok.istimewa
Wisatawan Asal Sragen Nyaris Hilang Terseret Arus Balik Pantai Gunungkidul

Meski gelombang laut selama libur Lebaran ini cukup landai dengan status gelombang sedang, namun wisatawan perlu berhati-hati saat bermain air di destinasi pantai-pantai selatan Yogyakarta.


H+3 Lebaran, Ribuan Wisatawan Masih Padati Pantai Parangtritis Yogyakarta hingga Petang

6 hari lalu

Wisatawan masih memadati kawasan wisata Pantai Parangtritis Bantul Yogyakarta pada Sabtu (13/4). Tempo/Pribadi Wicaksono
H+3 Lebaran, Ribuan Wisatawan Masih Padati Pantai Parangtritis Yogyakarta hingga Petang

Kunjungan wisatawan ke Pantai Parangtritis Yogyakarta terus naik sejak hari pertama Idulfitri atau Rabu, 10 April lalu hingga Sabtu 13 April.


Sederet Fakta Khatib Salat Id di Bantul Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu dan Berujung Minta Maaf

6 hari lalu

Ilustrasi salat Idul Fitri. REUTERS
Sederet Fakta Khatib Salat Id di Bantul Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu dan Berujung Minta Maaf

Khatib salat Id di Bantul, Yogyakarta, mendadak viral di media sosial karena mengangkat materi dugaan kecurangan Pemilu 2024. Berikut sederet faktanya


Bahas Kecurangan Pemilu 2024 Saat Salat Id di Bantul, Untung Cahyono Minta Maaf

6 hari lalu

Ilustrasi salat Idul Fitri. REUTERS
Bahas Kecurangan Pemilu 2024 Saat Salat Id di Bantul, Untung Cahyono Minta Maaf

Untung Cahyono, penceramah yang viral karena mengangkat materi kecurangan Pemilu 2024 saat salat Id di Bantul memberikan klarifikasi.


Viral Salat Id di Bantul Ditinggal Jemaah karena Singgung Politik, Kampus UAD Klarifikasi

7 hari lalu

Ilustrasi salat Idul Fitri. REUTERS
Viral Salat Id di Bantul Ditinggal Jemaah karena Singgung Politik, Kampus UAD Klarifikasi

Video yang menampilkan jemaah salat Id meninggalkan lokasi menjadi viral di media sosial.


Warga Aceh Barat Daya Lebaran 11 April 2024, Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul 5 April 2024

8 hari lalu

Umat muslim jamaah Masjid Aolia bersiap untuk melaksanakan ibadah Salat Idul Fitri di Giriharjo, Panggang, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta, Jumat, 5 April 2024. Jamaah Masjid Aolia menetapkan jatuhnya 1 Syawal 1445 H pada Jumat (5/4/2024) didasari petunjuk dari pimpinan jamaah Masjid Aolia, KH Raden Ibnu Hajar Sholeh atau yang biasa dikenal dengan nama Mbah Benu. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Warga Aceh Barat Daya Lebaran 11 April 2024, Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul 5 April 2024

Warga di Kabupaten Aceh Barat Daya rayakan lebaran Kamis, 11 April 2024. Sebelumnya, jemaah Masjid Aolia Gunungkidul berlebaran pada 5 April 2024.


Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

13 hari lalu

Umat muslim jamaah Masjid Aolia bersiap untuk melaksanakan ibadah Salat Idul Fitri di Giriharjo, Panggang, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta, Jumat, 5 April 2024. Jamaah Masjid Aolia menetapkan jatuhnya 1 Syawal 1445 H pada Jumat (5/4/2024) didasari petunjuk dari pimpinan jamaah Masjid Aolia, KH Raden Ibnu Hajar Sholeh atau yang biasa dikenal dengan nama Mbah Benu. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

Jemaah Masjid Aolia di Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta telah merayakan Idul Fitri. Bagaimana asal usul jemaah asuhan Mbah Benu ini?


Jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul Rayakan Idulfitri Hari ini, Imam dan Jemaah: Tak Ada Kendala

14 hari lalu

Jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul merayakan Lebaran Idul Fitri hari ini, Jumat 5 April 2024. Dok.istimewa
Jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul Rayakan Idulfitri Hari ini, Imam dan Jemaah: Tak Ada Kendala

Jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul merayakan Idulfitri lebih cepat dari hari penetapan pemerintah.