TEMPO.CO, Yogyakarta - Cara mendekatkan film ke masyarakat pedesaan ditempuh sekelompok civitas dari kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) lewat aksi bioskop keliling atau bioling. Bioskop keliling bertajuk Ndeso Film Festival itu memiliki sasaran khusus, yakni warga pedesaan yang selama ini jauh dari wahana bioskop untuk ruang menikmati dan mengapresiasi film bersama.
"Sasaran bioskop keliling ini warga pedesaan," kata Budi Dwi Arifianto, Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) MM Kine Klub UMY, Jumat, 30 September 2022
Sebagai awal putaran, bioskop keliling tersebut digelar perdana di Lapangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Candi, Sumber, Dukun, Magelang, Jawa Tengah, Kamis, 29 September 2022. Para warga desa disuguhi film pendek atau film dokumenter karya komunitas film lokal dengan beragam tema.
Ada tema keluarga, komedi, heroik, kebangsaan, olahraga, inspirasi, motivasi, edukasi, lingkungan dan sosial. Beberapa film yang diputar berdurasi 15-30 menitan itu antara lain Mbecek, Bariem dan Sambatan.
Film Sambatan karya Budi Dwi Arifianto misalnya, mengangkat tradisi gotong royong atau sambatan yang oleh masyarakat Magelang Jawa Tengah diartikan sebagai kerja bersama. Film pendek ini bercerita tentang manfaat digital media untuk kemajuan Indonesia.
"Konsep dalam bioskop keliling ini open air cinema atau bioskop terbuka alias layar tancep namun dengan kemasan baru," kata Budi yang juga Dosen Ilmu Komunikasi UMY itu.
Budi bersyukur ruang menikmati dan mengapresiasi film lewat bioskop keliling itu diminati masyarakat desa. Tercatat sebanyak lebih dari 400 penonton hadir mengikuti kegiatan itu, termasuk aparatur pemerintah desa.
"Antusiasme warga ini menjadi modal penting dalam gerakan sinema rakyat," kata Budi. Dekatnya masyarakat dengan film, menurut dia, menjadi pijakan untuk membangkitkan dan mengembangkan ekonomi kreatif di bidang industri film.
"Juga bisa sekaligus menjadi sarana dakwah positif kepada masyarakat, tentang nilai nilai hidup," kata Budi.
Berbeda dengan tren menonton film di gedung bioskop, dalam bioskop keliling ini selain pemutaran film ada ajang silaturahmi warga dan ruang tampilnya tradisi warga setempat, seperti pementasan kesenian tradisional.
“Hadirnya seni tradisi dalam bioskop keliling ini menjadi sarana sosialisasi edukasi untuk menciptakan pemahaman dan keakraban baru bagi masyarakat terutama soal film,” ujar Budi.
Baca juga: Saat Tradisi Rebo Pungkasan Kembali Digelar di Yogyakarta
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.