TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia telah meluncurkan visa untuk para pengembara digital atau digital nomad. Visa itu disebut sebagai salah satu skema yang paling mudah diakses di dunia.
Skema digital nomad baru Malaysia disebut DE Rantau Nomad Pass yang dirancang untuk menarik para pekerja yang dapat bekerja di mana saja.
Saat ini, pekerja jarak jauh dari negara tertentu dapat bekerja di Malaysia hingga 90 hari. Namun dalam aturan baru terbaru, mereka bisa segera tinggal hingga dua tahun. Dan, yang menarik, skema ini memiliki satu keuntungan penting yang akan membuatnya dapat diakses oleh banyak aplikasi potensial.
Skema ini akan terbuka bagi mereka yang berpenghasilan hanya US$ 24 ribu (Rp 360 juta) per tahun, yang membuatnya sedikit lebih terjangkau daripada beberapa skema serupa lainnya. Di Kosta Rika, visa serupa mensyaratkan pekerja memiliki penghasilan US$ 36 ribu (Rp 540 juta) per tahun.
Syarat lain DE Rantau Malaysia adalah pelancong harus bekerja penuh waktu atau paruh waktu, baik dalam kontrak atau sebagai pekerja lepas dan dapat menunjukkan bukti kerja selama tiga bulan. Skema ini terutama ditujukan untuk orang-orang yang bekerja di industri TI, tetapi tidak ada batasan aktual tentang siapa yang dapat melamar.
Biaya visa awal digital nomad adalah 1.000 ringgit (Rp 3,2 juta). Jika ingin membawa setiap 'tanggungan' (pasangan atau anak-anak), masing-masing akan dikenakan biaya tambahan 500 ringgit Malaysia (Rp 1,6 juta). Detail lebih lanjut bisa dicek di website mdec.my.
TIMEOUT
Baca juga: Wisata Digital Nomad di Indonesia: Bisa Pakai B211, Canggu Jadi Tujuan Favorit
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.