"

Simak Dulu Asal Usul Kota Madiun Sebelum Berwisata Ke Kota Pecel

Menko PMK Muhadjir Effendy didampingi Wali Kota Madiun H. Maidi juga meninjau tempat isolasi mandiri bagi mereka yang nekat mudik ke Kota Madiun, yaitu di bekas Rumah Tahanan Militer  (RTM) Madiun yang terletak di Jalan A. Yani, Kota Madiun. Foto/Kemenko PMK
Menko PMK Muhadjir Effendy didampingi Wali Kota Madiun H. Maidi juga meninjau tempat isolasi mandiri bagi mereka yang nekat mudik ke Kota Madiun, yaitu di bekas Rumah Tahanan Militer (RTM) Madiun yang terletak di Jalan A. Yani, Kota Madiun. Foto/Kemenko PMK

TEMPO.CO, JakartaKota Madiun memiliki destinasi wisata alam yang dapat memanjakan pikiran bagi siapa saja yang mengunjunginya. Selain itu, dunia kuliner yang disajikan oleh Madiun juga tidak kalah beragam dan menarik untuk dicicipi satu per satu. Namun, selain wisata dan kuliner, Madiun juga memiliki cerita historisitas tersendiri yang berkesan bagi masyarakat asli Madiun.

Lahirnya pemerintahan Kota Madiun dapat dipelajari dan ditelusuri dari sisa-sisa peninggalan sejarah, yaitu lembaga, adat istiadat, ataupun barang-barang. Kota Madiun memiliki dua kelurahan kala itu pada masa pemerintahan Kesultanan Mataram, kedua kelurahan tersebut memiliki status sebagai tanah perdikan (kebebasan). Tanah perdikan ini adalah tanah yang bebas membayar pajak ke kerajaan dan bebas mengurus rumah tangganya sendiri.  

Berdirinya Madiun

Melansir dari madiunkota.go.id, jauh sebelum Kesultanan Mataram menduduki kelurahan Madiun, pada masa akhir pemerintah Majapahit di wilayah Madiun selatan sudah terdapat kerajaan atau pemerintahan Gagelang. Pemerintahan ini didirikan oleh Adipati Gugur Putra Brawijaya terakhir.

Selanjutnya dengan pertimbangan berdasarkan aspek geografi dan ekonomi, pusat pemerintahan bergeser ke bagian utara di pinggir bengawan Madiun yang dinamakan Kutho Miring, tepatnya di wilayah kelurahan Demangan dan kemudian pindah kembali ke kawasan Rumah Dinas Bupati Madiun sekarang ini.

Letak Madiun yang sangat strategis tersebut, tepatnya di tengah-tengah perbatasan Kerajaan Kadiri (Daha) membuat para pemberontak Kerajaan Mataram membangun markas di Madiun. Pemberontakan ini terjadi pada masa pemerintahan Kutho Miring. Saat itu, masyarakat Madiun pun sangat waspada, jika terkena imbas dari pemberontakan. 

Namun, ketika itu Madiun yang dipimpin oleh Bupati Mancanegara Timur bernama Ki Panembahan Ronggo Jumeno atau Ki Ageng Ronggo (gelar: Ronggo) yang wilayah kerjanya juga meliputi daerah Sawo Ponorogo ditugaskan untuk mendamaikan pemberontakan tersebut. Alhasil, kecemasan masyarakat Madiun pun teredam. Dengan begitu, tindakan yang dilakukan oleh Ki Ageng Ronggo ini memberikan kesan tersendiri bagi masyarakat Madiun. Dengan ini, Ki Ageng Ronggo dinobatkan sebagai perintis Madiun.

Mengutip dari p2k.unkris.ac.id, asal nama Madiun berasal dari kata medi (hantu) dan ayun-ayun (berayunan). Ki Ageng Ronggo mengartikan bahwa dua kata ini merepresentasikan dirinya ketika memperagakan Babat Tanah Madiun banyak hantu yang berkeliaran. Terdapat penjelasan lainnya yang menyatakan karena adanya kesamaan dengan nama keris milik Ki Ageng  Ronggo, yaitu Keris Tundhung Medhiun. Namun, awalnya nama daerah ini bukanlah Madiun, melainkan Wonoasri. 

Lalu, pada masa kepemimpinan Ronggo II yang bergelar Ronggo Prawirodirdjo, lahirlah seorang pahlawan nasional putra asal Madiun yang memiliki tugas sebagai Senopati Perang Pangeran Diponegoro yang bernama Ali Basah Sentot Prawirodirdjo.               

Sebelum meletus Perang Diponegoro, Madiun belum pernah dikunjungi oleh orang-orang Belanda atau Eropa lainnya. Dengan berakhirnya Perang Diponegoro, Belanda mengetahui potensi daerah Madiun dan terhitung mulai 1 Januari 1832 Madiun secara resmi dikuasai oleh Pemerintahan Hindia Belanda dan dibentuklah suatu tatanan Pemerintahan yang berstatus karesidenan dengan ibu kota di Desa Kartoharjo (tempat istana Patih Kartoharjo).

Semua orang Belanda dan Eropa yang bermukim di Kota Madiun merasa memiliki kekuasaan superior sehingga berusaha untuk melaksanakan segregasi (pemisahan) sosial. Namun, berdasarkan perundang-undangan Inland-sche Gementee Ordonantie oleh departemen Binnen-landsch dibentuk Staads Gementee Madiun atau Kota Praja Madiun sesuai dengan peraturan Pemerintahan Hindia Belanda pada 20 Juni 1918 dengan Staatsblaad (1918) nomor 326.

RACHEL FARAHDIBA R 

Baca: Ada Bjorka di Madiun? Yang Jelas Ada Hutan Pinus Nongko Ijo dan Monumen Kresek

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.








Kisah Pencipta Tutur Tinular, S. Tidjab Maestro Sandiwara Radio

19 hari lalu

S. Tijab. wikipedia.org
Kisah Pencipta Tutur Tinular, S. Tidjab Maestro Sandiwara Radio

S. Tidjab, maestro sandiwara radio Indonesia telah menghasilkan berbagai karya yang dinikmati masyarakat, di antaranya Tutur Tinular


Mengenal PSHT, Salah Satu Organisasi Pencak Silat di Indonesia Sejak 1922

35 hari lalu

PSHT atau Persaudaraan Setia Hati Terate. Foto : Istimea
Mengenal PSHT, Salah Satu Organisasi Pencak Silat di Indonesia Sejak 1922

Persaudaraan Setia Hati Terate atau PSHT merupakan salah satu organisasi pencak silat tertua di Indonesia,. Berdiri sejak 1922 dan kini telah tersebar


Kapan Awal Mula Kalender Jawa Digunakan?

46 hari lalu

Sejumlah Abdi Dalem Keraton Yogyakarta berdoa saat prosesi Grebeg Syawal 1440 H di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Rabu 5 Juni 2019. Dalam acara yang menjadi simbol sedekah raja kepada rakyatnya itu Keraton Yogyakarta mengeluarkan tujuh gunungan hasil bumi dan diperebutkan oleh warga. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Kapan Awal Mula Kalender Jawa Digunakan?

Orang Jawa mengenal kalender Jawa untuk menandai berbagai peristiwa penting dalam kehidupan. Berikut adalah sejarah penanggalan Jawa.


Kerupuk Seberat 687,5 Kilogram Asal Madiun Dimusnahkan di Yogya Karena Mengandung Boraks

18 Januari 2023

Pemusnahan kerupuk mengandung boraks dari hasil tangkap tangan di Pasar Beringharjo pada Agustus 2022. Pemusnahan dilakukan di Pasar Giwangan Yogyakarta, Rabu, 18 Januari 2023. Foto ANTARA/Eka AR
Kerupuk Seberat 687,5 Kilogram Asal Madiun Dimusnahkan di Yogya Karena Mengandung Boraks

Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta memusnahkan ratusan kilogram kerupuk mengandung boraks dengan cara dihancurkan truk compactor sampah.


Makna di Balik Ritual Kimsin, Prosesi Penyucian Patung Dewa Menjelang Imlek

15 Januari 2023

Warga Tionghoa sedang membersihkan patung dewa dan dewi yang ada di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hwie Ing Kiong atau Klenteng Kota Madiun, Minggu (15/1/2023). Pembersihan tersebut dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek 2574 pada 22 Januari 2022. ANTARA/HO-Diskominfo Kota Madiun
Makna di Balik Ritual Kimsin, Prosesi Penyucian Patung Dewa Menjelang Imlek

Ada makna juga di balik waktu pemilihan prosesi yang dilaksanakan sepekan sebelum Imlek.


Peringatan Hari Ibu, Iriana Jokowi Blusukan ke Pasar Nganjuk dan Madiun

22 Desember 2022

Ibu Negara Iriana Joko Widodo (tengah) membagikan kaos kepada warga saat mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau Pasar Sukolilo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa 20 Desember 2022. Dalam kunjungan kerjanya ke Jawa Timur, selain meninjau Pasar Sukolilo Presiden Joko Widodo juga meresmikan Bendungan Semantok dan meninjau Pasar Rejoso Nganjuk. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Peringatan Hari Ibu, Iriana Jokowi Blusukan ke Pasar Nganjuk dan Madiun

Ibu Negara Iriana Jokowi dalam peringatan Hari Ibu ke-94 hari ini blusukan ke pasar di Madiun dan Nganjuk. Dia menyapa para pedagang di sana.


Aston Mojokerto, Penginapan Tepat untuk Berwisata ke Situs Mojopahit

8 Desember 2022

Aston Mojokerto, Penginapan Tepat untuk Berwisata ke Situs Mojopahit

Akses untuk berkunjung ke Museum Mojopahit Trowulan sangat mudah dicapai dari hotel ini.


Apa Agama Resmi Zaman Kerajaan Majapahit?

27 November 2022

Sejumlah wisatawan mengunjungi situs bangunan kuno, Candi Bajang Ratu, di kawasan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (4/11). Pemerintah berencana menetapkan kawasan bekas kota Kerajaan Majapahit, Trowulan, sebagai salah satu Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN). ANTARA/Ismar Patrizki
Apa Agama Resmi Zaman Kerajaan Majapahit?

Ternyata, era kerajaan Majapahit memiliki multi-agama, apa sajakah itu? Dan, apa agama resmi saat itu?


Kumpul di Yogya, Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro Rayakan Milad ke-237

12 November 2022

Tari Beksan Diponegoro hingga pentas Wayang mewarani gelaran Milad ke-237 Pangeran Diponegoro yang digelar Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro di Yogyakarta Sabtu petang (12/11). Dok.istimewa
Kumpul di Yogya, Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro Rayakan Milad ke-237

Paguyuban trah Pangeran Diponegoro itu diajak mendengarkan pembacaan biografi sejarah Pangeran Diponegoro dan menonton tari Beksan Diponegoro.


237 Tahun Lalu Kelahiran Pangeran Diponegoro, dari Yogyakarta Berpulang di Makassar

12 November 2022

Pangeran Diponegoro. ikpni.or.id
237 Tahun Lalu Kelahiran Pangeran Diponegoro, dari Yogyakarta Berpulang di Makassar

Pangeran Diponegoro 237 tahun. Perjuangan pahlawan nasional ini akan terus dikenang, lahir di Yogyakarta, wafat di Makassar