Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rumah Bong Supit Legendaris Jogja Jadi Pusat Kuliner Ndeso, Wedang Seruni dan Mangut Lele Jadi Andalan

 Komunitas sepeda yang melintasi jalur Jalan Bantul menyambangi Warung Mbah Djono yang lokasinya persis berada di timur komplek Kantor Pemkab Bantul. Dok.istimewa
Komunitas sepeda yang melintasi jalur Jalan Bantul menyambangi Warung Mbah Djono yang lokasinya persis berada di timur komplek Kantor Pemkab Bantul. Dok.istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Generasi yang beranjak dewasa antara tahun 1950 dan 2000 di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, mungkin tak asing dengan nama bong supit atau juru sunat legendaris Mbah Djono di Kabupaten Bantul. Di masa silam, Mbah Djono hingga dua generasi sempat membuka praktek cukup lama selama separo abad. Persisnya tahun 1953-2006, di kediamannya yang berada di Jalan Jenderal Basuki Rahmat nomor 1, Kelurahan Bantul, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Setelah lebih 15 tahun bangunan bekas praktek supit dan rumah pribadi itu tak digunakan, tahun ini, generasi ketiga Mbah Djono menyulap rumah yang berada persis di timur komplek perkantoran Pemerintah Kabupaten Bantul itu menjadi pusat kuliner dan jajanan ndeso.

"Bangunan ini masih kami pertahankan seperti aslinya dulu, mulai lantainya, ruangan-ruangan, sampai ventilasi-ventilasinya sama," kata Aloria Hanita, pemilik yang juga pengelola Warung Mbah Djono Sabtu 11 September 2022.

Komunitas sepeda yang melintasi jalur Jalan Bantul menyambangi Warung Mbah Djono yang lokasinya persis berada di timur komplek Kantor Pemkab Bantul. Dok.istimewa

Ria, sapaan Aloria, bersama suami yang merupakan generasi ketiga Mbah Djono, tak sendirian menyulap bangunan lawas yang mudah ditempuh melalui jalur wisata Jalan Bantul itu. Mereka bekerja sama dengan penyanyi jazz kenamaan Iga Mawarni yang kini juga banyak tinggal di Yogya.

"Kebetulan saya dan Mbak Iga Mawarni memang sudah berteman sejak sekolah di Solo dulu, lalu ketemu lagi di Yogya dan bersama sama membangun warung ini" ujar Ria yang mulai mengoperasikan warung itu sejak Juli 2022 lalu.

Sebagai pusat kuliner dengan menu tradisional di sisi selatan Yogya, Warung Mbah Djono memiliki berbagai hidangan unggulan. Total ada 30 item-an menu yang disajikan baik makanan, minuman, hingga kudapan yang dibanderol harga cukup terjangkau mulai Rp 3.000 hingga paling mahal Rp 25.000.

Saat pagi hingga sore, sekitar pukul 07.00 hingga 14.00 menu menu makanan berat yang bisa disantap pengunjung baik secara prasmanan atau made by order mulai dari Mangut Lele Kuning, Telur Sarang, Sop Empal-Paru, Bubur Sayur, Ayam Kremes, Urapan atau Trancam hingga Brongkos Kacang Merah.

Salah satu sudut Warung Mbah Djono di Bantul Yogyakarta yang bangunannya masih dipertahankan seperti aslinya. Tempo/Pribadi Wicaksono

Sedangkan mulai sore hingga petang sekitar pukul 15.00-22.00 WIB, pengunjung bisa memesan berbagai menu tak kalah menggoda seperti Bakmi Jowo Goreng dan Godhog, Nasi Goreng, Mie Gaul alias mie nyemek.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami tak hanya menyajikan menu menu tradisional Jawa saja, tapi juga yang berbau londo (kebarat-baratan), sesuai saran pelanggan," kata Iga. Warung Mbah Djono itu, kata Iga, memang sengaja meninggalkan sebuah buku di dekat meja kasir, agar pengunjung bisa menulis unek-uneknya. Mereka bisa menuliskan soal kesan atas rasa makanan yang dipesan sampai usulan menu yang mereka harapkan bisa disediakan. Usulan yang cukup banyak diminta akan direalisasikan.

Sehingga saat ini kudapan-kudapan seperti sandwich, kaya toast, roti kukus isi srikaya, mentega, meises hingga poffertjes alias kue empuk khas Belanda mirip panekuk yang disajikan dengan gula halus tersedia pula di warung ini. "Tentu saja kudapan seperti telo goreng, pisang goreng tetap ada jika pelanggan ingin sekedar ngopi atau minum aneka wedang sembari nongkrong di sini," kata pelantun lagu Kasmaran itu. 

Komunitas sepeda yang melintasi jalur Jalan Bantul menyambangi Warung Mbah Djono yang lokasinya persis berada di timur komplek Kantor Pemkab Bantul. Dok.istimewa

Untuk jenis minuman yang disediakan warung Mbah Djono memang cukup banyak jenisnya. Ada Wedang Seruni yang merupakan olahan sereh, jeruh nipis dan jahe. Lalu ada juga aneka kopi, teh tarik, teh kerampul yang diolah dengan jeruk peras khas Solo, serta Wedang Jahe.

Iga Mawarni menuturkan, sekitar satu setengah bulan beroperasi, pelanggan warung Mbah Djono sudah mulai menjangkau luar Yogyakarta. "Mereka yang datang ke sini umumnya karena ingin klangenan dan getok tular (tahu informasi dari mulut ke mulut), serta jika ada yang share ke media sosial," kata dia.

Berbagai kalangan, terutama seperti komunitas sepeda, komunitas motor dan anak muda menjadi pelanggan warung yang setiap pekan menggelar program Jumat Berkah yakni mengundang kelompok anak yatim piatu untuk makan gratis di warung itu. Herman Rukmana, wisatawan asal Bogor mengatakan tahu Warung Mbah Djono itu dari rekomendasi kerabatnya yang ada di Yogyakarta. "Setelah mencoba langsung, ternyata semua cocok di lidah, baik makanan dan minumannya, murah lagi," kata Herman yang datang ke warung itu bersama sang istri.

PRIBADI WICAKSONO

Baca juga:  13 Oleh-oleh Khas Yogyakarta yang Enak dan Wajib Dibeli

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Di Yogyakarta, Kampung Bahari Nusantara Dipusatkan di Pantai Samas Bantul

13 hari lalu

Pantai Samas Bantul. Dok. Istimewa
Di Yogyakarta, Kampung Bahari Nusantara Dipusatkan di Pantai Samas Bantul

Pemerintah desa setempat telah mengupayakan agar sektor kebaharian di Pantai Samas bisa berkembang dengan berbagai cara.


15 Wisata di Bantul, Yogyakarta, Mulai dari Goa, Pantai hingga Hutan Pinus

52 hari lalu

Wisatawan menikmati alunan suara dalam atraksi gejog lesung di kawasan Hutan Pinus Mangunan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, pada Minggu, 16 Januari 2022. TEMPO | Pribadi Wicaksono
15 Wisata di Bantul, Yogyakarta, Mulai dari Goa, Pantai hingga Hutan Pinus

Kabupaten Bantul, Yogyakarta ternyata menyimpan banyak tempat wisata alam yang menarik untuk dikunjungi, seperti Hutan Pinus Mangunan


Yogyakarta Lacak Lagi Bangunan Cagar Budaya Kotagede yang Tertinggal

27 Januari 2023

Gapura Pintu Masuk Kompleks Makam Pasarean Mataram. Dok. Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta
Yogyakarta Lacak Lagi Bangunan Cagar Budaya Kotagede yang Tertinggal

Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta pada Januari 2023 ini memetakan lagi kawasan sejarah Kotagede demi melacak sejumlah bangunan yang sebenarnya masuk kategori cagar budaya namun belum sempat ditetapkan.


Patroli Pantai Parangtritis Disokong Kendaraan Taktis Baru nan Mumpuni

21 Januari 2023

Kendaraan taktis baru jenis UTV dan ATV Polairud Polda DIY berpatroli di kawasan Pantai Parangtritis Yogyakarta Sabtu 21 Januari 2023. Dok. Polda DIY
Patroli Pantai Parangtritis Disokong Kendaraan Taktis Baru nan Mumpuni

Awal tahun 2023 ini, kejadian kecelakaan laut di Pantai Parangtritis sudah sempat terjadi meski tak sampai memakan korban jiwa.


Dari Bandara YIA Bisa Langsung Belanja Batik dan Wisata ke Imogiri Naik Damri

12 Januari 2023

Armada DAMRI kini melayani rute Bandara YIA- Imogiri Bantul Yogyakarta. Dok. Dishub Bantul
Dari Bandara YIA Bisa Langsung Belanja Batik dan Wisata ke Imogiri Naik Damri

Layanan DAMRI dari Bandara YIA - Imogiri ini menerapkan tarif yang cukup terjangkau.


500 Honda CR-V Lintas Generasi Diundang Kenduri di Hutan Mangunan

4 November 2022

Honda perkenalkan pertama kalinya di dunia generasi keenam SUV All New Honda CR-V di Amerika Serikat pada  Kamis, 14 Juli 2022. FOTO: Honda
500 Honda CR-V Lintas Generasi Diundang Kenduri di Hutan Mangunan

Mengusung tema Kenduri CR-V di Bantul Bumi Mataram akan dilibatkan para pengguna mobil Honda CR-V generasi pertama hingga terakhir.


Anggota DPRD Bantul Yang Ditangkap Polisi Diduga Berkaitan Jasa Makelar CPNS

3 Oktober 2022

Ilustrasi korupsi
Anggota DPRD Bantul Yang Ditangkap Polisi Diduga Berkaitan Jasa Makelar CPNS

Anggota DPRD yang juga menjabat Ketua Komisi D itu ditangkap paksa Polda DIY sejak Jumat, 30 September 2022.


Kenaikan Harga BBM, Bantul Tunda Rencana Kenaikan Retribusi Wisata

6 September 2022

Pengendara melintas di dekat papan informasi harga bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Yos Sudarso, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Sabtu 3 September 2022. Pemerintah menetapkan harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, Solar subsidi dari Rp5.150 per liter jadi Rp6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.500 jadi Rp14.500 per liter berlaku pada Sabtu 3 September 2022 mulai pukul 14.30 WIB. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Kenaikan Harga BBM, Bantul Tunda Rencana Kenaikan Retribusi Wisata

Pemerintah Kabupaten Bantul sepakat untuk membatalkan retribusi wisata yang sebelumnya dirancang akan naik menyusul kenaikan harga BBM.


Jembatan Selayang Pandang II Jadi Ikon Baru Tarempa Anambas

14 Juli 2022

Penampakan jembatan Selayang Pandang 2 di Tarempa. Foto Humas Pemprov Kepri
Jembatan Selayang Pandang II Jadi Ikon Baru Tarempa Anambas

Jembatan Selayang Pandang II menjadi akses cepat yang menghubungkan pusat ibu kota ke pusat pemerintahan di Tarempa.


Di Kampung Seni Yogyakarta Ini Puluhan Siswa Digembleng Menulis Puisi hingga Naskah Lakon

30 Juni 2022

Suasana wokrshop Temu Karya Sastra di Sanggar Alam Nitiprayan Bantul Yogyakarta. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Di Kampung Seni Yogyakarta Ini Puluhan Siswa Digembleng Menulis Puisi hingga Naskah Lakon

Pembelajaran sastra di kampung seni Nitiprayan, Yogyakarta, ini bertujuan mengajak para pelajar berinteraksi langsung dengan alam desa.