Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

UNESCO Mulai Nilai Kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta yang Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

image-gnews
Ilustrasi kawasan Malioboro, Yogyakarta. Shutterstock
Ilustrasi kawasan Malioboro, Yogyakarta. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim penilai dari UNESCO, organisasi PBB yang membidangi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan  pekan ini telah menyambangi Yogyakarta. Tim ini datang sejak 23 Agustus 2022, untuk menilai fakta di lapangan atas usulan kawasan sumbu filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks.

"Kedatangan tim UNESCO itu untuk mengecek kekurangan dan persyaratan-persyaratan lain dari program yang kami usulkan," kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kamis, 25 Agustus 2022.

Sultan mengatakan sebenarnya sejak sumbu filosofi itu diusulkan sebagai warisan budaya tak benda, tahun lalu sudah ada komunikasi tahap awal dengan UNESCO. Kedatangan langsung kali ini untuk melakukan penilaian di lapangan.

Kawasan sumbu filosofi yang diusulkan pemerintah DI Yogyakarta ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia ini merupakan garis imajiner atau arus jalan yang menghubungkan antara titik Panggung Krapyak dan Tugu Yogyakarta. Dalam sumbu ini terdapat pula kawasan Malioboro hingga Keraton Yogyakarta, yang berada dalam satu garis antara Panggung Krapyak dan Tugu Jogja.

Berbekal penilaian lapangan yang sudah dilakukan itu, UNESCO akan mengevaluasi dan melaporkan hasilnya dalam sidang terbuka yang diikuti 22 negara anggota. Mereka akan memutuskan, apakah sumbu filosofi yang diusulkan Yogyakarta pantas masuk sebagai warisan dunia. 

Sultan menambahkan, jika sudah ada penetapan dari UNESCO, maka ada sejumlah konsekuensi yang mesti dijalankan. Selain sisi positif penetapan itu akan mengangkat citra Yogyakarta di mata dunia, namun ada hal hal lain yang perlu dijaga. Salah satunya menjaga kawasan agar tidak semrawut atau sampai membiarkannya dibangun bangunan sembarangan di seputaran sumbu filosofi itu.

Pemerintah tingkat provinsi sampai kabupaten kota tidak bisa seenaknya mengeluarkan izin pembangunan di seputaran sumbu filosofi itu. "(Penetapan warisan dunia itu) bisa dicabut UNESCO jika aturan aturannya dilanggar," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di sisi lain, proses perizinan dari pembangunan apartemen Royal Kedhaton yang telah menyeret mantan Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti ke penjara dalam kasus suap Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) juga turut dibatalkan pemerintah. Diketahui, rencana pembangunan  apartemen-hotel itu berada di kawasan penyangga sumbu filosofi dan menyalahi aturan kawasan heritage karena ketinggian bangunan yang disiapkan mencapai 40 meter.

"Apartemen itu di kawasan penyangga heritage, ukuran ketinggiannya melanggar, jadi (perizinan pembangunan) kami batalkan," kata Sultan.

Tak hanya itu. Selain pembatalan izin pembangunan apartemen Royal Kedhaton, Peraturan Wali Kota (perwal) yang mengaturnya juga telah ikut dibatalkan melalui proses pengusulan pembatalan di Kementerian Dalam Negeri. "Yang membatalkan Kemendagri, karena provinsi tidak punya hak, melainkan hanya meminta pemerintah pusat agar aturan itu dibatalkan," kata Sultan.

PRIBADI WICAKSONO

Baca juga: Masuk Sumbu Filosofis UNESCO, Aktivitas Seni Budaya di Malioboro akan Ditata

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Kampung Keling di Sumatera Barat dan Masjid Muhammadan

2 hari lalu

Masjid Muhammadan di Pasar Gadang, Kota Padang. Masjid tersebut dibangun oleh etnis India yang datang bersama tentara Inggris. TEMPO/Fachri Hamzah
Mengenal Kampung Keling di Sumatera Barat dan Masjid Muhammadan

Masjid Muhammadan didirikan oleh komunitas muslim Tamil India pada abad ke 19.


Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

6 hari lalu

Senja di desa adat Waerebo, 28 April 2017. Desa adat Waerebo terletak di atas ketinggian 1200 Mdpl di Kabupaten Manggarai, NTT. ANTARA FOTO
Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

Wae Rebo, desa di perbukitan Pulau Flores, NTT dinobatkan sebagai salah satu kota kecil tercantik di dunia oleh The Spector Index, serta diakui UNESCO


Kota Kotor yang Tak Kumuh Sama Sekali di Montenegro, Salah Satu Kota Terbaik di Dunia

9 hari lalu

Kota Kotor di Montonegro. wikipedia.org
Kota Kotor yang Tak Kumuh Sama Sekali di Montenegro, Salah Satu Kota Terbaik di Dunia

Berbeda dengan definisi kotor di Indonesia, Kota Kotor di Montenegro menjadi salah satu kota terbaik di dunia versi Lonely Planet.


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

10 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


Hari Arsitektur Indonesia: Friederich Silaban dan 7 Arsitek Ternama

11 hari lalu

Ir H Reguel Sidjabat (kiri) bersama Arsitek F. Silaban (tengah) pada saat pengerjaan Masjid Istiqlal. Dok. Keluarga Sidjabat
Hari Arsitektur Indonesia: Friederich Silaban dan 7 Arsitek Ternama

Hari Arsitektur Indonesia diperingati setiap 18 Maret. Berikut 8 arsitek ternama nasional dari Friederich Silaban hingga YB Mangunwijaya


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

15 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

17 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


Gunungan Oleh-Oleh Yogyakarta Setinggi 11 Meter Pecahkan Rekor Dunia dan MURI

23 hari lalu

Gunungan oleh-oleh berbagai produk khas yang dijual UMKM di Yogyakarta setinggi 11 meter berhasil memecahkan rekor MURI dan rekor dunia dalam perhelatan Festival Teras Malioborodi Teras 1 Malioboro, Yogyakarta Selasa 5 Maret 2024. Dok. Istimewa
Gunungan Oleh-Oleh Yogyakarta Setinggi 11 Meter Pecahkan Rekor Dunia dan MURI

Gunungan oleh-oleh Teras Malioboro Yogyakarta tercatat sebagai yang terbesar dan tertinggi, serta melibatkan UMKM terbanyak.


Sambut Ramadan, Wisatawan Di Malioboro Bisa Mampir ke Sarkem Fest 2024

27 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Sambut Ramadan, Wisatawan Di Malioboro Bisa Mampir ke Sarkem Fest 2024

Wisatawan yang sedang berkunjung ke Malioboro, Yogyakarta akhir pekan ini bisa mampir ke Sarkem Fest 2024


Gunungan Oleh-oleh Yogyakarta Setinggi 11 Meter di Festival Teras Malioboro Bakal Pecahkan Rekor MURI

29 hari lalu

Pusat UMKM Teras Malioboro Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Gunungan Oleh-oleh Yogyakarta Setinggi 11 Meter di Festival Teras Malioboro Bakal Pecahkan Rekor MURI

Gunungan raksasa oleh-oleh di Teras Malioboro itu memecahkan rekor MURI sebagai yang terbesar dan tertinggi.