Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kain Songket, Bukti Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya yang Menyebar ke Malaysia dan Brunei Darussalam

Reporter

image-gnews
Seorang pengusaha menunjukan kain songket Silungkang yang biasa dibeli oleh pelanggannya di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, 11 Agustus 2020. Meski dibuat dengan peralatan sederhana, keindahan songket Silungkang bernilai jual sangat tinggi. Pedagang menjualnya mulai harga Rp350 ribu hingga Rp10 jutaan per helai, tergantung motif dan bahannya. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Seorang pengusaha menunjukan kain songket Silungkang yang biasa dibeli oleh pelanggannya di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, 11 Agustus 2020. Meski dibuat dengan peralatan sederhana, keindahan songket Silungkang bernilai jual sangat tinggi. Pedagang menjualnya mulai harga Rp350 ribu hingga Rp10 jutaan per helai, tergantung motif dan bahannya. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKain songket ataupun jenis kain tenun khas tradisional di Indonesia melewati berbagai proses rumit dan panjang. Tak sembarang, songket ditenun menggunakan benang emas dan perak yang memberikan kesan anggun nan glamor bagi yang mengenakannya. 

Kain songket dalam sejarahnya, merupakan gambaran kesuksesan Kerajaan Sriwijaya kala itu. Dari Palembang, keindahan kain songket  menyebar ke seluruh penjuru wilayah kekuasaan Sriwijaya, yaitu sebagian besar wilayah di Sumatera, Kepulauan Riau, Kalimantan dan Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, dan juga sebagian Jawa.Hingga kini songket masih digunakan oleh masyarakat Palembang, Riau dan etnis Melayu pada umumnya.

Sayangnya, pada 2021 UNESCO menyatakan songket masuk dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Non-benda Kemanusiaan milik Malaysia. Hal itu dimungkinkan jika kita melihat persebaran kain songket sejak zaman Kerajaan Sriwijaya itu. 

Asal Usul Songket 

Istilah songket mengacu pada teknik tenun dekoratif yang digunakan untuk membuat kain, dengan menyisipkan benang emas atau perak di antara benang dasar. Alat tenun songket disebut kek, alat tenun tradisional yang bersusun dua. Pembuatan yang tak mudah membuat satu kain songket dapat memakan waktu berbulan-bulan dalam prosesnya, walaupun dikerjakan oleh seorang ahli.

Pola dan motif desain kain songket amat khas dengan bentuk geometris serta elemen organik seperti burung, bunga maupun serangga. Dulu, kain songket hanya dipakai oleh bangsawan dan keluarganya, namun kini masyarakat Melayu pun dapat mengenakannya di acara tradisional, pernikahan, maupun perayaan lainnya.

Songket seringkali diberikan pengantin laki-laki ke pengantin perempuan sebagai hantaran persembahan pernikahan. Kini laki-laki Melayu pun sering menggunakan songket dengan dipadu baju Melayu untuk acara formal. Songket dikenakan di atas celana panjang bagi laki-laki, sedangkan untuk kaum perempuan songket dililitkan sebagai kain sarung yang dipadukan dengan kebaya atau baju kurung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain di Malaysia, kain songket juga dikenal sebagai pakaian tradisional etnis Melayu di Indonesia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Berdasarkan sebuah penelitian songket dinilai berkaitan dengan Kerajaan Sriwijaya.

Bahan utama pembuatannya yaitu sutra diproduksi oleh petani ulat sutra lokal, namun masyarakat juga mengekspor bahan sutra dari Tiongkok untuk kualitas kain songket yang lebih bagus. Sedangkan benang emas songket diproduksi oleh masyarakat sekitar dengan mengolah emas yang dihasilkan dari beberapa daerah di Sumatera.

ANNISA FIRDAUSI

Baca juga: Tempat Berburu Kain Tenun di Bukittinggi (3)

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Eksekutif Minimarket Malaysia Didakwa atas Penjualan Kaus Kaki Bertuliskan Allah

2 hari lalu

Jaringan toko serba ada KK Super Mart. (Foto: Facebook/KK Super Mart)
Eksekutif Minimarket Malaysia Didakwa atas Penjualan Kaus Kaki Bertuliskan Allah

Beberapa pasang kaus kaki bertuliskan "Allah" dijual di salah satu toko KK Super Mart, sehingga memicu kemarahan publik Malaysia


Jepang Tertarik Kembangkan Proyek untuk IKN, dari Lift hingga Teknologi Smart City

2 hari lalu

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dalam acara jumpa wartawan di kantor Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Jepang Tertarik Kembangkan Proyek untuk IKN, dari Lift hingga Teknologi Smart City

Jepang telah menyampaikan 25 surat pernyataan niat untuk kerja sama pembangunan di IKN.


Pasar Malaysia Ditawari Eksotisme Destinasi Wisata Ini di Sleman

2 hari lalu

Candi Prambanan bersiap menyambut Nyepi. Tempo/Pribadi Wicaksono
Pasar Malaysia Ditawari Eksotisme Destinasi Wisata Ini di Sleman

Sleman menawarkan sejumlah destinasi wisata pada pasar wisatawan Malaysia, di Malaysian Association of Tour and Travel Agents (MATTA) Fair


Kasus PTBA Akuisisi SBS, Pengacara Tanggapi Replik Jaksa

2 hari lalu

Mantan Direktur Utama PT Bukit Asam (PTBA) Tbk periode 2011-2016 Milawarma (kedua kiri bawah) bersama Mantan Direktur Pengembangan Usaha PTBA tahun 2013 Anung Dri Prasetya (kiri atas), Mantan Direktur Utama PT Satria Bahana Sarana R Tjahyono Imawan (kanan bawah), Ketua tim akuisisi saham Syaiful Islam (kanan atas), Wakil Ketua tim akuisisi Nurtimah Tobing (kiri bawah) menjalani sidang lanjutan kasus dugaan tindak pidana korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS) di Pengadilan Tipikor PN Palembang Klas 1A khusus, Sumatera Selatan, Senin, 19 Februari 2024. ANTARA/Nova Wahyudi
Kasus PTBA Akuisisi SBS, Pengacara Tanggapi Replik Jaksa

JPU meminta Majelis Hakim menolak pledoi dari terdakwa dan penasehat hukum PTBA.


Mudik Lebaran, PT KAI Divre III Palembang Siapkan 52.228 Tempat Duduk

2 hari lalu

Calon penumpang kereta api Divre III Palembang menunggu saat keberangkatan. TEMPO/Parliza Hendrawan
Mudik Lebaran, PT KAI Divre III Palembang Siapkan 52.228 Tempat Duduk

PT Kereta Api Indonesia Divre III Palembang pada musim mudik lebaran 2024 ini menyiapkan 52.228 tempat duduk untuk berbagai jurusan.


PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

4 hari lalu

PT. Timah (ANTARA)
PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.


Produksi Minyak Makan Merah, Indonesia Disebut Tertinggal 20 Tahun dari Malaysia

7 hari lalu

Minyak Makan Merah. Unair
Produksi Minyak Makan Merah, Indonesia Disebut Tertinggal 20 Tahun dari Malaysia

Sama meneliti puluhan tahun lalu, Malaysia telah lebih dulu manfaatkan Minyak Makan Merah. Indonesia masih harus lalui adaptasi warna dan aroma.


Malaysia Turunkan Harga Jual Beras Impor untuk Atasi Kelangkaan

7 hari lalu

ilustrasi beras
Malaysia Turunkan Harga Jual Beras Impor untuk Atasi Kelangkaan

Pemerintah Malaysia mulai menurunkan harga jual eceran beras putih impor untuk mengatasi permasalahan kelangkaan beras di masyarakat


PM Malaysia Anwar Ibrahim Ucapkan Selamat kepada Prabowo

7 hari lalu

Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menyampaikan pidato seusai penetapan sebagai pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kertanegara, Jakarta, Rabu, 20 Maret 2024. Berdasarkan rekapitulasi hasil penghitungan dan perolehan suara tingkat nasional, Prabowo-Gibran menang di 36 provinsi dengan perolehan 96.214.691 suara. TEMPO/M Taufan Rengganis
PM Malaysia Anwar Ibrahim Ucapkan Selamat kepada Prabowo

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (Pilpres) Indonesia


Mengenal Bubur Lambuk, Menu Buka Puasa Khas Malaysia yang Kaya Rempah

8 hari lalu

Bubur lambuk merupakan takjil khas di Kuala Lumpur, Malaysia, saat berbuka puasa. ANTARA Foto/Agus Setiawan
Mengenal Bubur Lambuk, Menu Buka Puasa Khas Malaysia yang Kaya Rempah

Legenda bubur lambuk dimulai pada pertengahan abad ke-20, ketika seorang imigran Pakistan membawa resep bubur nasi khasnya ke Malaysia.