Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ritual Tiga Tahunan Ngayu-ayu di Masyarakat Sasak untuk Merawat Tanah Sembalun

image-gnews
Suasana Ngayu Ayu di Sembalun Lombok Timur. Foto Badan Promosi Pariwisata Lombok Timur
Suasana Ngayu Ayu di Sembalun Lombok Timur. Foto Badan Promosi Pariwisata Lombok Timur
Iklan

TEMPO.CO, Mataram - Tradisi tiga tahunan ngayu-ayu di lembah Gunung Rinjani kembali digelar di Bale Adat Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.  Acara yang berlangsung selama dua hari pada Rabu dan Kami, 13-14 Juli 2022 ini dihadiri para pemuka adat suku Sasak dan tamu para sultan se-Nusantara bahkan dari Malaysia dan Belgia.

Ketua Badan Pelaksana Majelis Adat Sasak Lalu Bayu Windya menjelaskan kepada Tempo, tradisi Ngayu-ayu merupakan ritual yang digelar tiap tiga tahunan. Istilah Ngayu-ayu diambil dari kata dasar ayu dalam Bahasa Sasak, yang berarti baik. ‘’Ritual ini merupakan perayaan berbaik-baik, bersukacita sekaligus momentum untuk berkontemplasi setelah tiga tahun masa mengolah tanah,’’ kata Lalu Bayu Windya, Ahad 17 Juli 2022.

Menurut dia, tradisi ini sudah berlangsung ratusan tahun lalu. Ia menuturkan, ritual ini dulu biasa dilakukan para leluhur untuk memutus mata rantai hama padi beras merah. Hama yang menyerang beras merah mendapatkan obat berupa air murni dan kulit kerbau yang dikurbankan.

Dua bahan itu kemudian dibagi-bagi kepada setiap warga untuk dituang dan dibakar di sawah yang terkena hama. Ia mengakui, bahan-bahan itu sebagai obat pemberantas hama memang membutuhkan riset mendalam. ‘’Namun sejauh ini ritual tersebut dengan segala pirantinya terbukti berhasil menjaga hasil panen tetap bagus di sana,’’ ujarnya.

Salah satu bahan yakni air murni itu, diambil dari tujuh mata air dengan ritual puji - pujian kepada Allah SWT. Air selanjutnya disemayamkan di tempat yang khusus disediakan untuk itu, sebuah bangunan semi terbuka, bertiang enam, yang disebut sekenem. Sepanjang malam, air dibacakan doa-doa dan dilantunkan tembang. Dari sini air diarak menuju tempat acara. Sepanjang hari itu, warga desa bersukacita.

Berbagai tari tradisi ditampilkan mulai dari Genggeruk, Tapel Adam, Tandang Mendet. Selanjutnya seekor kerbau disiapkan untuk dikurbankan. Setelah disembelih, kepalanya dipersembahkan kepada tanah untuk ditanam dan kulitnya akan dibagikan ke seluruh warga petani.

Bayu Windya menuturkan, ritual ini digelar berdasarkan kebersamaan dan persatuan. Leluhur orang Lombok sangat mengerti bahwa hanya persatuan yang akan menyelamatkan kehidupan. ‘’Sama dengan Presiden Jokowi.yang kumpulkan mata air dari 34 prov dari se-Indonesia di IKN beberapa waktu lalu,’’ katanya.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Kabupaten Lombok Timur Muhammad Nursandi menyebutkan, kegiatan ini berbarengan dengan acara Konferensi Teo Ekologi dan Gawe Adat Agung. Pada hari pertama konferensi, dimulai dengan Upacara Mendakin, penjemputan tamu Agung di Gumi Sembalun Bale Adat Sembalun Bumbung. Setelah itu dilakukan peletakan batu pertama Sekolah Kebudayaan Sembalun oleh Bupati Lombok Timur M. Sukiman Azmy.

Sukiman Azmy mengatakan masyarakat Sembalun berkomitmen untuk merawat tradisi leluhurnya. ‘’Ini bukti bahwa masyarakat masih merawat adat istiadatnya,’’ katanya. Ia menilai, tradisi Ngayu-ayu ini  menguatkan hubungan manusia dengan alam dan penciptanya.

Bagi pariwisata, kata Sukiman, tradisi Ngayu-ayu ini bisa memberikan dampak positif. Wisatawan tertarik berkunjung ke Sembalun. ‘’Kami berharap tradisi ini bisa menjadi benteng penjaga keseimbangan di kawasan geopark," ujarnya.

SUPRIYANTHO KHAFID

Baca juga: Tari Gandrung dan Ketangkasan Pepadu Sasak Bangkitkan Pariwisata di Lombok Barat

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Syarat Naik Gunung Rinjani dan Cara Daftar Pendakiannya

5 jam lalu

Pemandangan Gunung Rinjani dari Bukit Telu (TEMPO/Supriyantho Khafid)
5 Syarat Naik Gunung Rinjani dan Cara Daftar Pendakiannya

Untuk mendaki Gunung Rinjani ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Berikut ini beberapa syarat naik gunung Rinjani.


Festival Pesona Bau Nyale 2024 di Kawasan Mandalika Hadirkan Pertunjukan Seni Tradisional

52 hari lalu

Festival Pesona Bau Nyale 2024 di The Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. (Dok. istimewa)
Festival Pesona Bau Nyale 2024 di Kawasan Mandalika Hadirkan Pertunjukan Seni Tradisional

Festival Pesona Bau Nyale menjadi momentum untuk mempersembahkan keindahan budaya dan adat Sasak kepada dunia


Awal 2024, Pendakian ke Gunung Rinjani Ditutup selama Tiga Bulan

20 Desember 2023

Suasana pendakaian ke Gunung Rinjani.(foto dokumentasi Trip Bareng Tab).
Awal 2024, Pendakian ke Gunung Rinjani Ditutup selama Tiga Bulan

Selain karena cuaca, penutupan pendakian Gunung Rinjani dilakukan untuk pemulihan ekosistem.


Lestarikan Seni dan Budaya Lombok, Amphitheater Mahakala Rinjani Hadir di Sembalun Bumbung

3 Desember 2023

Mahakala Rinjani di Sembalun Bumbung, Lombok (Dok. Denny Rj Sembalun)
Lestarikan Seni dan Budaya Lombok, Amphitheater Mahakala Rinjani Hadir di Sembalun Bumbung

Mahakala Rinjani di Sembalun Bumbung adalah salah satu tempat atraksi yang mengusung konsep pertunjukan terbuka yang berbasis kebudayan.


Desa Senaru Juara Desa Wisata Nusantara 2023 untuk Tema Sosial Budaya

26 November 2023

Sejumlah wisatawan mengunjungi Desa Adat Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (Dok. BPPD NTB)
Desa Senaru Juara Desa Wisata Nusantara 2023 untuk Tema Sosial Budaya

Desa Senaru memiliki perpaduan alam dan kearifan budaya lokal yang membuatnya jadi salah satu desa wisata unggulan di Nusa Tenggara Barat.


5 Pemandangan Memesona di Gunung Rinjani, dari Padang Savana hingga Air Terjun

17 November 2023

Danau Segara Anak. Tempo/Aditia Noviansyah
5 Pemandangan Memesona di Gunung Rinjani, dari Padang Savana hingga Air Terjun

Menuju puncak Gunung Rinjani, pendaki akan menikmati banyak pemandangan menarik dan bisa bermalam untuk menikmatinya.


Liburan ke Sembalun Gunung Rinjani, Wisatawan Bisa Menginap di Kamar Kabin ala Camping Ground

7 November 2023

Kamar Kabin Bobocabin Sembalun di kawasan Gunung Rinjani (Dok. Bobocabin)
Liburan ke Sembalun Gunung Rinjani, Wisatawan Bisa Menginap di Kamar Kabin ala Camping Ground

Pengunjung Sembalun di Gunung Rinjani bisa merasakan menginap di kabin yang dibuat ala camping grond.


Peziarah Meninggal Terjepit di Gua Susu Gunung Rinjani

2 November 2023

Suasana pendakaian ke Gunung Rinjani.(foto dokumentasi Trip Bareng Tab).
Peziarah Meninggal Terjepit di Gua Susu Gunung Rinjani

Selasa menjelang dini hari, 31 Oktober 2023 pukul 23.18 WITA, Balai Taman Nasional Gunung Rnjani (TNGR) menerima laporan dari Kepala Resort Torean SPTN Wilayah I TNGR dan Tim Medis EMHC bahwa ada pendaki yang meninggal di lokasi Goa Susu Jalur wisata pendakian Torean Taman Nasional Gunung Rinjani.


Seorang Pendaki Gunung Rinjani Tewas Kelelahan

29 Oktober 2023

Suasana pendakaian ke Gunung Rinjani.(foto dokumentasi Trip Bareng Tab).
Seorang Pendaki Gunung Rinjani Tewas Kelelahan

Menurut keterangan, pendaki Gunung Rinjani tersebut terlihat kelelahan saat berjalan, lalu duduk untuk beristirahat.


Diserang Hama Uret, Ratusan Hektare Lahan Tebu di Lumajang Gagal Panen

19 Oktober 2023

Ilustrasi Hama Ulat. Foto: Kementerian Pertanian
Diserang Hama Uret, Ratusan Hektare Lahan Tebu di Lumajang Gagal Panen

Hama uret menyerang ratusan hektare lahan tebu di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lumajang. Akibatnya, banyak petani mengalami gagal panen.