TEMPO.CO, Jakarta - Desa wisata Kubah Basirih di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan masuk menjadi salah satu dari 50 desa terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI 2022. Desa wisata yang berada di bibir sungai Martapura itu menawarkan pengalaman wisata religi.
Sebab, di sana terdapat makam seorang ulama bernama Al Habib Hamid Bin Abbas Bahasyim atau yang dikenal dengan Habib Basirih. Kawasan makam selalu ramai dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pun terkesan bisa berkunjung ke sana. "Hari ini saya sangat bersyukur bahwa kita bisa hadir di sini di destinasi wisata religi desa wisata yang akan menjadi unggulan," kata dia dalam keterangannya, Sabtu, 2 Juni 2022.
Habib Hamid Basirih merupakan keturunan atau dzuriat Nabi Muhammad SAW sebagai generasi ke-31. Ia menghembuskan nafas terakhir di usia 90 tahun, tepatnya pada 1946. Tidak berselang lama setelah kepergian beliau, keluarga Habib Basirih memutuskan membangun Kubah Basirih sebagai bentuk legacy atau penghormatan kepada beliau atas ilmu-ilmu yang diberikan.
Bangunan kubah Habib Basirih didominasi warna hijau dan putih. Bentuk bangunan yang mengelilingi makam Habib Basirih berbentuk segi enam itu menyiratkan enam rukun iman dalam Islam.
Ketua Pokdarwis Desa Wisata Kubah Basirih yang juga merupakan cicit dari Habib Basirih Husin Luthfie mengatakan kunjungan wisatawan per hari bisa mencapai antara 5 hingga 10 ribu orang. Biasanya peziarah berasal dari Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Pulau Jawa.
“Yang paling ramai itu biasanya malam Jumat. Jadi biasanya setelah mereka (para peziarah) salat Maghrib atau Isya, mereka ke sini untuk berdoa bisa sampai jam 4 subuh. Jadi di sini itu, makin malam makin ramai,” kata Husin.
Di sekitar kubah juga terdapat makam-makam keluarga Habib Basirih. Menariknya, di sana terdapat sebuah kolam yang dulunya difungsikan sebagai sumur oleh Habib Basirih. Kemudian air kolam tersebut dipercaya memiliki khasiat oleh masyarakat. Para peziarah juga menggunakan air kolam sebagai air wudhu mereka.
“Air ini enggak pernah kering, meskipun kemarau. Dan kalau air sungai kan asin, sementara air ini tidak. Jadi banyak orang yang meminum air kolam ini,” ujar Husin.
Selain ziarah, ternyata banyak kegiatan lainnya yang biasa dilakukan oleh masyarakat basirih, diantaranya Baayun Maulid Nabi, Rebana, Habsi, Hadrah untuk penyambutan tamu. Ada juga budaya asli, dimana masyarakat melakukan kegiatan perdagangan di tepi sungai yang sering disebut dengan pasar terapung.
Pengunjung yang akan datang ke sana juga bisa mencoba wisata susur sungai sebab Kalimantan memang terkenal dengan sebutan negeri seribu sungai. Tak lupa, tersedia beragam macam produk ekonomi kreatif dari limbah plastik yang bisa dibeli di sana, seperti tas anyaman yang dipercantik dengan kain sasirangan (kain khas Banjarmasin) bekas, meja, kursi, karpet hingga gelas hias.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan pihaknya akan terus mengembangkan desa wisata Kubah Baisrih menjadi lebih baik sesuai arahan Sandiaga. "Insya Allah Kubah Basirih ini akan terus dikembangkan sehingga menjadi destinasi wisata unggulan kota Banjarmasin," kata dia.
Baca juga: Keunggulan Desa Wisata Mangrove Pandang Tak Jemu yang Masuk 50 Besar ADWI 2022
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.