TEMPO.CO, Jakarta - Venesia telah menunda keputusannya untuk membebankan biaya baru kepada wisatawan untuk memasuki wilayah kota kanal itu. Biaya tersebut semula dijadwalkan mulai berlaku pada musim panas ini sebagai cara untuk memerangi overtourism. Kini, biaya itu tidak akan diterapkan hingga awal 2023.
Menurut rencana, pajak baru itu ditujukan untuk membatasi jumlah pengunjung harian. Warga, pelajar dan penumpang akan dibebaskan dari biaya. Pengunjung yang menginap di hotel juga akan dibebaskan karena mereka sudah membayar pajak US$ 5,33 (Rp 77.495) per malam. Biaya baru juga diperkirakan akan berubah tergantung musim.
Pada musim ramai, wisatawan mungkin harus membayar sebanyak US$ 10,66 (Rp 154 ribu) sedangkan biaya akan turun menjadi US$ 3,20 (Rp 46.526) selama waktu yang kurang populer. Sistem pemesanan dan pembayaran kini diharapkan akan berlaku pada 16 Januari 2023, menurut Dewan Kota Venesia.
Venesia yang dikunjungi lebih dari 80.000 turis per hari dan sekitar 25 juta pengunjung per tahun sebelum pandemi Covid-19 telah berusaha memerangi overtourism selama bertahun-tahun. Kota ini pertama kali mulai berbicara tentang biaya pada 2019, tetapi ditunda karena pandemi.
Setelah pandemi menghentikan pariwisata, Venesia mulai membersihkan kanal-kanal kota. Kemudian tahun lalu, Italia menyatakan saluran air di sekitar Venesia sebagai "monumen nasional", dan melarang kapal pesiar besar dari cekungan laguna dekat Lapangan St. Mark dan Kanal Giudecca.
Kapal-kapal kecil masih diperbolehkan memasuki laguna Venesia. Upaya Venesia untuk mencegah overtourism membuatnya mendapat penangguhan hukuman agar tidak dimasukkan dalam daftar bahaya Situs Warisan Dunia UNESCO.
TRAVEL AND LEISURE
Baca juga: Venesia Akan Terapkan Sistem Reservasi Tiket Masuk untuk Wisatawan pada Juni
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.