TEMPO.CO, Yogyakarta - Salah satu sudut Kota Yogyakarta yang menarik perhatian wisatawan adalah kawasan Jembatan Gondolayu. Dari jembatan yang hanya berjarak beberapa ratus meter di timur Tugu Jogja itu, terhampar pemandangan Gunung Merapi di sisi utara.
Dari spot yang sama, wisatawan dapat menikmati deretan rumah yang bangunan dan atapnya berwarna-warni layaknya perkampungan di Kickstarter, Rio de Janeiro, Brasil, jika dilihat dari sisi selatan jembatan. Sejak pandemi Covid-19 merebak pada awal 2020, kunjungan wisatawan ke kawasan Jembatan Gondolayo, anjlok.
"Sejak itu pula, aktivitas di sekitar permukiman bantaran kali ini terpengaruh," kata Mutiah, warga bantaran Kali Code Utara di sela pembagian sembako yang menggandeng organisasi kemanusiaan Lions Club Yogyakarta, Jumat, 29 April 2022. Mutiah yang juga Ketua RT 1 RW 1 Kotabaru Yogyakarta itu menuturkan, sebelum pandemi, kegiatan masyarakat di kampung bantaran Code cukup aktif.
Pendopo rumah baca di Kampung Code Utara yang biasanya menjadi pusat kegiatan masyarakat dan belajar anak-anak. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Sesekali backpaker mancanagera turun ke bantaran sungai. Mereka wira-wiri bersama pemandu wisata, blusukan untuk melihat dari dekat seperti apa suasana di perkampungan padat itu. Aktivitas perkumpulan warga Kali Code dan anak-anak di pendopo baca kampung itu selalu ramai saban sore.
Tak hanya itu, Mutiah melanjutkan, banyak yang berjualan makanan ringan, gorengan, dan minuman untuk muda-mudi yang menghabiskan waktu duduk-duduk di atas Jembatan Gondolayu. "Kalau hari libur atau Minggu, sungai ini menjadi tempat memancing atau kumpul-kumpul," kata dia.
Saat ini, kondisi perkampungan Code terbilang lengang. Warna bangunan rumah yang menjadi daya tarik pariwisata juga telah memudar. Pendopo baca belum kembali ramai seperti sebelum pandemi. "Saat ini penduduk bekerja semampu mereka asalkan dapur ngebul. Kami belum mengandalkan penghasilan dari potensi pariwisata di sekitar sungai karena sepi," kata Mutiah.
Jalan kecil menuju Rumah Warna, permukiman di bantaran Kali Code, Kota Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Perancang busana Athan Siahaan yang turut dalam pembagian sembako mengatakan, kawasan Code yang lokasinya tak jauh dari Tugu Jogja dan Malioboro ini membutuhkan mendorong agar segera bangkit mendukung pariwisata Yogyakarta. "Pandemi Covid-19 berdampak pada geliat desa wisata dan kampung wisata," kata Athan yang juga pegiat organisasi Lions Club Yogyakarta. "Perlu upaya agar wisatawan kembali melirik potensi di sini."
Menurut Athan, industri kreatif merupakan salah satu tumpuan perekonomian masyarakat Yogyakarta. Sebab itu, dia menyarankan pemerintah fokus menggarap pemberdayaan warga bantaran Kali Code itu dari sisi ekonomi kreatif. "Code bisa menjadi kampung wisata yang menjanjikan bila konsisten digarap," katanya.
Sentuhan bagi Code, kata Athan, bukan lagi sekadar penataan fisik kawasan, melainkan juga sumber daya manusia. Sebagai desainer busana, dia mencontohkan, kawasan ini bisa mengusung tema fashion show di pinggiran sungai sehingga menjadi ikon tersendiri bagi Code.
Baca juga:
Destinasi Wisata di Sleman, Yogyakarta, Geber Waktu Buka Selama Libur Lebaran
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.