TEMPO.CO, Jakarta - Meningkatnya minat terhadap sektor pariwisata membuat semua orang memesan tiket bepergian belakangan ini. Meskipun mayoritas pelaku perjalanan sudah mendapatkan vaksinasi secara lengkap, risiko terpapar virus Covid-19 tetap ada.
Maka dari itu, penting bagi para pelaku perjalanan, terutama mereka yang bepergian ke luar negeri untuk mengetahui prosedur ketika seseorang dikonfirmasi positif Covid-19 selama bepergian.
Sementara banyak negara melonggarkan pembatasan perjalanan mereka, varian baru telah menyebabkan ketidakpastian global dan lebih banyak infeksi. Jika merencanakan perjalanan, pelaku perjalanan harus memahami peraturan di tempat tujuan dan bersiap untuk kemungkinan tes positif. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika pelaku perjalanan mengalami gejala maupun sudah terkonfirmasi positif Covid-19, menurut Lonely Planet:
Apa yang dapat dilakukan untuk bersiap menghadapi potensi infeksi Covid-19?
Mengharapkan hal yang tidak terduga adalah bagian penting dari perjalanan era pandemi, tetapi yang lebih penting adalah berpikir ke depan sehingga seseorang siap ketika keadaan menjadi buruk. Mulailah dengan memesan transportasi dan penginapan yang fleksibel. Cari tahu terlebih dahulu apakah perusahaan mengembalikan dana pembatalan menit terakhir, mengizinkan pertukaran, atau menutupi biaya terkait Covid-19 yang tidak terduga.
Selanjutnya, pastikan pelaku perjalanan memiliki asuransi kesehatan yang akan melindungi saat jauh dari rumah. Membayar sendiri untuk hal-hal seperti kunjungan rumah sakit dan tes bisa menjadi mahal tanpa perlindungan yang tepat. Asuransi perjalanan komprehensif yang mencakup pengeluaran seperti karantina hotel terbukti sama pentingnya. Tak ada salahnya untuk mengeluarkan sedikit biaya sekarang, karena ke depannya mungkin bisa membantu seseorang menghemat lebih banyak pengeluaran lagi.
Jika pelaku perjalanan bergantung pada suatu obat, bawalah dengan cukup untuk kejadian tak terduga. Pastikan pelaku perjalanan mengetahui cara menghubungi dokter umum di rumah jika terjadi keadaan darurat.
Setumpuk masker medis bermutu tinggi seperti KN95 bisa berguna jika salah satu anggota perjalanan dinyatakan positif. Terakhir, sediakan ruang di koper untuk alat tes Covid-19 mandiri. Hal ini bertujuan agar pelaku perjalanan dapat melakukan tes mandiri kapanpun dimanapun ketika mulai merasakan gejala-gejala Covid-19. Penyebaran varian baru yang cepat, wisatawan mungkin ingin mempertimbangkan untuk sering melakukan tes antigen terlepas dari gejala atau persyaratan pengujian.
Apa yang harus dilakukan jika mengalami gejala covid-19 saat bepergian?
Jika mengalami tanda-tanda virus corona, prioritaskan untuk dites, lalu mengisolasi diri sampai hasilnya keluar. Semakin cepat didiagnosis, semakin cepat pelaku perjalanan dapat melindungi diri sendiri dan orang sekitar.
Jika hasil tes positif, segera beri tahu otoritas kesehatan setempat. Memberi tahu petugas dapat membantu mereka untuk memandu pelaku perjalanan melalui protokol lokal, dan memulai pelacakan kontak ke tempat-tempat yang dikunjungi. Selanjutnya, beri tahu orang terdekat yang mungkin terkena virus. Komunikasi yang jelas adalah cara terbaik untuk melindungi semua orang selama krisis kesehatan yang sedang berlangsung.
Bagaimana cara mengisolasi diri?
Lindungi orang-orang di sekitar dengan tinggal di ruang karantina yang ditentukan dan jika mungkin, gunakan toilet terpisah. Jika harus berbagi tempat, gunakan masker dan hindari kontak fisik. Selain itu, pastikan pelaku perjalanan memiliki akses ke semua barang yang diperlukan untuk masa tinggal yang lama, termasuk kebutuhan pokok seperti makanan, air, obat-obatan yang diperlukan, dan WiFi. Lamanya waktu isolasi akan tergantung pada negaranya, jadi tanyakan kepada pihak berwenang setempat dan patuhi aturan mereka. Melanggar undang-undang karantina dapat menyebabkan denda yang besar, bahkan penjara.
Dimanakah pelaku perjalanan positif Covid-19 harus menetap?
Jika tertular Covid-19, segera beri tahu tempat penginapan agar mereka dapat membantu membuat pengaturan yang tepat. Dalam banyak kasus, hotel biasanya mengizinkan pelaku perjalanan untuk memperpanjang masa tinggal dan karantina di sana. Beberapa hotel akan memindahkan tamu ke tempat karantina yang diamanatkan pemerintah, yang dapat bervariasi dari akomodasi bintang lima hingga hotel sederhana. Meskipun beberapa fasilitas ini dibayar oleh pemerintah, pelaku perjalanan lebih sering membayar sendiri tagihannya.
Airbnb menyatakan bahwa tamu yang menduga mereka sakit, tidak boleh menggunakan platform berbagi rumah untuk isolasi diri. Jika tamu sedang menginap, mereka harus menghubungi tim dukungan untuk mendapatkan bantuan dan berkomunikasi dengan tempat penginapan untuk menyusun strategi langkah selanjutnya. Lebih baik cari tahu opsi karantina sebelum bepergian. Isolasi atau karantina dapat berlangsung dari satu hingga tiga minggu, tergantung pada lokasi. Pertimbangkan akses ke hal-hal seperti lemari es, dapur kecil dan restoran terdekat saat memesan penginapan.
Bagaimana jika memerlukan perawatan medis?
Ikuti panduan dari dokter atau penyedia layanan kesehatan setempat untuk menentukan apakah pelaku perjalanan harus tinggal di rumah atau mencari perawatan. Jika menunjukkan gejala Covid-19, sangat penting untuk segera mencari perawatan medis. Ambulans dan kendaraan pribadi adalah cara teraman untuk mengakses rumah sakit terdekat. Hindari menggunakan angkutan umum atau kendaraan bersama seperti taksi atau Uber.
Namun, tidak semua sistem perawatan kesehatan diciptakan sama. Sebelum bepergian, periksa tingkat infeksi saat ini di tempat tujuan, dan apakah ada ruang untuk pasien di unit perawatan intensif. Jika pelaku perjalanan mengandalkan rumah sakit yang terbebani dan kekurangan dana, rumah sakit tersebut mungkin tidak memiliki perawatan yang dibutuhkan.
Apa yang terjadi jika hasil tes positif Covid-19 sebelum pulang dari luar negeri?
Jangan naik pesawat jika dinyatakan positif Covid-19. Semua penumpang pesawat yang terbang ke Amerika Serikat harus menunjukkan tes Covid-19 negatif yang diambil dalam satu hari keberangkatan, terlepas dari status vaksinasi. Jika tidak memenuhi persyaratan ini, maka pelaku perjalanan tidak dapat naik pesawat dan memasuki negara tersebut.
Meskipun banyak tempat melonggarkan pembatasan perjalanan mereka, beberapa negara masih memberlakukan persyaratan pengujian untuk wisatawan udara yang divaksinasi dan tidak divaksinasi Covid-19. Cari tahu peraturan terbaru negara tujuan sebelum bepergian, dan tetap waspada terhadap lanskap yang berubah selama perjalanan. Saat krisis kesehatan terus berubah, begitu juga aturan untuk wisatawan.
BERNADETTE JEANE WIDJAJA | LONELY PLANET
Baca juga: Melihat Bali yang Kembali Ramai Wisatawan Asing Setelah Ada Relaksasi Aturan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.