Di Pulau Buru ada Gunung Botak yang menjadi tempat penambangan sejak 2011. Meskipun aktivitas penambangan di gunung ini ilegal dan beberapa kali ditutup pemerintah, tapi para penambang dari Pulau Buru atau luar pulau seperti Jawa, Sulawesi, Ambon, Sumatera, masih terus berdatangan untuk menambang. Sisa penambangan meninggalkan bekas untuk lingkungan di sekitar Gunung Botak karena tercemar oleh merkuri—salah satu zat yang digunakan untuk menyaring emas.
Suasana dek 4 Kapal Dorolonda dari Ambon tujuan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Foto Dok. Yolanda Agne
Waktu menunjukkan hampir pukul 19.00 pengumuman melalui pengeras suara di kapal memberitahu, tak lama lagi kapal akan sandar di pelabuhan Namlea. Para penambang Gunung Botak mulai bebenah barang. Juan yang juga teman Darman datang, ia ditawari kerja di menggali emas oleh Iwan.
Tujuan awal Juan adalah pulang ke kampungnya, tapi dari raut wajahnya ia mulai bimbang. Iwan meyakinkan dia dengan iming-iming keberhasilan dari menambang emas. Darman disamping saya meyakinkan Juan untuk menerima tawaran itu. "Wes gelem ae, kesempatan ora teko peng loro," kata Darman dengan logat medoknya.
Namun hati Juan tetap teguh untuk pulang ke kampung, ia merantau ke Ternate untuk mencari pekerjaan tetapi tak cocok dengan Juan hingga ia memutuskan pulang. Mungkin karena usianya yang masih muda—22 tahun, membuat ia ragu melakoni pekerjaan itu, tidak seperti Darman yang sudah berpengalaman berpindah-pindah tempat untuk bekerja.
Kapal tiba di Namlea, penumpang mulai turun dan digantikan penumpang baru. Darman yang awalnya disamping saya pindah tempat tidur digantikan anak berumur 17 tahun. Badannya mungil, tetapi membawa sebuah koper berukuran sedang biru dengan tas ransel dan tas jinjing hitam. Sama seperti saya, ini perkenalan pertamanya dengan kapal.
Saya bertemu orang baru lagi. Di tiap pemberhentian selalu ada yang berbeda, pengalaman baru, kenalan baru, dan tempat baru. Orang bilang perjalanan itu salah satu cara mencari jati diri, barangkali pernyataan itu ada benarnya.
Jihan diantar ibunya hingga sampai di tempat tidur. Ibunya meminta saya membantu anaknya yang masih pertama kali berpergian dengan kapal sendirian. Situasi itu mirip dengan saya yang juga pertama kali naik kapal. Jika saya—seorang yang dewasa— merasa bingung dan takut karena perjalanan pertama seorang diri bagaimana dengan dia yang jauh lebih muda. Saya pun mencoba akrab dengan dia terlebih dahulu. Anaknya asik, suka nonton drama korea juga, perbincangan kami seru dan mengalir.