TEMPO.CO, Yogyakarta - Dalam sepekan terakhir, mendung pekat menggantung di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sejak siang hingga sore. Kondisi itu biasanya diikuti hujan dan angin kencang yang tak ayal mengagetkan masyarakat yang sedang berada di area maupun destinasi wisata.
Kawasan wisata yang sempat terdampak cukup parah diterjang hujan angin serta banjir pada Rabu, 30 Maret 2022, seperti Rumah Domes atau yang terkenal dengan Rumah Teletubbies di Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Destinasi wisata itu terkena banjir akibat meluapnya Kali Gawe.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Yogyakarta telah mengeluarkan analisis dinamika atmosfer di atas langit Yogyakarta yang berlaku Sabtu hingga Senin, 2-4 April 2022. "Dalam periode itu, masih terdapat potensi hujan dengan intensitas sedang sampai lebat yang dapat disertai kilat, petir, dan angin kencang terutama pada siang, sore, atau malam hari," kata Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono pada Sabtu, 2 April 2022.
Wilayah yang terdampak hujan dan angin kencang pada Sabtu, 2 April 2022 antara lain, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo bagian utara, Kabupaten Bantul bagian utara, dan Kabupaten Gunungkidul. Kemudian hari ini, Ahad, 3 April 2022, hujan dan angin kencang terjadi di Kota Yogyakarta, Kebupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunungkidul.
Esok hari, Senin, 4 April 2022, hujan dan angin kencang diperkirakan terjadi di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunungkidul. Warjono mengatakan situasi di Yogyakarta itu berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini. BMKG mengidentifikasi pusat tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah barat Australia membentuk daerah pertemuan angin atau konvergensi memanjang dari Banten hingga Jawa Tengah, dan terjadi belokan angin atau shearline di Jawa Timur.
Hujan deras disertai angin kencang menumbangkan pohon beringin dekat Masjid Kauman dan Keraton Yogyakarta pada Jumat sore, 1 April 2022. Dok. Istimewa
Dengan kondisi tersebut dan diperkuat kondisi ENSO pada La Nina lemah, anomali suhu muka laut di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa dan Laut Jawa umumnya di atas normal. Juga kondisi profil vertikal kelembapan udara di atas wilayah DI Yogyakarta yang cukup tinggi dan diperkuat dengan labilitas lokal oleh proses konvektif pada siang hari di wilayah sekitar pegunungan atau perbukitan.
"Kondisi-kondisi ini yang meningkatkan pertumbuhan awan hujan terutama awan Cumulonimbus di wilayah Yogyakarta," kata Warjono. Dia mengimbau masyarakat waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Bencara itu antara lain, banjir, banjir bandang, tanah longsor, hujan es, angin kencang, dan angin puting beliung.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Sleman, Makwan mengatakan, banjir di destinasi wisata Rumah Domes atau Rumah Teletubbies di Prambanan pada pekan lalu mencapai 30-50 sentimeter. "Tak ada korban luka dan jiwa dalam peristiwa banjir di Rumah Teletubbies itu. Tetapi puluhan orang lanjut usia dan anak-anak sempat mengungsi hingga malam menunggu air surut," kata dia.
Hujan angin pada sore hari juga mengejutkan masyarakat dan wisatawan yang tengah berteduh di kawasan Malioboro hingga Alun-Alun Utara, dekat Keraton Yogyakarta pada Jumat, 1 April 2022. Saat itu, ranting-ranting pohon beringin yang cukup besar di depan halaman DPR DI Yogyakarta di Jalan Malioboro tiba-tiba patah berserakan di jalur pedestrian. Sebuah pohon beringin besar dekat Alun-Alun Utara juga ambruk hingga menghalangi jalan.
Baca juga:
Wisatawan di Kota Yogyakarta Bakal Kian Ramai karena Jalur Tol
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.