TEMPO.CO, Jakarta - Great Barrier Reef, salah satu ikon pariwisata utama Australia, kini berada di bawah ancaman baru, yaitu pemutihan karang. Tingginya temperatur, sinar matahari dan polusi menjadi faktor utama yang membuatnya terancam.
“Tahun lalu adalah tahun terpanas yang pernah tercatat untuk lautan dunia. Sayangnya, karena pemutihan yang lebih parah dilaporkan di Great Barrier Reef kita tercinta, kami dapat melihat peristiwa yang menghancurkan ini menjadi lebih umum di bawah tingkat emisi gas rumah kaca yang semakin tinggi,” ungkap CEO Dewan Iklim Australia Amanda McKenzie menurut Travel Weekly Asia.
Survei udara telah melaporkan terjadinya pemutihan parah pada karang sebanyak 60 persen di sepanjang bentangan terumbu karang di Queensland. Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer tersebut mulai kehilangan warna, sekarat dan tampak memutih. Faktor penyebab utama yang disalahkan atas kerusakan terumbu karang ini adalah tingginya temperatur, pasang surut dan terlalu banyak sinar matahari serta polusi.
Status warisan dunia Great Barrier Reef pun kini diturunkan. Hal tersebut terjadi setelah delegasi dari Komite Warisan Dunia UNESCO dan ilmuwan dari Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam datang ke Australia. Mereka datang untuk mengadakan pengecekan terhadap kondisi terumbu karang dan akhirnya memutuskan untuk menurunkan status warisan dunianya.
Kunjungan wisata ke seluruh Taman Laut Great Barrier Reef mengalami penurunan sekitar 52 persen jika dibandingkan dengan 8 tahun sebelumnya. Laporan menyatakan terdapat sebanyak 1.134.500 hari kunjungan ke Great Barrier Reef untuk tahun anggaran yang berakhir 30 Juni 2021.
Tahun lalu adalah tahun terpanas dalam rekor lautan dunia dengan suhu air saat ini di sekitar bagian terumbu hingga empat derajat lebih tinggi dari rata-rata. Pemerintah Australia pun telah melakukan usaha untuk melindungi ikon pariwisatanya. Mereka telah mengumumkan investasi sebesar A$63,6 juta (Rp 685 miliar) dalam infrastruktur sains dan penelitian untuk melindungi Great Barrier Reef.
Namun, sungguh disayangkan karena usaha tersebut sia-sia. Para aktivis perubahan iklim mengklaim bahwa cara tersebut tidak akan menyelesaikan masalah Great Barrier Reef. "Untuk memberikan kesempatan bagi terumbu karang kita untuk berjuang, kita harus mengatasi masalah nomor satu: perubahan iklim. Tidak ada jumlah dana yang akan menghentikan peristiwa pemutihan ini kecuali kita menurunkan emisi kita dekade ini,” kata McKenzie.
BERNADETTE JEANE WIDJAJA | TRAVEL WEEKLY ASIA
Baca juga: Australia Longgarkan Syarat Perjalanan Internasional, Kapal Pesiar Berlayar Lagi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.