Makam Anak Cucu Pangeran Diponegoro di Tanjakan Batu Merah Ambon

Reporter

Makam Anak Cucu Pangeran Diponegoro di Ambon. Cuplikan video Youtube/Srikandi Digital
Makam Anak Cucu Pangeran Diponegoro di Ambon. Cuplikan video Youtube/Srikandi Digital

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak Pangeran Diponegoro ditangkap Letnan Jenderal Gubernur Hindia Belanda Hendrik Merkus de Kock di Magelang pada 28 Maret 1830, keluarga Diponegoro harus hidup terpisah. Beberapa ada yang ikut hingga ke pengasingan, tapi meskipun masih ada yang tinggal di Jawa.

Salah satu daerah yang menjadi tempat tinggal keturunan Pangeran Diponegoro adalah Kota Ambon. Jejak keluarga Diponegoro terlihat dari salah satu pemakaman yang berjejer kuburan para keturunan Diponegoro. Makam ini terletak di Tanjakan Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku.

Lokasinya tak jauh dari pusat Kota Ambon, hanya memakan waktu sekitar 20 menit. Beberapa keturunan Pangeran Diponegoro yang meninggal di Kota Ambon dikebumikan di sini. Dari depan makam akan terlihat gapura bertuliskan “Makam Anak Cucu Pangeran Diponegoro” dengan di dominasi warna hijau. Saat ini makam Diponegoro dikelola oleh warga setempat yang sering membersihkan tempat tersebut.

Beberapa anak-cucu Diponegoro yang lahir dan besar di luar Jawa mengalami hilangnya identitas sebagai orang Jawa lantaran telah lama meninggalkan Jawa. “Di Ambon dibilang orang Jawa, tapi di Jawa sendiri mereka dibilang orang Ambon,” kata Roni Sadewo, keturunan Pangeran Diponegoro, saat diwawancarai Tempo pada Januari 2014.

Ia juga menjelaskan kedatangan anak-cucu Pangeran Diponegoro ke Jawa terjadi sebelum masa kemerdekaan Indonesia. Menurut Roni Presiden Soekarno adalah pengagum Diponegoro, karena itu atas bantuan Soekarno, anak-cucu Diponegoro bisa kembali. “Tapi tidak di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Melainkan di Cimahi” kata Roni.

Anak-cucu Diponegoro yang tertinggal di pulau Jawa juga sengsara lantaran tidak bisa mengaku sebagai keturunan Diponegoro, dengan alasan keamanan. Karena itu keturunan Diponegoro yang tinggal di Jawa tak mengenal satu sama lain.

Hikayat Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro adalah putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III. Ia Lahir di Yogyakarta pada 11 November 1785 dengan nama asli Raden Mas Ontowiryo. Ia terkenal karena kemampuannya memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa karena terjadi di Pulau Jawa. Perang ini merupakan pertempuran terbesar oleh belanda selama menjajaki kaki di Indonesia.

Sebelum ditangkap dan diasingkan Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan terhadap Belanda, karena tidak setuju dengan campur tangan Belanda terhadap urusan kerajaan. Pada 20 Juli 1825, Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi diserang di Tegalrejo sebelum perang pecah. Rumah Diponegoro dibakar, tetapi pangeran dan sebagian besar pengikutnya berhasil meloloskan diri dengan bergerak ke arah barat melewati Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo.

Mereka melakukan perjalanan hingga tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilo meter arah barat Kota Bantul. Goa tersebut dijadikan sebagai basis Pangeran Diponegoro. Selain goa tersebut, Goa Kakung yang terletak dibagian barat dijadikan tempat pertapaannya.

Belanda kembali melakukan penyerangan terhadap Diponegoro pada 1827 dengan menggunakan sistem benteng sehingga pasukan Diponegoro terjepit. Perlahan orang-orang Pangeran ditangkap, pada 1829 Kyai Mojo pemimpin spiritual pemberontakan ditangkap, mneyusul Pangeran Mangkubumi dan panglima Alibasah Sentot Prawirodirjo menyerah kepada Belanda.

Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado dan dipindahkan ke Makassar hingga akhir hayatnya ia habiskan di Benteng Rotterdam pada 8 Januari 1855.

Perang Pangeran Diponegoro yang menghabiskan waktu selama 5 tahun mulai 1825 hingga 1830 ini menelan korban sebanyak 200.000 jiwa penduduk Jawa. Sedangkan pasukan Belanda tewas mencapai 8.000 jiwa.

YOLANDA AGNE

Baca: Hari ini, 192 Tahun Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda dalam Tipu Muslihat

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.




Berita Selanjutnya





Susi Pudjiastuti Kasih Jempol Bebasnya Robison Saul dari Pidana, Penolak Tambang Mas Sangihe

2 hari lalu

Robison Saul. Instagram/save.sangihe
Susi Pudjiastuti Kasih Jempol Bebasnya Robison Saul dari Pidana, Penolak Tambang Mas Sangihe

Robison Saul telah bebas dari hukuman penjara sebagai buntut aksinya dalam penolakan Tambang Mas Sangihe. Susi Pudjiastuti kasih jempol.


Kue Herkules, Sajian Menu Takjil dari Ambon: Begini Cara Membuatnya

4 hari lalu

Kue herkules. Cookpad.com/Daesy Nathasya
Kue Herkules, Sajian Menu Takjil dari Ambon: Begini Cara Membuatnya

Kue menu takjil populer ini terbuat dari tepung custard, agar-agar, santan, jagung manis, dan bahan lainnya.


Gempa M5,0 Guncang Pantai Maluku Barat Daya, Akibat Subduksi Laut Banda

5 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa M5,0 Guncang Pantai Maluku Barat Daya, Akibat Subduksi Laut Banda

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.


Info Gempa Terkini BMKG: Seram Maluku dan Bantul Yogyakarta Terguncang

5 hari lalu

Ilustrasi gempa. geo.tv
Info Gempa Terkini BMKG: Seram Maluku dan Bantul Yogyakarta Terguncang

Info gempa terkini BMKG, Minggu 26 Maret 2023, mencatat guncangan hingga skala IV MMI telah terjadi Seram bagian timur, Maluku.


Keistimewaan Masjid Raya Al-Fatah di Ambon, Kisah Pasukan Berkuda Berjubah Putih

7 hari lalu

Masjid Raya Al-Fatah Ambon. wikipedia.org
Keistimewaan Masjid Raya Al-Fatah di Ambon, Kisah Pasukan Berkuda Berjubah Putih

Tak hanya digunakan untuk beribadah, Masjid Raya Al-Fatah di Ambon ini menjadi destinasi wisata religi. Ada kisah pasukan berkuda kenakan jubah putih.


Hilal Tak Terlihat dari Maluku, Kemenag Sebut Tertutup Awan Tebal

9 hari lalu

Ilustrasi melihat Hilal. Garry Andrew Lotulung/Getty Images
Hilal Tak Terlihat dari Maluku, Kemenag Sebut Tertutup Awan Tebal

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Maluku menyatakan hilal tidak terlihat karena pengaruh cuaca berawan


Pendonor Transplantasi Ginjal Harus Penuhi 15 Syarat Ini

11 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Pendonor Transplantasi Ginjal Harus Penuhi 15 Syarat Ini

Pendonor transplantasi ginjal setidaknya harus memenuhi 15 syarat ini antara lain usia 18-60 tahun, tidak diabetes dan autoimun.


Operasi Transplantasi Ginjal Pertama di Indonesia Timur Berhasil Dilakukan Tim RSUP Kandou Manado

12 hari lalu

Tangkapan layar, Ketua Tim Transplantasi Ginjal RSUP Kandou Wim Damopolii ketika menyampaikan keterangan pers mengenai pelaksanaan transplantasi ginjal pada Sabtu, 18 Maret 2023. (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)
Operasi Transplantasi Ginjal Pertama di Indonesia Timur Berhasil Dilakukan Tim RSUP Kandou Manado

Operasi transplantasi ginjal pertama di Indonesia bagian Timur berhasil dilaksanakan pada Sabtu, 18 Maret 2023 oleh tim dokter di RSUP Kandou Manado.


Mengenal Ngaben, Tradisi Pembakaran Mayat di Bali, Begini Urutannya

13 hari lalu

Wisatawan mengabadikan prosesi pembakaran peti berbentuk lembu yang berisi jenazah Raja Pemecutan XI Anak Agung Ngurah Manik Parasara saat upacara ngaben di Denpasar, Bali, Jumat 21 Januari 2022. Upacara ngaben Raja Pemecutan XI yang merupakan upacara berskala besar tersebut disaksikan ribuan warga dan wisatawan. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Mengenal Ngaben, Tradisi Pembakaran Mayat di Bali, Begini Urutannya

Sebagian orang sudah tidak asing lagi dengan tradisi Ngaben yang dilakukan di Bali. Namun, sudah tahukah apa makna dan tata cara tradisi ini?


Menyambut Bulan Ramadan, Berikut Tempat Berburu Takjil di Ambon

14 hari lalu

Sejumlah pedagang menunggu jualannya saat Pasar Takjil Ramadan di Jalan Sultan Baabullah, Kota Ambon, Provinsi Maluku, Minggu, 3 April 2022. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Menyambut Bulan Ramadan, Berikut Tempat Berburu Takjil di Ambon

Di depan Masjid Raya AL Fatah di Ambon tak lama lagi akan ramai penjual beragam jajanan takjil saat bulan Ramadan.