Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wisata Kuliner Kopi Keliling di Bandung, Versi Kereta Angin sampai Mobil Van

image-gnews
Angga, meracik kopi untuk pelanggannya di Bandung, Jawa Barat, 11 Maret 2022. Angga berjualan kopi menggunakan sepeda yang mangkal setiap hari di trotoar Jalan Taman Cibeunying. TEMPO/Prima mulia
Angga, meracik kopi untuk pelanggannya di Bandung, Jawa Barat, 11 Maret 2022. Angga berjualan kopi menggunakan sepeda yang mangkal setiap hari di trotoar Jalan Taman Cibeunying. TEMPO/Prima mulia
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Sepasang kotak kayu mengapit roda belakang kereta angin jenis city bike berwarna putih gading. Di dalam kotak kayu itu tersimpan aneka peralatan, seperti kompor portabel, gas kaleng, gelas, air, dan kopi. Serangkaian huruf sambung tertera pada pintu kotak. Tulisannya: freshly made coffee here, seolah menegaskan kehadirannya di jalanan Kota Bandung.

Angga Gilang Ramadhan, 30 tahun, mengayuh sepeda itu beserta beban seberat 8 kilogram dari rumahnya di daerah Cikutra ke Taman Cibeunying. Jadwal rutin jualan kopi di sana mulai pukul 08.00 sampai 12.00 WIB, berlanjut sesi kedua pada pukul 20.00 hingga 23.00 WIB. Sebetulnya, kata dia, konsep berdagangnya tidak berkeliling kota, melainkan menetap atau mangkal. "Saya berjualan setiap hari, tetapi ada libur yang random tergantung mood," kata Angga pada Kamis, 10 Maret 2022.

Dia merintis usaha kopi seduh pada 21 November 2020 di kawasan Jalan Dago. Namun karena ruas jalan itu sering ditutup, Angga pindah ke Jalan Saparua. Sempat menetap beberapa bulan, dia harus hengkang lagi karena diusir polisi sampai tiga kali di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. Di tempat yang sekarang, di Taman Cibeunying, usahanya berjalan dengan baik. Saban hari, Angga membuat 15 sampai 20 cangkir kopi.

Usaha kopi keliling ini bergulir setelah Angga terkena pemutusan kerja di masa pandemi. Sempat mencari pekerjaan baru, namun sulit didapat. Kemudian dia berpikir untuk berjualan. "Keterampilan yang saya punya cuma bikin kopi," ujarnya. Proses belajarnya seiring pengalaman kerja di kedai kopi sejak 2011.

Inspirasinya datang dari Biji Kopling yang sudah berjualan kopi keliling dengan mengendarai sepeda motor Vespa sejak 2015. Lantaran hanya punya sepeda, Agung menggenjotnya sebagai modal awal bersama uang Rp 3 juta hasil pinjaman dari teman yang kini sudah lunas. Olahan minumannya diberi label Matisti, dari kata bahasa Sansekerta yang berarti mendinginkan.

Angga memilih nama itu karena sederhana dan tidak pasaran. Matisti Beverage lengkapnya, juga berkonsep simpel dengan cita rasa spesial. Hanya memakai biji kopi arabika sesuai seleranya, Angga menyajikannya dengan teknik manual brew atau seduhan tanpa mesin dengan beragam cara. "Saya ingin mengajak konsumen membiasakan diri minum kopi asli dari biji kopi tanpa gula," kata dia.

Edukasi lainnya ke konsumen misalkan soal keragaman manfaat dari minum kopi tanpa gula. Adapun biji kopinya, antara lain berasal dari tanah Gayo, Solok, Kamojang, Banjarnegara, Flores, Toraja, dan Papua. Angga membawa biji kopi yang berbeda-beda supaya konsumen tak bosan. Angga juga melengkapi dagangannya dengan minuman kemasan, seperti es kopi susu gula aren, es thai tea, dan es cokelat. Harganya sekitar Rp 7.000 hingga Rp 15 ribu.

Kendati belum membuat kopi dalam jumlah banyak, Angga menilai pelanggannya sangat loyal. Sekitar 80 persen adalah konsumen yang sama setiap hari, sisanya pembeli baru. Mereka umumnya lelaki berusia 20 sampai 40 tahun dari berbagai kalangan. Angga tak khawatir jika bersanding dengan penjual minuman kopi kemasan saat berjualan. "Saya tidak mengambil pasar mereka karena produk dan harganya berbeda," ucapnya.

Untuk menjaga ikatan dengan pelanggan tetap, Angga konsisten berjualan setiap hari, menjaga kualitas sajian, dan melayani dengan prima. Dia tidak gentar dengan banyaknya pesaing di lini kopi karena masing-masing punya sasaran konsumen yang berbeda. Terlebih konsep berjualannya belum banyak ditemui di jalanan Kota Bandung maupun tempat lain. "Ini masih menjadi bisnis di area blue ocean karena unik dan konsumen bisa merasakan pengalaman berbeda," ujarnya.

Angga kini berencana mengembangkan usahanya dengan membuka gerai. Hanya saja, dia terkendala modal. Untuk sementara, berjualan kopi keliling atau bergaya nomaden seperti ini bakal terus dilakoni selama fisiknya masih kuat. Dia juga mendapat banyak pelajaran dari berjualan kopi di jalanan. "Saya enggak mau pelajaran itu hilang."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di taman lain, Petpark di Jalan Ciliwung, Kota Bandung, ada Brurod Coffee yang berwujud sebuah kendaraan van. Bagian belakang atau ruang bagasinya menjadi area dapur layanan. Brorud Coffee telah memangkal di sana selama enam tahun dan van tersebut juga berkeliling sejak 2012. Dulu, Brorud Coffee kerap muncul di berbagai acara musik atau kegiatan komunitas.

Pembeli menunggu pesanannya dibuat di mobil kedai kopi Brurod Coffee di pinggir trotoar Pet Park, Bandung, Jawa Barat, 10 Maret 2022. TEMPO/Prima mulia

Ada tiga unit mobil kopi keliling yang tersebar ke berbagai tempat. Namun sejak pandemi, hanya satu mobil yang keluar bersama dua karyawan yang bergantian menyajikan kopi. Buka dari siang hingga malam, pengunjung dapat memilih selusin menu kopi, seperti cappuccino, cafelatte, moccacino, dan es kopi susu. Ada pula green tea dan cokelat bagi yang tidak suka kopi.

Pemilik Brurod Coffee, Feri Triyono, 39 tahun, sajian kopinya berjenis robusta dan arabika dari Pangalengan dan Gunung Halu dengan seduhan manual. "Dalam sehari, kami membuat sekitar 30 sampai 40 gelas kopi," kata Feri pada Jumat, 11 Maret 2022. Harganya minuman panasnya Rp 13 ribu, sedangkan minuman dingin Rp 16 ribu. Pembelinya sebagian besar lelaki dengan rentang usia mayoritas 20 sampai 30 tahun.

Feri mengaku tidak punya strategi khusus untuk menjaga pelanggannya terus datang. Terkadang ketika turut melayani, dia berbincang dengan konsumen sambil kongko bareng. Dia merasa tidak perlu mengedukasi pembeli karena umumnya sudah paham dengan jenis dan rasa kopi. "Ketika datang langsung memesan menu tertentu," ujarnya. Jarang ada konsumen yang bingung atau bertanya menu kopi apa yang enak.

Kalaupun ada yang bertanya, Feri dan karyawannya memberikan rekomendasi jenis dan penyajian kopi tertentu, tergantung pemesannya. "Ibu-ibu atau cewek umumnya lebih sukanya kopi yang agak manis, kalau pembelinya bapak-bapak, pasti air mendidih kopi pahit," ujarnya.

Feri tetap tenang dan tak perlu bersaing dengan banyaknya kedai kopi dan pedagang kopi keliling. Menurut dia, setiap penjual kopi memiliki konsep yang berbeda satu sama lain.

Baca juga:
Apa Istimewanya Kopi Banceuy?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rekomendasi Hotel Bintang 5 di Bandung

1 hari lalu

Rekomendasi Hotel Bintang 5 di Bandung

Anda bisa melihat berbagai pilihan akomodasi di Traveloka, sekaligus menikmati promo hotel mewah.


Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

2 hari lalu

Warga menggiling biji kopi Robusta  petik merah di Desa Kali Banger, Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis, 20 Juli 2023. Harga biji kopi Robusta basah saat ini melonjak menjadi Rp11.500 per kilogram dari harga tahun lalu yang hanya Rp7.000 per kilogram, yang menurut pedagang harga tersebut merupakan termahal sepanjang sejarah kopi di Indonesia. ANTARA/Anis Efizudin
Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

5 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


Beli Tiket Konser Sheila On 7, Simak 4 Hal Ini

5 hari lalu

Sheila on 7 akan menggelar konser 'Tunggu Aku di' 5 kota besar Indonesia. Dok. Antara Suara
Beli Tiket Konser Sheila On 7, Simak 4 Hal Ini

Kota pertama konser Sheila On 7 di Samarinda pada Sabtu, 27 Juli 2024


Inilah 5 Minuman yang Dapat Memperburuk Asam Lambung

5 hari lalu

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Inilah 5 Minuman yang Dapat Memperburuk Asam Lambung

Bagi penderita asam lambung penting untuk menghindari beberapa minuman yang dapat memperburuk penyakit ini.


Inilah 5 Minuman yang Dapat Meredakan Asam Lambung

6 hari lalu

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Inilah 5 Minuman yang Dapat Meredakan Asam Lambung

Jika Anda mengalami asam lambung, tidak perlu khawatir karena terdapat beberapa minuman yang meredakan penyakit ini.


Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

6 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD (ketujuh kanan), Ketua MPR Bambang Soesatyo (delapan kanan) dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (keenam kanan) dan puluhan delegasi pimpinan MPR negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) foto bersama seusai pembukaan Konferensi Internasional secara resmi di Gedung Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Selasa 25 Oktober 2022. Konferensi Pimpinan MPR Negara-negara OKI tersebut merupakan pertemuan Internasional untuk membahas forum MPR dalam mewujudkan perdamaian dunia dan penguatan parlemen dari negara-negara Islam. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

7 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

7 hari lalu

Rumah korban Didi Hartanto usai dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Perumahan Bumi Citra Indah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa, 16 April 2024. ANTARA/Rubby Jovan
Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

Seorang pegawai honorer kementerian berusia 42 tahun dilaporkan hilang sejak 30 Maret 2024 lalu. Jasadnya ditemukan terkubur di dalam rumahnya.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

8 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.