TEMPO.CO, Jakarta - Dua tahun mengisolasi diri akibat Covid-19, Selandia Baru berencana membuka perbatasan internasional untuk beberapa wisatawan yang datang. Perdana Menteri Jacinda Ardern menjelaskan masuknya wisatawan akan menaikkan ekonomi negara itu.
Pembatasan yang dilakukan Selandia Baru merupakan upaya negara dalam menghambat masuknya Covid-19 dan dapat memastikan tingkat kematian akibat virus tersebut rendah. Akan tetapi, hal ini berdampak pada pendapatan ekonomi negara sendiri.
"Menutup pembatasan kami adalah salah satu tindakan pertama yang kami ambil untuk menghentikan Covid-19, lebih dari dua tahun lalu, dan pembukaan kembali akan memacu pemulihan ekonomi kami sepanjang sisa tahun ini," kata Ardern.
Perubahan pembatasan Covid-19 pun diharapkan mampu memperbaiki sektor-sektor yang sempat mati akibat pandemi Covid-19 seperti pariwisata internasional, lapangan pekerjaan dan transportasi jalur udara.
Ardern mengatakan kepada wartawan pada Rabu, 16 Maret 2022, bahwa wisatawan yang sudah divaksin dari Australia, sumber wisatawan terbesar Selandia Baru, bisa masuk tanpa perlu karantina mulai 12 April, bukan Juli seperti yang sudah direncanakan.
Hal ini sangat penting bagi warga Australia yang ingin pergi ke Selandia Baru untuk menghabiskan liburan Paskah bulan depan. Wisatawan dari negara-negara lainnya yang bebas visa, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura dapat berkunjung pada 1 Mei mendatang.
Wisatawan yang ingin berkunjung ke Selandia Baru diwajibkan menyerahkan bukti tes Covid-19 negatif dan sudah divaksin tanpa harus dikarantina pada saat datang. Pembatasan tidak sepenuhnya dibuka kembali sampai Oktober untuk semua wisatawan, tetapi Ardern mengatakan hal ini belum bisa diajukan.
WIBI PUTRI R | REUTERS
Baca juga: Wisatawan Singapura Kini Bebas Berlibur di Batam dan Bintan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.