TEMPO.CO, Yogyakarta - Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada atau UGM Yogyakarta mendeteksi sebaran subvarian Omicron siluman atau BA.2 di Yogyakarta. Para ahli meyakini varian yang juga disebut Son of Omicron itu menular lebih cepat dibanding Omicron BA.1.
Kendati para ahli telah menemukan varian Omicron siluman di Yogyakarta pada pekan ini, antusiasme masyarakat dan wisatatawan di sejumlah destinasi wisata tak surut. Pantauan Tempo pada Sabtu, 5 Maret 2021, wisatawan tetap memadati sejumlah spot menarik di Kota Yogyakarta hingga kawasan pantai selatan.
Wisatawan tetap ramai di Titik Nol Kilometer kawasan Malioboro hingga pantai populer, seperti Parangtritis di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Sebagian besar wisatawan yang berasal dari Jawa Tengah itu datang dengan naik kendaraan pribadi dan bus-bus pariwisata beserta identitas asal rombongannya.
"Kalau Sabtu masih belum terlalu ramai pengunjungnya. Biasanya Minggu yang penuh wisatawan," kata Suryati, seorang pemilik warung di tepi Pantai Parangtritis pada Sabtu, 5 Maret 2022. Jumlah wisatawan saat itu, menurut dia, tak sebanyak saat libur panjang pekan lalu yang disertai libur Isra Miraj. "Waktu libur panjang, tempat parkir penuh sepeda motor, mobil, sampai bus."
Wisatawan di Pantai Parangtritis Bantul Yogyakarta pada Sabtu, 5 Maret 2022. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, temuan varian baru Omicron di Yogyakarta menjadi kewaspadaan bagi masyarakat, termasuk wisatawan. "Kami belum tahu karakter Omicron siluman ini. Yang jelas, semua orang harus ekstra hati-hati dan jangan kendur protokol kesehatan," ujarnya.
Mengenai temuan varian Omicron siluman ini, Sekretaris DI Yogyakarta Kadarmanta Baskara Aji sebelumnya menuturkan, pemerintah masih membebaskan mobilitas masyarakat dan belum berencana membatasi pergerakan di perbatasan. "Pemerintah pusat meminta agar tidak terlalu mengerem ekonomi terlalu dalam," katanya. "Dengan begitu, otomatis keramaian tetap ada karena Yogyakarta adalah daerah destinasi wisata."
Pemerintah DI Yogyakarta, Aji melanjutkan, berupaya mengingatkan masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan dan menjalani vaksinasi. "Jangan sampai tak pakai masker, hindari kerumunan, rajin mencuci tangan, dan pakai aplikasi PeduliLindungi," kata dia. Hingga Sabtu, 5 Maret 2022, kasus Covid-19 baru di DI Yogyakarta masih lebih dari 2.000 kejadian.
Baca juga:
Sayembara Desain Ikon Baru Malioboro Jogja Planning Gallery Dimulai
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.