TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta dan melintasi Jalan Malioboro hingga Titik Nol Kilometer, pasti akan melihat Istana Gedung Agung. Letaknya di seberang Beteng Vredeburg.
Selama ini Istana Gedung Agung menjadi Istana Kepresidenan di Yogyakarta. Tempat itu tertutup dan dijaga ketat saat presiden singgah atau bermalam di Yogyakarta. Representasi Istana Negara itu juga merupakan tempat upacara detik-detik peringatan kemerdekaan RI setiap 17 Agustus.
Sebentar lagi, Istana Gedung Agung bakal dibuka untuk umum. Wisatawan boleh masuk dan terdapat berbagai kegiatan di sana. "Rencananya, Istana Gedung Agung akan menjadi sentra pertunjukan khazanah budaya yang bisa ditampilkan kepada masyarakat luas," kata Kepala Istana Kepresidenan Yogyakarta, Deni Mulyana seusai bertemu Gubernur DI Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan Yogyakarta, Senin 14 Februari 2022.
Deni menuturkan, Istana Gedung Agung yang berada di titik strategis, pusat keramaian Kota Yogyakarta dan pusat Pemerintahan DI Yogyakarta, sangat mendukung terwujudnya kolaborasi positif untuk meneguhkan Yogyakarta dengan berbagai ciri khasnya. Misalkan, memanfaatkan Istana Gedung Agung dengan peringatan hari-hari besar nasional, seperti hari kepahlawanan atau peringatan acara kenegaraan yang dikemas dengan nilai-nilai budaya.
Suasana di seputaran pagar luar Gedung Agung Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Deni menambahkan, pengelola Istana Kepresidenan Yogyakarta dan Pemerintah DI Yogyakarta sedang mematangkan konsep pemanfaatan Istana Gedung Agung sembari melihat perkembangan kasus Covid-19. Istana Gedung Agung tidak hanya bernilai bagi masyarakat Yogyakarta, tetapi punya peran besar dalam sejarah bangsa Indonesia," kata dia.
Istana Gedung Agung pernah menjadi pusat pemerintahan dan kediaman resmi Presiden Soekarno pada masa revolusi, yaitu sekitar 1946 hingga 1949. Gedung Agung juga digunakan untuk upacara dan menerima kunjungan tamu, baik dari dalam maupun luar negeri.
Deni mengatakan, pengelola Istana Gedung Agung akan menata bagian dalam dan luar serta mempertahankan nilai-nilai histori yang terkandung di dalam bangunan bersejarah tersebut. Dalam pertemuan itu, Sultan Hamengku Buwono X berharap keberadaan Gedung Agung mendukung pelestarian nilai-nilai sejarah, budaya, dan keistimewaan Yogyakarta.
Baca juga:
Wisata ke Malioboro, Ayo Mampir ke Istana Kepresidenan Yogyakarta
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.