Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tentang Travel Bubble, Strategi Perjalanan Tanpa Karantina di Tengah Pandemi

Reporter

image-gnews
Wisatawan menikmati pantai Batam View Beach Resort. Resor ini menjadi salah satu tempat wisatawan menikmati liburan dengan skema travel bubble. TEMPO | Yogi Eka Sahputra
Wisatawan menikmati pantai Batam View Beach Resort. Resor ini menjadi salah satu tempat wisatawan menikmati liburan dengan skema travel bubble. TEMPO | Yogi Eka Sahputra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi mereka yang memulai perjalanan internasional, biasanya diperlukan isolasi diri selama dua pekan untuk melihat apakah ada gejala Covid-19 yang muncul. Maka dari itu, muncul istilah travel bubble atau gelembung perjalanan yang dapat menghilangkan masa tunggu itu untuk sekelompok pelancong terpilih dari negara-negara tertentu.

“Dalam sebuah travel bubble, sekelompok negara setuju untuk membuka perbatasan mereka satu sama lain, tetapi tetap menutup perbatasan ke semua negara lain. Jadi, orang bisa bergerak bebas di dalam gelembung, tapi tidak bisa masuk dari luar,” kata Peneliti Universitas Oxford Bidang Mobilitas Sosial dan Metodologi, Per Block, dikutip dari Smithsonianmag.

Sementara kebanyakan orang berlindung di tempat dan banyak negara telah menutup perbatasan mereka untuk mencegah penyebaran virus, beberapa perjalanan penting telah diizinkan. Orang-orang bepergian untuk keadaan darurat keluarga, sementara dokter dan perawat pergi ke tempat-tempat penting untuk membantu merawat mereka yang membutuhkan.

Meskipun isolasi diri selama dua pekan telah berhasil bagi orang-orang yang kembali ke rumah atau tinggal di suatu tujuan dalam jangka panjang, menghabiskan waktu selama itu bukanlah liburan yang ideal bagi sebagian besar pelancong. Block mengatakan bahwa ide travel bubble ini adalah untuk memberikan kebebasan tambahan kepada orang-orang tanpa menyebabkan kerugian tambahan.

Gelembung perjalanan memang membutuhkan sejumlah keyakinan dan kepercayaan di negara-negara mitra dan kemampuan mereka untuk menahan virus, termasuk pengujian secara luas, pelacakan kontak dan karantina yang efektif. Itu sebabnya Block mencatat bahwa waktu termudah untuk membentuk gelembung adalah ketika dua negara tidak memiliki kasus lagi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan demikian, risikonya sangat rendah dalam mengizinkan pelancong dari negara lain lewat travel bubble. “Gelembung perjalanan juga masuk akal jika negara-negara tetangga memiliki jumlah kasus yang sama dan merespons pandemi dengan cara yang sama. Dalam hal ini, untuk kedua negara tidak perlu menutup perbatasan untuk ‘melindungi’ warganya dari insiden kasus yang lebih tinggi karena pelancong dari negara lain,” kata Block.

BERNADETTE JEANE WIDJAJA | SMITHSONIAN MAGAZINE

Baca juga: Thailand Bahas Rencana Travel Bubble dengan Cina dan Malaysia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Pemicu Kesepian dan Atasi sebelum Merusak Kesehatan Mental

2 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Kenali Pemicu Kesepian dan Atasi sebelum Merusak Kesehatan Mental

Kesepian paling banyak dialami usia 45-54 tahun dan 6 persen responden mengaku mengalami kesepian parah. Ada apa di baliknya dan cara mengatasi?


Penelitian Menyebut Melajang dan Tak Bersosialisasi Berisiko Kematian Dini

5 hari lalu

ilustrasi pria sendiri (pixabay.com)
Penelitian Menyebut Melajang dan Tak Bersosialisasi Berisiko Kematian Dini

Penelitian menemukan orang yang melajang atau tak punya pasangan lebih tua secara biologis dan kemungkinan kematian karena berbagai penyebab.


Gaet Pelancong Indonesia, Taiwan Rilis Kantor Pariwisata di Jakarta

29 hari lalu

Peresmian Kantor Layanan Pariwisata Taiwan di Jakarta yang berlokasi di GoWork Central Park/Istimewa
Gaet Pelancong Indonesia, Taiwan Rilis Kantor Pariwisata di Jakarta

Harapannya, kantor ini bisa memberikan informasi pariwisata Taiwan yang lebih ramah muslim kepada warga Indonesia.


Resorts World One Perdana Akan Berlabuh di Jakarta, Ajak Wisatawan Liburan dengan Kapal Pesiar

37 hari lalu

Resorts World One/Resorts World One
Resorts World One Perdana Akan Berlabuh di Jakarta, Ajak Wisatawan Liburan dengan Kapal Pesiar

Kapal pesiar Resorts World One berlabuh untuk pertama kali di Jakarta pada 16 Juni - 1 Juli 2024.


Gagalkan Penyelundupan Satwa Liar, Karantina Bakauheni Serahkan 2.830 Burung ke BKSDA untuk Dilepasliarkan

41 hari lalu

Petugas karantina wilayah kerja Bakauheni memeriksa ribuan ekor burung tanpa dokumen yang hendak diselundupkan pada Kamis, 15 Februari 2024. (ANTARA/HO/Karantina Bakauheni)
Gagalkan Penyelundupan Satwa Liar, Karantina Bakauheni Serahkan 2.830 Burung ke BKSDA untuk Dilepasliarkan

Petugas karantina memperoleh informasi dari masyarakat bahwa akan ada penyelundupan satwa jenis burung ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni.


5 Kereta Mewah nan Eksklusif di Dunia, Berasa Hotel Bintang Lima Berjalan

7 Januari 2024

Kereta mewah Royal Scotsman. Belmond.com
5 Kereta Mewah nan Eksklusif di Dunia, Berasa Hotel Bintang Lima Berjalan

Royal Scotsman merupakan kereta mewah di Skotlandia menawarkan pengalaman berkelas dengan interior tweed, selimut wol, dan produk kamar mandi Bamford.


Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Para penumpang bus duduk disebelah tanda silang guna menerapkan social distancing saat hari pertama pelonggaran lockdown di Manila, Filipinw, 1 Juni 2020. REUTERS/Eloisa Lopez
Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.


Inilah yang Membuat Pelancong Disabilitas Terdiskriminasi dalam Industri Pariwisata

18 Desember 2023

Ilustrasi pelancong disabilitas. Pexels/Mikhael
Inilah yang Membuat Pelancong Disabilitas Terdiskriminasi dalam Industri Pariwisata

Penyandang disabilitas sering kali tidak mendapatkan tiga hal utama yaitu informasi baik, fasilitas memadai, dan sikap positif dari orang lain.


Bertubi-tubi, Israel Alami Kekalahan Terburuk sejak Oktober Sekaligus Isolasi Diplomatik

14 Desember 2023

Tentara Israel beroperasi di distrik Shajaiya kota Gaza di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza 8 Desember 2023. Selain itu lebih dari 5.000 tentara Israel terluka dalam pertempuran di Gaza sejak 7 Oktober. REUTERS/Yossi Zeliger
Bertubi-tubi, Israel Alami Kekalahan Terburuk sejak Oktober Sekaligus Isolasi Diplomatik

Israel mengumumkan kekalahan terburuk dalam pertempuran selama lebih dari sebulan pada Rabu setelah penyergapan di reruntuhan Kota Gaza, Palestina


Kepala Badan Karantina Lepas Ekspor Asal Sumsel Rp153 Miliar, Ada Kodok Tujuan Perancis

8 Desember 2023

Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean memberikan keterangan pers usai melepas langsung ekspor menuju 12 negara sekaligus. TEMPO/Parliza Hendrawan
Kepala Badan Karantina Lepas Ekspor Asal Sumsel Rp153 Miliar, Ada Kodok Tujuan Perancis

Pelepasan ekspor hari ini turut membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.