Bila telepon genggam kamu tidak bisa isi ulang kartu e-toll, ada banyak loket warga yang menawarkan top up untuk kartu e-toll sebelum memasuki pelabuhan Merak. Ada banyak pula rest area setelah memasuki tol di Lampung yang bisa membantu kamu untuk top up. Sayang tidak tersedia ATM di kebanyakan rest area tol itu, namun ada agen-agen yang menawarkan top up kartu e-toll atau bahkan menawarkan jasa tarik uang dari semua bank. Di rest area tol Bakauheni Palembang itu juga terdapat banyak mini market di mana kamu bisa top up kartu e-toll.
Bila ternyata kamu baru menyadari saldo kartu e-toll kamu tidak cukup, kamu tidak perlu khawatir. Di gerbang tol Kramasan, jalur pembayarannya bukan dibedakan oleh ukuran mobil, melainkan berdasarkan saldo kartu e-toll. Plang di pintu itu menunjukkan ada jalur untuk mobil yang saldo cukup, ada pula jalur pembayaran untuk mobil yang saldo kurang.
Pintu Tol Kramasan pada 23 Desember 2021/Tempo.Mitra Tarigan
Ketika melewati Lampung, kami menikmati pemandangan berbagai jenis kebun. Ada kebun jagung, kebun singkong, kebun nanas. Ketika memasuki kawasan Sumatera Selatan, pemandangannya lebih banyak sawit, dari ujung ke ujung sawit terus.
Kondisi jalan di tol Bakauheni-Palembang pun beragam. Di kawasan Lampung, kondisi jalan tolnya cukup mulus. Namun ketika sudah sampai Sumatera Selatan, kondisinya tidak terlalu bagus. Sudah banyak lubang di mana-mana. Kondisi jalan yang tidak selalu mulus, membuat kami berjalan dalam kecepatan sedang. Lagipula akan sangat berbahaya bila melaju cepat ketika kanan kiri kami adalah truk-truk dengan muatan besar.
Setelah sampai Palembang, kami harus melanjutkan perjalanan lewat jalan biasa. Tol lintas Sumatera baru tersambung lagi dalam tol Pekanbaru - Dumai yang sejauh 131 kilometer. Namun dari Palembang, kami tidak sampai gerbang tol Dumai. Seorang penjaga tol setempat menyarankan kami keluar Gerbang Tol Bathin Solapan ketika hendak ke Binjai. Kami membayar sebanyak Rp 95,5 ribu di gerbang Tol Bathin Solapan.
Pemandangan di kawasan tol ini, tentu saja kebanyakan sawit. Terbayang sekali bila malam hari tiba, jalanan di daerah ini pasti gelap sekali, karena kami jarang melihat lampu jalan. Kami melewati daerah tol ini pukul 10 pagi setelah sempat menginap di Pekanbaru. Kondisi jalanan di daerah ini ada yang bagus mulus, namun sedikit ada pula yang sudah berlubang.
Pemandangan Tol Lampung pada 23 Desember 2021/Tempo.Mitra Tarigan
Salah satu yang menjadi perhatian saya adalah rest area. Sebaiknya para pelintas tol Pekanbaru-Dumai ini mengisi tangki bensin mereka penuh sebelum masuk tol. Karena dari pantauan kami, tidak ada pom bensin sama sekali.
Ada rest area yang menyediakan kamar mandi, namun kondisinya tidak nyaman. Ketika beberapa rest area di lintas Lampung-Palembang cukup megah dengan atap gedungnya selalu dihiasi ukiran khas daerahnya masing-masing, rest area di Pekanbaru-Dumai sangat sederhana. Kami sempat berhenti di rest area kilometer 81 tol Pekanbaru-Dumai itu. Toilet yang berada di rest area itu masih berupa bilik toilet darurat yang belum dibangun tetap. Biasanya toilet seperti itu kita lihat saat ada festival di taman. Sangat tidak nyaman, menurut saya.
Ada pula pesan layanan masyarakat yang terlihat di sepanjang jalan tol Pekanbaru-Dumai. Pesan yang ditulis di spanduk hitam putih itu tertulis "Dilarang Kecelakaan, Rumah Sakit Jauh". Cukup unik, ketika mengimbau masyarakat untuk berhati-hati. Di rest area itu ada pula mini market dan musala. Setelah keluar dari Gerbang Tol Bathin Solapan, kami melanjutkan perjalanan non-tol hingga kawasan Kota Tebing Tinggi.
Kami melanjutkan perjalanan tol di Tebing Tinggi setelah kami sebelumnya, menginap di kawasan Aek Kanopan. Sebelum memasuki gerbang tol Tebing Tinggi - Binjai, ada banyak sekali orang yang berjualan lemang. Ketan yang dibakar di bambu itu dijual masih dalam keadaan hangat. Lemang bisa jadi camilan kamu sebelum memasuki tol Tebing Tinggi. Jalan tolnya masih tergolong mulus, namun hanya ada 1 buah rest area sepanjang tol itu. Kami melihat sawah dan kebun karet di kanan kiri tol itu.
Pemandangan Tol di kawasan Tebing Tinggi/Tempo.Mitra Tarigan
Kami menghabiskan Rp 74 ribu ketika melintasi Tol Tebing Tinggi- Binjai. Satu hal yang juga perlu menjadi perhatian ketika melintasi tol lintas Sumatera, kita tidak bisa hanya bergantung pada Google Maps, karena masih ada beberapa area yang sinyalnya susah atau bahkan tidak ada sinyal sama sekali. Sehingga sebaiknya memantau papan jalan tujuan yang tertera, atau membawa peta yang dicetak. Bila masih ragu, kamu bisa bertanya kepada petugas tol yang terkadang ada saat kita tap untuk membayar di gerbang tol. Kami sempat bertanya arah kepada petugas, namun dia juga meminta kami untuk menghubungi nomor hot line yang tertera di papan jalan sepanjang tol tersebut.
Memang akomodasi di tol lintas Sumatera ini masih banyak yang perlu dibenahi dan dikembangkan demi kenyamanan pengguna tol. Maklum, harga tol yang cukup mahal sebaiknya disertai dengan layanan yang prima. Walau begitu, adanya tol lintas Sumatera yang masih sepotong-potong ini cukup membantu kami menghemat waktu dan tenaga. Karena bila dipaksa untuk lewat jalan non tol, ada banyak sekali tantangannya dari mulai ibu-ibu menyeberang jalan; warga lokal yang membawa motor dengan asal dan tidak mengenakan helm atau tidak ada plat nomor kendaraan; ada pula tantangan harus menyalip truk-truk besar yang menghalangi jalan lintas yang lebarnya kecil itu.
Baca: Tol Trans Sumatera Dilalui 1 Juta Kendaraan saat Libur Natal dan Tahun Baru