TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta bergeming meski sejumlah pedagang kaki lima atau PKL Malioboro berkukuh menolak pindah. Para pedagang mendapatkan informasi kalau relokasi bakal mundur hingga Februari 2022, bukan bulan ini seperti jadwal semula.
Menanggapi kabar tersebut, Sekretaris DI Yogyakarta, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, relokasi PKL Malioboro jalan terus. "Minggu depan sudah mulai. Tahap pertama adalah menentukan lapak-lapak pada pedagang dengan cara undian atau metode lain sesuai keinginan pedagang," kata Aji pada Selasa, 18 Januari 2022.
Aji belum menyebut tanggal pasti pemindahan besar-besaran PKL Malioboro yang bakal diarahkan ke dua tempat, yakni pusat UMKM di bekas gedung Bioskop Indra dan eks-lahan Dinas Pariwisata DI Yogyakarta. Dia mengatakan, pemindahan sekitar 2.000 PKL di dua tempat itu akan berlangsung bersamaan. "Target kami, awal Februari 2022 sudah relokasi semua," ujar dia.
Pemerintah Yogyakarta berharap para pedagang tak meragukan lokasi baru yang sudah disiapkan. Musababnya, dua tempat itu masih berada di kawasan jalan utama Malioboro. Tempat itu juga lebih nyaman dan para pedagang tak lagi berpindah tempat.
"Di lokasi baru itu mereka ora kudanan meneh (tidak kehujanan lagi), tidak perlu pindah-pindah karena ada tempat yang legal dan nyaman, berusaha bisa lebih baik lagi," kata Aji. Pemerintah juga sudah menyiapkan berbagai fasilitas pendukung di lapak baru, yakni toilet, co-working space, hingga tempat parkir.
Kepala Dinas Perhubungan DI Yogyakarta, Ni Made Dwipanti Indrayanti menuturkan, dalam relokasi PKL Malioboro ini, pemerintah menyediakan akses moda bagi para pedagang supaya lebih nyaman saat bongkar muat barang dagangan. Ada pula lahan parkir yang cukup memadai.
"Lahan parkir untuk PKL ini kami siapkan di daerah Beskalan, di utara bekas gedung Bioskop Indra dengan kapasitas sekitar 375 sepeda motor dan 19 mobil," kata Dwipanti. Selain di Beskalan, pemerintah juga menyediakan lahan parkir di kawasan Ketandan atau eks-kampus UPN.
Pada Senin, 17 Januari 2022, ratusan PKL Malioboro mendatangi kantor DPRD Kota Yogyakarta. Mereka memprotes relokasi yang dinilai tak transparan dan merugikan. Wakil Ketua Paguyuban Lesehan Malioboro, Bekti Leksono mengatakan, tempat relokasi sangat tidak layak, khususnya untuk pedagang lesehan.
Dia mencontohkan, pengunjung yang hendak ke lapak lesehan harus berjalan ke bagian ujung timur. Sementara untuk makan harus berjalan ke pendopo yang jaraknya 30 meter dari lapak ujung timur tadi. Sedangkan pengunjung yang membeli makanan di lapak sebelah ujung barat harus berjalan 60 meter karena harus makan di pendopo.
Baca juga:
Relokasi PKL Malioboro Mundur: Mbok 1 atau 3 Tahun Lagi Saja
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.