TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan akan menjadikan Pantai Busan sebagai kota terapung pada 2025. Nantinya siapapun dapat melihat keindahan bangunan yang berdiri di atas perairan yang indah.
Mengutip laman Times of Travel, Pemerintah Korea Selatan menargetkan kota terapung Pantai Busan akan rampung empat tahun lagi. Sebelum memulai pembangunan, pemerintah Korea Selatan harus mengantongi izin dari Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB untuk memastikan rencana tersebut bermanfaat dan tidak membahayakan lingkungan.
Seperti diketahui, daerah pesisir paling berisiko atau terkena imbas perubahan iklim. Permukaan air laut yang naik, banjir, dan cuaca yang kurang bersahabat menjadi tantangan penduduk Bumi saat ini. Tak terkecuali masyarakat yang tinggal di sekitar Pantai Busan, mereka juga megalami tantangan yang luar biasa.
Haeundae Beach, salah satu pantai yang populer di Kota Busan, Korea Selatan. Selain jadi tujuan bisnis dan MICE, Busan juga menjadi kota wisata leisure. Foto: @the.rhodes.we.travel
Saat musim hujan tiba, tak sedikit penduduk yang kehilangan tempat tinggal karena rumahnya hanyut atau mengungsi karena kebanjiran. Pemerintah Korea Selatan meyakinkan kalau proyek kota terapung ini tidak berbahaya untuk lingkungan. Mereka juga memastkan pulau buatan ini akan meminimalisir, bahkan menghilangkan risiko banjir jika air laut naik.
Kota terapung di Pantai Busan itu, diklaim tidak akan 'memberatkan' tempat lain. Musababnya, kota ini akan mampu menghasilkan sumber daya sendiri, di antaranya listrik, makanan, kebutuhan air bersih, sampai pengolahan limbah atau sampah.
Proyek kota terapung Pantai Busan Korea Selatan menggandeng United Nations Human Settlement Program (UN-Habitat) dan Oceanix yang berpengalaman membangun kota terapung di negara lain. Kota terapung tersebut rencananya seluas 75 hektare dan mampu menampung 10 ribu penduduk. Kota terapung Pantai Busan Korea Selatan terbagi menjadi enam desa dengan satu pelabuhan pusat. Setiap desa akan memiliki sekitar 1.666 penduduk.
SHELAMITA AZZAHRA | TIMES OF INDIA
Baca juga:
Imigrasi Larang WNA dari 8 Negara Afrika Masuk, kecuali untuk Agenda Ini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.