TEMPO.CO, Jakarta - Menginap di hotel ramah lingkungan merupakan salah satu cara untuk turut menjaga kelestarian alam dengan tetap merasakan akomodasi yang mewah. Untuk diketahui, industri perhotelan punya andil sekitar satu persen dari total emisi global.
Sebab itu, penting untuk memilih penginapan yang memperhatikan aspek ramah lingkungan, selain mempertimbangkan fasilitas, layanan, dan harga. Sebagai referensi, berikut sepuluh hotel ramah lingkungan seperti dikutip dari laman Tatler Asia:
- Soneva Fushi, Maladewa
Ada banyak hotel dan resor ramah lingkungan di Maladewa. Salah satunya Soneva Fushi yang termasuk pelopornya. Kepulauan Maladewa paling rentan terimbas perubahan iklim. Salah satu indikator yang paling simpel adalah jika permukaan air laut naik, maka pulau-pulau kecil di sini akan hilang. Bahkan ada yang memperkirakan kalau kepulauan Maladewa akan hilang dalam 80 tahun ke depan.Hotel Soneva Fushi menjadi hotel pertama di Maladewa yang mendaur ulang plastik. Pengelola hotel itu punya program yang intinya mendaur ulang 90 persen limbahnya menjadi berbagai benda yang bermanfaat. Sampah makanan misalkan, akan diolah menjadi pupuk kompos yang digunakan untuk tanaman di kebun. Hotel ini juga menekan penggunaan plastik dan menggandeng komunitas lokal untuk mengolah plastik menjadi produk lain yang berguna dan bernilai ekonomi.
- Blue Waters Resort and Spa, Antigua
Blue Waters Resort and Spa Antigua di Kepulauan Karibia punya satu misi besar: bebas plastik. Pengelola resor ini menempatkan sejumlah tempat isi ulang air minum dengan botol air bebas BPA gratis untuk para tamu. Sisa makanan dari hotel ini juga digunakan sebagai pakan ternak pada petani di sekitarnya. - Six Senses Con Dao, Vietnam
Hotel ini punya penangkaran penyu dan para tamu dapat melepas tukik di pantai. Pengelola Six Senses Con Dao juga bermitra dengan taman nasional setempat untuk melindungi terumbu karang dan punya laboratorium bernama Earth Lab. Di sini, para tamu bisa belajar tentang upaya mencapai lingkungan yang lestari. Selain itu, tempat tersebut mampu memproduksi pestisida alami dan memanfaatkan tanaman lokal dalam terapi perawatan tubuh. - Resor Jean-Michel Cousteau, Fiji
Hotel ini menerapkan konsep ramah lingkungan dari sisi desain dan mengajak para tamu mengenal alam dengan lebih dekat. Contohnya, menggunakan lampu hemat energi dan hanya memakai produk yang menerapkan prinsip berkelanjutan. Hotel ini punya ahli biota laut untuk membantu wisatawan menemukan keajaiban alam sekaligus memantau kondisi terumbu karang. - Capella Ubud, Indonesia
Hotel Capella Ubud terletak di Bali, Indonesia. Hotel ini berada di tengah hutan yang subur dan tiada pohon yang ditebang selama proses pembangunannya. Di sini, para tamu dilarang menggunakan plastik sekali pakai dan mengajak para tamu mengenal lebih dekat bagaimana kebudayaan masyakarat Bali. Penduduk desa di sekitar hotel juga terlibat dalam pengelolaan sampah.Capella Ubud Resort. Dok.Capellahotels.com
- H2Hotel, Amerika Serikat
Hotel ini hanya memiliki 36 kamar dengan desain bangunan yang memanfaatkan barang bekas. Perabot, furnitur, dan lantainya terbuat dari kayu bekas. Banyak ruang terbuka untuk mengurangi penggunaan lampu atau energi listrik. Salah satu "pertunjukan" menarik di hotel ini adalah suara 2.000 sendok yang berdenting saat terkena tetesan air. - Whitepod, Swiss
Hotel ini terletak di ketinggian lebih dari 1.600 meter di atas permukaan laut di Pegunungan Alpen Swiss. Hotel ini dibangun dengan menggunakan kanvas dan kayu serta menghindari gesekan dengan tanah untuk mencegah kerusakan di sekitarnya.IklanScroll Untuk MelanjutkanSegala sesuatu yang ada di hotel ini dapat teruari di alam dan limbah hotal bisa didaur ulang. Semua staf hotel adalah penduduk sekitar, sehingga mereka hanya perlu berjalan kaki untuk bekerja, mencegah emisi karbon. Desain setiap pondok penginapannya memungkinkan udara terus mengalir sehingga suhu merata.
- Brando, Polunesia Prancis
Hotel Brando terletak di Polinesia Prancis, yang dikelilingi Samudra Pasifik. Hotel yang sebelumnya dimiliki oleh Marlon Brando ini punya cita-cita menjadi surga ekologis. Hotel tersebut memanfaatkan energi matahari dan biofuel minyak kelapa.Air limbah hotel disaring untuk dialirkan ke saluran irigasi. Yang mengesankan adalah sistem pendingin ruangan mereka berasal dari bawah Samudera Pasifik sampai sedalam 900 meter. Ada alat yang mengubah air laut yang dingin menjadi air tawar yang sejuk dan mengalirkannya ke seluruh penjuru ruangan.
- Campi Ya Kanzi, Kenya
Hotel ini memiliki jejak karbon nol karena menggunakan listrik dari energi matahari. Semua limbah, baik air maupun makanan didaur ulang menjadi pupuk atau untuk menyiram tanaman. Segala mesin, baik mesin cuci, peranti masak, dan sebagainya, hanya memakai peralatan yang menyedot listrik paling rendah. - Rumah Pulau Hix, Puerto Riko
Desain penginapan ini mampu "menangkap" angin yang sejuk kemudian mengalirkannya ke segala ruangan. Sumber listrinya dari tenaga surya. Limbah air dan makanan digunakan untuk menyuburkan kebun jambu, pisang, pepaya, dan lemon yang ada di sekitar hotel.
SHELAMITA AZZAHRA | TATLER ASIA
Baca juga:
PHRI: Hotel di NTB Penuh Menjelang World Superbike
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.