TEMPO.CO, Jakarta - Proyek jalan tol Cisumdawu atau Cileunyi - Sumedang - Dawuan merupakan salah satu proyek tol yang sedang dikebut pengerjaannya oleh Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat atau PUPR.
Salah satu daya tarik jalan tol yang sedang digarap ini adalah adanya dua terowongan panjang yang menembus bukit. Ini merupakan hal baru dalam pembangunan jalan tol, yang selama ini hanya membelah bukit atau memotong bukit.
Proses pengerjaan jalan tol ini pada 30 September 2021 lalu ditinjau oleh sejumlah menteri, yakni Menteri koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi, dan tentu saja komandan proyek-proyek tol Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR Basuki Hadimuljono.
Ketiganya meninjau Tol Cisumdawu di dua titik lokasi yaitu Interchange Cileunyi dan lereng Bojongtotor.
Ada sejumlah fakta menarik dari pembangunan jalan tol Cisumdawu ini:
1. Menghubungkan tiga pusat pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat bagian utara
Jalan tol ini mendukung operasional Bandara Kertajati, Pelabuhan Patimban, serta pengembangan ekonomi kawasan Ciayu Majakuning dan Kawasan Rebana Jawa Barat.
2. Mempersingkat waktu tempuh Bandung-Bandara Kertajati
Tol Cisumdawu akan mempersingkat jarak tempuh dari Bandung Ke Bandara Kartajati yang berada di Majalengka yang pada awalnya memiliki jarak tempuh hingga sekitar 3,5 jam di peringkat menjadi 45 menit hingga satu jam pada Tol Cisumdawu.
3. Terdapat dua terowongan kembar terpanjang
Tol Cisumdawu memiliki dua struktur kembar sepanjang 472 meter dan lebar 15 meter. Terowongan tersebut dibangun oleh kontraktor asal Tiongkok, Metallurgy Corporation of China (MCC).
Terowongan juga dibangun pada lahan yang rawan longsor sehingga digunakan teknologi New Austrian Tunnelimg Method (NATM), yang memungkinkan deformasi masa batuan sebelum menstabilkan terowongan sehingga mengurangi jumlah bahan pendukung tambahan.
4. Terdiri atas 6 seksi
Seksi 1 Cileunyi-Rancakalong sepanjang 11,45 km
Seksi 2 Rancakalong-Sumedang sepanjang 17,05 km dikerjakan oleh Pemerintah sebagai bagian dari viability gap fund (VGF) guna menaikkan kelayakan investasi tol tersebut.
Saat ini progres seksi 1 secara keseluruhan sebesar 94,55%, sedangkan progres seksi 2 sebesar 95,80%.
Seksi 3-6 dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT. Citra Karya Jabar Tol (CKJT).
Untuk Seksi 3 dari Sumedang ke Cimalaka sepanjang 4,05 km konstruksinya telah rampung 100%.
Seksi 4 Cimalaka - Legok sepanjang 8,20 km konstruksinya sudah 6,59%
seksi 5 Legok - Ujungjaya sepanjang 14,9 km progres konstruksinya sebesar 20,65%
seksi 6 Ujung Jaya-Dawuan progres konstruksinya sudah 63,29%.
5. Penanganan lereng setinggi 136 meter
Beberapa alternatif dilakukan penggalian tanah atau regrading, penguatan lereng, sumuran dengan sistem pompa, serta penambahan lahan agar lereng menjadi lebih landai. Melalui 4 metode tersebut, penanganan lereng ditargetkan selesai pada Desember 2021.
5. Didanai pinjaman Cina dan BUJT
Pendanaan Tol Cisumdawu menggunakan beberapa sumber seperti dari pemerintahan Tiongkok yang merupakan bagian dari viability gap fund (VGF) dan juga investasi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Citra Karya Jabar Tol.
Dana APBN dan pinjaman dari pemerintahan Cina, digunakan untuk pembangunan seksi I dan seksi II dengan total Rp 6,6 triliun. Sedangkan seksi III hingga VI dibiayai oleh BUJT dengan investasi Rp 8,1 triliun.
6. Rencananya diresmikan Desember 2021
“Setelah melihat langsung kondisi di lapangan, saya optimis Tol Cisumdawu akan bisa mulai digunakan pada tahun 2022. Melalui tol ini, perjalanan dari Bandung sampai Kertajati nantinya bisa ditempuh dalam waktu 1 jam,” kata kata Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan.
ASMA AMIRAH
Baca juga: Jalan Tol Cisumdawu Bakal Diresmikan Desember 2021